Jangan lupa voment ya. Thank you. ❤️
Publik seks, frontal, boypussy. Kalau ada typo kabarin ya hehe.
---
Jaemin rasanya ingin cepat sampai kerumah dan setelahnya langsung tidur.
Ia merasakan tubuhnya seakan remuk tak berdaya.
Hiperbola memang.
Tapi, itu lah yang ia pikirkan.
Bagaimana tidak?
Hari ini yang harusnya pulang lebih awal karna guru-guru ada rapat, alih-alih pulang lebih awal— ia malah harus membersihkan pekarangan sekolah bersama rekan osis lainnya.
Nasibnya menjadi babu sekolah.
Padahal sekolah mereka memiliki orang untuk membersihkan sekolah.
Tetapi tetap saja, osis harus melakukan itu juga. Menyebalkan!
Ingin keluar tapi konsekuensinya berat.
Keliling lapangan sekolah yang ukurannya tidak main-main sebanyak 50x, push up 100x, dan masih banyak lagi.
Gila memang. Tahu begini dari awal ia tidak masuk osis.
Jaemin melirik kearah jam di layar handphonenya.
Pukul 16.04.
Setelah berpamitan kepada rekannya yang lain, Jaemin mulai berjalan kearah luar sekolah.
Jam segini, bus sudah tidak ada. Naik taksi, mahal, uang Jaemin pun kurang.
"Naik kereta aja deh, walau desek-desekkan, tapi mau gimana lagi?" Setelah berucap begitu, ia pun mulai menuju tempat itu dengan berjalan kaki.
Benar saja, keadaan kereta sangat penuh, bahkan ia berani bertaruh, hari ini sangat penuh dibanding hari-hari biasanya. Banyak pekerja kantoran, anak kuliah dan anak sekolahan yang baru pulang— seperti dirinya.
Jaemin beberapa kali terhuyung ke depan dikarenakan keadaan yang tidak kondusif itu.
Ia menghela nafas panjang.
Tak dapat tempat duduk, belum makan, lelah, harus berdiri pula.
Sibuk dengan pemikirannya, tiba-tiba Jaemin merasakan ada yang memperhatikannya.
Ia melirik kearah kaca— kaca pintu disebelahnya.
Ternyata dibelakangnya ada seorang laki-laki yang memperhatikan dirinya dengan intens dan pandangan yang tidak bisa Jaemin tebak.
Well, cukup tampan. Jaemin pikir laki-laki itu baru pulang dari kantornya— karena pakaian yang ia pakai seperti menandakan bahwa ia pekerja kantoran.
Pandangan Jaemin mulai ke depan lagi, menghiraukan laki-laki yang menatapnya.
Tapi beberapa menit kemudian, ia mulai risih, laki-laki itu terus saja menatapnya, seakan ia adalah santapan yang akan hilang jika ia mengalihkan pandangannya barang sedetik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot Nomin
FanfictionShut, diem-diem aja ya. Frontal & 18/21+ area. Homophobic, sensitif harshwords DNI.