Kejadian semalam kini sudah berlalu. Waktu pun sudah menunjukkan pukul 08.07 pagi.
Sosok remaja yang memakai seragam sekolah dengan dilapisi jaket hitam ditubuhnya, kini baru saja turun dari sebuah mini bus, dan sekarang dirinya berada tepat didepan pintu gerbang sekolah.
Dia terlambat, yaa tentu saja. Lagi pula siswa mana yang akan datang satu jam setelah bel sekolah berbunyi? Varrel, ahh tidak Rafael lebih tepatnya. Dia biang keladinya, siswa yang paling sering terlambat di kehidupan pertamanya. Bukan hanya belasan kali, tapi ratusan dalam enam tahun dari sekolah menengah hingga atas, dirinya selalu terlambat. Bahkan hari pertama ia sekolah menengah atas ia terlambat selama empat jam, dimana dirinya seharusnya mengikuti kegiatan ospek dari pukul enam pagi ia malah datang pada waktu semua siswa sedang beristirahat. Payah, untung saja ia pintar jika tidak untuk apa karakter sepertinya dibuat.
Dan sekarang hari pertamanya bersekolah kembali di kehidupannya yang kedua. Predikat baru untuknya, karna ia mau mengulang kembali masa sekolah menengah atas dari awal.
'baru gw lulus sekolah, sekarang gw harus balik sekolah lagi?' batinnya bersuara.
"Menyedihkan" satu kata keluar dari bibirnya.
Ia menatap datar gedung sekolah didepannya. Terlihat sangat besar dan mewah, tentu saja karna sekolah tersebut ialah sekolah yang berisi anak-anak dari kalangan atas. Termasuk dirinya.
Ini adalah hari pertama sekolah dimulai, setelah libur semester awal. Itu yang Rafael ketahui dari ingatan Varrel. Jika ia tidak mengingatnya, yakin saja dirinya akan hanya bergelung dikamar hingga sore hari.
Ia melangkahkan kakinya untuk memasuki gerbang sekolah, nampak jelas interior bangunan tersebut yang begitu mewah. Dan tentu saja Fasilitas yang begitu lengkap.
Sebelum dirinya memasuki gedung tersebut, sebuah teriakan melengking memasuki indra pendengarannya.
"VARREL ALFARES!!"
Varrel menoleh, saat namanya disebut. Ia melihat seorang gadis yang mungkin seumuran dengannya, gadis itu menghampirinya dengan catatan kecil di tangannya.
"Udah jam segini Lo baru Dateng? Gila Lo!" Gadis itu kini berada didepan nya. Dengan tangannya yang kini sedang mencatat sesuatu, lalu merobek kertas tersebut dan memberikannya pada Varrel.
Varrel hanya diam, ia menatap kertas yang disodorkan padanya. Tidak berniat mengambilnya.
"Lo makin ngeselin ya ternyata, ini ambil hukuman Lo!!" Ujar gadis itu, menarik salah satu tangan Varrel dan memberikan kertas tersebut.
"Lo udah terlambat selama satu jam lebih, dan sekarang Lo wajib bersihin semua kamar mandi di sekolah ini. Kalo ga Lo bakal berurusan ama tu ketos"
"Masih untung juga Lo ketemunya sama gw, jadi hukuman Lo masih terbilang ringan" dengan nada sombongnya ia menjelaskan.
Varrel sendiri tidak menggubrisnya. Entah siapa gadis ini, dirinya tidak mengenalnya. Ingat, dia jelmaan Rafael dan tentunya dia belum mengingat semua alur dan tokoh yang ada di dunia novel yang ia tumpangi sekarang.
Gadis dengan rambut pendek yang ia kuncir sebagian, tingginya bahkan sepantaran dengannya. wajahnya memang cantik tapi juga terbilang tampan dengan gaya rambutnya.
Cukup tidak asing, tapi percuma saja jika dia tidak mengingatnya.
Gadis itu menatap dengan seringai kecil diwajahnya. "Wahh, sebulan kaga ketemu, sekarang Lo berubah jadi orang bisu gini?" Ujarnya dengan hinaan.
"mana sifat tempramental Lo itu, biasanya juga Lo bakal nyerocos kan kalo dikasih hukuman?."
Varrel menatap gadis didepannya dengan datar, ia berbalik badan lalu melangkah meninggalkan gadis itu sendirian. Buang-buang waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
VARREL
RandomRafael Dwi Pratama Dia yang baru saja lulus dari Sekolah Menengah Atas. Yang di mana hal itu menjadi hal tragis bagi Rafael. Di hari bahagianya (mungkin) dia harus mengalami kecelakaan yang mengakibatkan nya pergi untuk selamanya. Tapi siapa yang m...