Ep. 4

114 10 0
                                    

_________________________

gebrakan kuat terdengar dari meja. "SIALAN! SIALAN! APAKAH MEREKA MENCOBA BERMAIN MAIN DENGANKU?!" hembusan nafas gusar dia keluarkan. langkahnya yang panjang berjalan keluar dari ruangan dan terdapat dua orang yang melihatnya dengan tatapan takut beserta keringat dingin yang keluar dari pelipis kedua orang tersebut. senyum terpasang manis di wajah Antana yang membuat perempuan manapun tertarik kepadanya, tetapi menurut kedua orang di depannya itu adalah musibah yang bisa menghancurkan nyawa seseorang dengan sekejap.

"kau pikir ini sesuai dengan perjanjian kita, nona yurika?" gelengan di dapat yang membuat wajah sang empu marah dan mencekik wanita itu sampai lehernya berwarna biru. Pria yang berstatus sebagai suami yurika segera memohon agar istrinya dibebaskan dengan syarat dia akan mencari (name) untuk kembali kepada Antana sesuai perjanjian yang berlaku.

"a-aku..m-ohon tuan Antana, aku akan membawanya kepadamu lagi" wajah keputusasaan terlihat di mata pria itu. "oh? bagaimana jika kau berbohong lagi?" gelengan dari Zaidan semakin kuat, "tidak tuan, tapi mohon lepaskan tangan anda dari istri saya, dia bisa mati jika terus begini"

cengkraman terlepas dari leher Yurika, warna biru membekas di lehernya yang putih. Dia mengambil oksigen dengan rakus.

"2 hari, selama itu juga kalian harus mendapatkannya" lirikan Antana menandakan dirinya muak dan dengan cepat kedua orang itu ditarik keluar tanpa ditanyain pendapat tentang waktu yang dibicarakan oleh Antana.


🌷

Satoru pulang dengan darah yang tercucur di badannya, dia mulai masuk ke dalam mansion. semua pelayan melihat ke arah tua muda mereka dengan ketakutan dan tidak berani mengangkat kepala mereka.

"selamat datang, tuan muda"

sambutan Satoru terima, tapi hanya aura dingin yang menyelimuti hawa sekitar, langkah kaki Satoru menuju ke atas tangga tetapi sebelum itu Ibu Satoru lalu mendekat ke arah anaknya dengan cemas "Satoru? kau darimana saja?"

senyum manis dikeluarkan oleh Satoru "tadi hanya ada pekerjaan kecil yang harus aku urus, bu. kau tidak perlu khawatir." Senyum hilang dari wajah Satoru lalu dia berjalan menaiki tangga tanpa peduli dengan jawaban yang akan diberikan oleh ibunya.

langkah kakinya semakin dekat dengan salah satu ruangan, dia membuka kenop pintu kamar itu dan melihat ke sekitar ruangan.

senyum terlihat di wajah tampan, itu terlihat sedikit menyeramkan. tangannya mengambil sebuah cambuk, dia berjalan melihat orang di depannya ini dengan tatapan sadis. cambuk itu dilayangkan untuk mencambuk orang di depannya itu dengan kuat

"aku tidak punya banyak wak–maksudku kau tidak punya banyak waktu, sekarang katakan di mana keberadaan, (name)!"

orang di depannya meringis kesakitan dan menatap Satoru dengan ketakutan.

"t-tadi...nyonya besar–

sebelum melanjutkan perkataannya tiba tiba sebuah peluru membunuh habis orang di depannya.

mata Satoru memerah, titik kesabaran Satoru sudah habis sekarang ini juga.

Satoru berbalik sambil melihat orang yang dia kenal berada di depannya "ibu? apa yang kau lakukan disini?"

suara dingin anaknya membuat wajah perempuan tua itu takut tetapi dengan teguh dia mencondongkan pistol di depan anaknya, Satoru tertawa keras saat melihat ibunya dengan berani mencondongkan pistol di depan putranya sendiri.

langkahnya mendekat ke arah Raqule, belum lagi temperatur emosi Satoru sedang tidak teratur sekarang.

"ibuku sayang, apa yang kau lakukan?" Satoru menatap ibunya dengan dingin, dengan cepat dia mencekik ibunya dan menjepitnya di dinding

"kemana (name)?! kau tau keberadaannya kan?!!!"

teriakkan Satoru membuat air mata Raqule keluar, dia takut jika harus sekarang dibunuh oleh anaknya sendiri.

"Satoru, ibu hanya..

###

🌷TBC.

__________________________

obsessed (satoruxreader) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang