V-Chap12

6.3K 598 48
                                    

14.00

Kringg...kringg....

Bunyi bel pulang sekolah telah dibunyikan, semua siswa-siswi mulai berlalu meninggalkan ruangan Kelas masing-masing. Waktu yang kini masih terbilang siang, tapi karna memang hari ini masih awal pelajaran jadi mereka dipulangkan cepat.

"Itu anak kemana sih? Mentang-mentang jamkos main ngilang aja!"

Revan yang baru saja keluar dari kelas, ia menatap koridor sekolah yang masih dipenuhi murid yang berlalu-lalang. Matanya berkeliaran mecari seseorang, namun tidak ia temui.

"Hei, tunggu." Revan mencegat salah satu teman kelasnya yang baru saja keluar kelas, yang mana murid itu langsung berhenti di depannya.

"Lo tau ga biasanya si Varrel kemana?" Tanya nya langsung.

Dia memang belum mengenal keseluruhan teman kelasnya, jadi tidak ada salahnya jika dia tidak memanggil namanya. Toh dia juga masih murid baru.

Murid itu terdiam sesaat, "biasanya dia sering bolos di rooftop" ujar murid itu.

"Dia sering bolos?"

"Tentu, bukan hanya membolos. Selama setengah tahun dia sekolah disini, dia selalu membuat masalah. Cih, bahkan kelas ini dicap buruk hanya karna masalah yang dia perbuat." Kebencian murid itu kini nampak dari raut wajahnya.

Dia menjelaskan masalah apasaja yang Varrel perbuat, apalagi masalah Varrel yang membuat kelas mereka dicap buruk oleh semua guru, dan teman kelas lainnya.

"Gue harap lo bisa jaga jarak sama dia Van. Sebagai orang terpandang, jadi pasti lo bisa punya temen yang lebih baik dari dia." Murid itu menatap Revan dengan senyuman. Sedangkan Revan sendiri, dia malah menunjukkan ekspresi datarnya.

"Lo tau kenapa dia buat masalah?," tanya Revan.

"Gue kurang tau, tapi gue denger dia ngelakuin itu semua hanya karna merasa iri sama anak angkat dari keluarga Davindra." murid itu mendengus kecil, sebelum melanjutkan. "Dia bahkan sampe membully-nya, dan hal itu benar-benar membuat kelas kita ini jadi sangat buruk hanya karna dirinya. Semua murid disekolah ini tidak ada yang suka padanya, bahkan banyak yang membencinya. Termasuk gue."

Revan yang mendengarnya masih terdiam, namun nampak dari tatapan datarnya kini menjadi dingin.

"Siapa?"

"Huh-?" Murid itu terlihat kebingungan. Yang mana pertanyaannya langsung Revan perbaiki.

"Anak angkat Davindra, siapa?" Tanya nya dengan jelas.

Murid itu yang mengerti pun langsung membalas, "Ouh, dia Darastra Ferly Davindra. Lo pasti belum mengenalnya-" murid itu terdiam saat matanya menatap sesuatu.

"Ahh-itu dia!, lo liat gadis itu?" dia menunjuk seorang gadis yang sedang bercengkrama sembari berjalan bersama kelima orang lainnya. "Dia yang namanya Darastra, gadis yang berada tepat ditengah. Ketiga dari lima disampingnya itu dari keluarga Alexander, saudara kandung Varrel tentunya" Ucapnya.

Revan yang mendengarnya mengernyit samar. Keluarga Alexander, saudara Varrel?. "Keluarga Alexander?" Bisiknya pelan.

Namun masih bisa didengar oleh sosok didepannya. Murid itu melanjutkan kalimatnya "Yahh, Dua gadis dan remaja yang menggunakan earphone itu. Mereka dari keluarga Alexander." murid itu memelankan suaranya, dan berhenti menunjuk. Ia bahkan menunduk saat keanam orang yang dia tunjuk berjalan mendekat melewati kelasnya.

Revan, dia hanya diam saat keanam orang itu akan melewatinya. Dirinya menatap mereka semua, tidak peduli jika dia akan ditatap balik oleh mereka. Dan itu memang terjadi, dirinya ditatap oleh salah satu gadis yang ditunjuk teman kelasnya tadi. Darastra.

VARRELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang