Ep. 2

143 17 0
                                    

________________________

"huh?" wajah kaget terpasang jelas di wajah (name). dia merasa bawa dipermainkan oleh albino di depannya, serius?

dengan segera dia berdiri dan dengan langkah kecil dia berjalan untuk mengintip dari pintu kamar dan melihat semua bagian, tapi sayangnya yang terlihat hanya lorong, akhirnya (name) mulai berjalan untuk membuka pintu sedikit lebar tetapi dia melihat Satoru berdiri di depannya.

"ada apa, sayang? kau merindukanku?" nada suaranya yang manis tetapi matanya terlihat menunjukkan ancaman kepadamu

kau sedikit mundur ketika melihat tatapan seperti itu, kau sudah sering mendapatkan tatapan seperti itu.

Satoru lalu tertawa melihat reaksiku "ada apa? tidak ada yang ingin menyakitimu, (name)" tangannya bergerak menarik tangan mungilmu menuju ruang makan, semua orang menatapmu dengan senyum hangat dan saat di meja makan kau melihat seorang wanita tua yang melihatmu dengan kasian.

"perkenalkan, Bu. dia adalah orang yang akan menjadi istriku" astaga, wajahmu segera memerah, dia melihat wajahmu yang menunduk langsung mengangkat dagumu dengan satu jari "aww, jangan seperti itu, sayang, aku-" ucapan Satoru dengan cepat terpotong. "jangan mengganggunya, Satoru. (name) mungkin akan terganggu dengan sikapmu"

Satoru mendengar perkataan ibunya segera menjauhkan tangannya dari dagu (name) lalu kembali melihat (name) dengan tatapan bercanda tetapi serius "apakah yang diucapkan ibu benar, (name)? kau merasa terganggu?" senyum terpasang di wajah pria itu.

tidak seperti dugaannya, (name) tidak menjawab pertanyaan Satoru sama sekali, senyum hilang dari wajah tampannya. Satoru lalu dengan tidak sabar langsung mencekik leher (name) lumayan kuat "JAWAB AKU, (NAME)! JANGAN MEMBUATKU MARAH!" ibu Satoru yang melihat itu semakin khawatir kepada anaknya, memang terkadang amarah Satoru bisa tidak terkendali.

ibunya langsung berteriak "SATORU!" tatapan gila Satoru tertuju pada (name) dan tidak menghiraukan sekitar, suasana sekitar tiba2 langsung mencengkram, awalnya ingin makan malam hangat malah berubah menjadi tempat Satoru melampiaskan amarahnya.

tenggorokan (name) yang semakin sakit membuatnya kesusahan berbicara belum lagi cekikan dilehernya membuatnya susah bernapas, Satoru lalu melepaskan cekikanya saat mendengar (name) berkata "a-aku tidak t-ter..ganggu" dengan usahanya menggelengkan kepala. Satoru tersenyum puas lalu mencium kening (name).

dia kembali mengedarkan pandangannya ke arah ibunya "lihat? dia tidak terganggu, Bu" ibunya yang saat itu mendengarnya langsung merasa serangan jantungnya kembali, tatapan dingin Satoru beri kepada ibunya lalu berkata kepada salah satu pelayan "panggilkan dokter"

.
.
.

(name) sekarang berbaring di tempat tidur, rasa cekikan itu masih terasa tapi itu tidak seberapa. tapi apakah dia akan tetap bertahan disini? (Name) menggelengkan kepalanya lalu segera duduk ketika pintu kamar terbuka, ya, dia kembali setelah melihat kondisi Ibunya.

Satoru lalu duduk di samping (name) lalu melihat luka di leher (name) "aku sudah bilang untuk tidak jadi anak nakal, kan?" seringai tercipta di bibir Satoru, dia bahkan tidak merasakan penyesalan apapun.

"bagaimana? apakah makan malam tadi enak?" tatapan ancaman kembali dilayangkan oleh Satoru kepada (name). (name) yang tidak ingin kejadian seperti tadi terulang lagi langsung menganggukkan kepalanya.

senyum Satoru layangkan tetapi setelahnya dia langsung melihat bibir (name) dengan senyuman. "sayang, biasakan berbicara menggunakan mulutmu sebelum aku memotong lidahmu" pandangan (name) segera merinding lalu ingin berkata tetapi tidak bisa walaupun sudah berusaha, dia takut jika lidah beneran akan di potong.

"oh? tidak ada suara? aku lupa tenggorokanmu sakit, tunggu sebentar" pria itu lalu pergi keluar dan kembali dengan air hangat dan obat di tangannya.

kau yang tidak suka obat langsung menolak ketika ingin Satoru suapi, Satoru dengan kesabaran yang terbatas langsung memaksamu untuk minum air putih lalu obat berbentuk pil yang pait itu langsung dia masukkan di mulutnya.

Satoru menggigit bibir bawah (name) dengan sedikit kuat, lalu membuat obat yang dia makan diminum dan ditelan oleh (name), ciuman masih berlanjut dan terhenti ketika Satoru melihat gadis di depannya kebahabisan nafas.

dia lalu mengangkat tangannya untuk mengelap air yang ada di pinggir bibir (name), dengan merinding dan terkejut (name) melihat Satoru dengan wajah ingin menangis, trauma yang dia rasakan kembali lagi.

"You should be happy because I'm good, don't be a bad girl, baby, I really can't tolerate you being like that, do you understand?"


















🌷TBC.


________________________

obsessed (satoruxreader) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang