Suasana yang seharusnya tentram, damai, dan tidak ada kericuhan. Kini terganti karena adanya keributan disana.
Ellarian sudah berusaha mempercayai kekasihnya. Tetapi apa yang ia dapatkan ketika melihat seorang yang ia kagumi, menjalin hubungan bersama orang lain? Sakit.
"Sayang, dengerin dulu penjelasan aku."
"Sayang, please.."
"I'm begging you.."
Perkataan yang terus menerus keluar ketika ingin membujuk sang kekasih.
Derimmy awalnya mempercayai apa yang dikatakan oleh Regina. Namun, ketika melihat genggaman antara Regina dan Callista yang begitu erat. Kepercayaan tersebut hilang.
"Please.. I'm just friend with her."
Apa? Teman katanya? Apakah ada teman yang saling menggenggam tangan begitu erat sembari menatapnya dengan dalam? Tidak ada.
Muak mendengar penjelasan dari kekasihnya, Derimmy berbalik untuk menatap pembohong di depannya ini. "Bullshit tau ga sih kata - kata lo?" Derimmy ingin mengeluarkan semua tangisnya. Tetapi, ketika melihat wajah yang ia benci di depannya. Ia mengurungkan niatnya. Derimmy berbalik untuk meninggalkannya. "Gue masih bingung, gue mau break." Setelahnya, ia benar - benar meninggalkan Regina. Sendirian disana.
Regina berusaha meraih kedua tangan kekasihnya, Derimmy. Tenaga nya tidak cukup untuk melawan kekasihnya yang tidak bisa mengontrol emosinya. Berkali - kali mencoba untuk meraih. Namun, dengan cepat Derimmy menghempaskan tangannya, dan berlari kearah gedung rumah sakit.
"Andai kamu tau alesan aku kayak gini, Rim."
•••
Berbeda dengan situasi Regina dan Derimmy, Ellarian dan Callista berusaha menyelesaikan masalah tersebut secara kekeluargaan di dalam restoran tersebut. Tidak ada emosi sama sekali.
"Kamu sama dia ngapain disini? Kok ga bilang sama aku? Ada hubungan apa kamu sama dia? Jawab." Pertanyaan beruntun yang ia berikan untuk kekasihnya. Callista.
Callista menarik nafas panjang, dan menjawab semua pertanyaan dari Ellarian. "Gini, kamu tau kan Derimmy bentar lagi ulang tahun?" Ellarian mengangguk sebagai jawaban. "Nah, kita tuh mau bikin dia cemburu, kamu liat disana ada handphone kan?" Callista menunjuk ke arah meja yang tidak begitu jauh dari tempat yang ia duduki. Disana terletak sebuah handphone yang sedang merekam semua kejadian yang terjadi.
Ellarian melihat ke arah handphone tersebut, dan kembali menatap kekasihnya. "Aku udah bilang sama Regina jangan ngelakuin ini. Tapi dia keras kepala." Ellarian berfikir sejenak. Apakah kekasihnya ini berkata yang sebenarnya? Atau tidak? Bingung sekali.
"Kalo kamu ga percaya, aku bisa panggil salah satu pegawai disini. Aku udah izin sama mereka untuk ngerencanain ini semua." Berhenti berfikir, Ellarian beralih untuk menatap kekasihnya dengan tajam. "Yakin kamu?" Callista mengangguk. "Iya, bentar." Callista melirik disetiap semua sudut restoran, berniat mencari salah satu pegawai yang melewati meja yang ia duduki.
Melihat pegawai yang ia cari. Callista memanggilnya. "Mba, sini." Mengenal suara yang memanggilnya, pegawai tersebut menoleh kebelakang, dan berjalan menuju ke arah mereka berdua.
"Mba, apakah betul saya merencanakan untuk memberi seseorang kejutan?" Pegawai tersebut mengangguk cepat. "Iya kak, betul." Callista beralih menatap kearah Ellarian dengan tatapan penuh kemenangan. "Liat? Aku ga bohong." Ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teacher's Pet. ( Orine )
Teen FictionO : be my pet if u want ur assigment done, cathrina. C : okay, craziest teacher. Seorang murid yang selalu gagal dalam mengerjakan salah satu mata pelajaran di sekolahnya. Sang guru mata pelajaran nya, mempunyai ide yang bisa membantu nya untuk me...