"sekarang jelaskan."
"nyonya besar, tadi bilang kepadaku untuk tidak memberitahu keberadaan nyonya (name), karna pada saat itu nyonya besar tau bahwa (name) diincar oleh musuh tuan muda. Jadi (name) nyonya kurung dan menelpon Antana, tuan. Nyonya memberikanku uang tutup mulut untuk itu tetapi dia akan membunuhku jika sampai memberitahukannya kepada tuan," pelayan yang dicambuk itu akhirnya membuka mulut dan menceritakan segala hal yang dia tau kepada Satoru, walaupun nyonya besar sudah mati, dia masih sedikit takut jika salah bicara bisa cara dia akan dibunuh.
Satoru yang menyimak ceritanya itu langsung membuat seringai, "betapa luar biasanya." ucap Satoru.
"tuan, tolong jangan sakiti saya..." sujud pelayannya agar tidak dihukum oleh atasannya itu, tetapi Satoru sudah jijik duluan ketika melihat wajah bawahannya itu. Dia memanggil salah satu anak buahnya.
"bawa dia ke ruangan bawah tanah, jangan lupa tidak memberikan dia makan untuk hari ini," ucap Satoru tanpa rasa kasihan. Anak buahnya hanya mengangguk ketika mendengar perintah dari bossnya itu, mereka mulai menyeret pelayan itu ke ruangan bawah tanah.
"TUAN MUDA!! SAYA MINTA MAAF, TOLONG MAAFKAN SAYA!!" teriakkan serta isakan tangis mulai terdengar tetapi tidak dihiraukan oleh Satoru. Semua pelayan melihat dengan kasian, tidak ada satupun yang berani menolongnya, mereka semua hanya diam membisu dan kembali dengan pekerjaan mereka masing masing.
pelayan itu mulai dilempar ke sel yang di sebelahnya sudah ada mayat busuk, dia semakin menangis ketika pintu sel di tutup. lalu mata pria itu semakin melebar ketika melihat (name) digendong dengan luka dibagian punggungnya karna cambukkan yang dia rasakan pada awalnya.
dunia ini begitu kejam. tetapi yang melakukan kekejaman itu juga manusia, tanpa rasa empati kepada sesama dan hanya rasa egois serta iri dengki yang menjalar di hati pria tersebut.
***
Satoru masuk ke dalam ruangan, dia melihat Shoko mengobati wanita yang membuatnya tergila-gila itu, tetapi perlakuannya juga sangat gila. Belum ada tenggorokan (name) sembuh dari kejadian di ruang bawah tanah, gadis kecil itu harus menerima pukulan serta perlakuan kasar dari orang yang menculiknya.
"perempuan mana lagi yang kau bawa ini?" kata Shoko selaku dokter yang mengobati (name), "kau tidak perlu tau," jawab ketus Satoru.
"jika seperti ini kau akan mendapatkan karmamu, kau tau?" Balas Shoko sambil menyelesaikan pengobatannya. "Aku tidak peduli, lebih baik kau cepat pergi dari sini."
Shoko langsung menyimpan semua peralatan medisnya dan permisi untuk pergi keluar dari ruangan itu diikuti oleh anak buah Satoru.
"dasar gadis ini.." Satoru menghela nafas, tidak ada rasa penyesalan. tetapi melihat seorang gadis yang akan menjadi miliknya disakiti seperti ini membuatnya frustasi, anger issuesnya kembali mengendalikan dirinya. Untung saja gadis itu tidak mati.
Satoru mengelus pipi mulus gadis itu. "Kau lihat? sebaiknya kau menuruti perkataanku jika tidak ingin seperti ini."
hanya berbicara dengan diri sendiri membuat pria itu merasa konyol. Tentu saja tidak akan ada jawaban dari seseorang yang sedang pingsan.
tangan pria itu dia gunakan untuk mengelus ujung bibir gadis itu yang koyak karna menahan rasa sakit saat dicambuk sebelumnya. Darah dari bibir itu sudah dibersihkan membuat bibir pinknya terlihat bagus walaupun ada bekas robekan.
"aku akan membereskan tentang orang tua angkatmu besok setelah pemakaman ibuku..yang dibunuh olehmu," kekehan keluar dari mulut pria itu, tidak merasakan kesedihan apapun di dalam intonasi suaranya, hanya tenang dan tanpa emosi mendalam.
Orang dan sekaligus pelaku orang yang disuruh oleh Satoru untuk mencambuk (name) masuk ke dalam ruangan. Satoru memasang senyuman di bibirnya, dia adalah karyawan kepercayaan Satoru.
"bunuh kedua orang tua angkat (name), aku memberimu waktu dua hari untukmu, Ariel, dan lakukan tugasmu dengan bagus seperti biasanya," ucap Satoru kepada orang yang dia panggil dengan sebutan Ariel itu.
"baiklah, boss, mungkin saya akan membawa kepala mereka besok," undur Ariel dan berjalan keluar dari ruangan itu.
Satoru hanya tersenyum puas, dia juga keluar dari ruangan itu dan berjalan ke ruangan kerjanya dengan siulan.
TBC.
huh... silahkan beri kritik dan sarannya~
KAMU SEDANG MEMBACA
obsessed (satoruxreader) ✔️
Fanficsetiap tubuhku ingin pergi berjalan dari ruangan sampah ini aku terus merasa nyeri pada pergelangan kakiku. sebuah langkah kaki berjalan mendekat ke arahku, ku lihat wajahnya dengan penuh keringat dan darah, wajahku mulai merasa takut lagi 'apakah d...