V-Chap14

811 123 16
                                    

"Mommy...kami pulang!!"

Teriakan itu memenuhi ruangan mansion Alexander, yang awalnya sepi.

Kedua Gadis yang baru saja memasuki sebuah mansion besar milik Alexander dengan berlari riang, di ikuti saudara mereka di belakangnya yang hanya berjalan santai.

Beberapa pelayan menghampiri mereka, untuk mengambil serta membawakan tas mereka.

"Bi, dimana mom?" Rena bertanya pada salah satu pelayan disana.

Namun, pertanyaan itu langsung sirna saat sang bunda datang dari arah dapur sembari membawa nampan yang berisi cemilan favoritnya.

"Cookies!"

Rena yang melihat makanan kesukaannya, bergegas menuju wanita itu.

Saat tangan nya hampir mengambil beberapa kue, dirinya langsung di sela sang bunda sembari menjauhkan kue tersebut darinya.

"Mom-!"

"No!, kamu ganti baju dulu ke kamar, cuci tangan dan kaki, lalu boleh ambil makanan."

Luna menjauhkan kue buatannya dari sang anak, ia mengelus rambut gadis itu sebentar, lalu berjalan melewatinya dengan tenang.

Sedangkan Rena sendiri hanya bisa merengut saat sang bunda memberi perintah.

"Mommy!" Darastra menghampiri wanita itu dengan senyuman diwajahnya.

"Putri mommy sudah pulang?, gimana sekolahnya?" Tanya Luna, sembari mengelus rambut darastra.

Dia melirik pada Reni yang baru menghampirinya. Di ikuti juga kedua putranya.

"Menyenangkan mom! Ara akhirnya bisa ketemu temen-temen Ara lagi!" Ujar darastra dengan senyuman manis diwajahnya, yang membuat Luna tidak tahan untuk memeluk anak itu.

"Manisnya anak mommy" Luna berucap dengan dengan senyuman diwajahnya. Dia memeluk darastra sembari mengelus rambutnya dengan lembut untuk beberapa saat.

"Kalo gitu Ara sekarang mending susul Rena keatas, bersihin tubuh Ara biar wangi,Oky? Mommy juga udah buatin cookies untuk kalian, nanti kita bisa makan bersama" ia berucap setelah melepas pelukannya.

Darastra mengangguk senang, dia berlari kecil untuk pergi kekamarnya dan rena. meninggalkan Luna dengan saudara nya yang masih disana.

Luna kembali menatap ketiga anaknya yang masih terdiam, terutama pada anak gadis nya. Ah, anak gadis satunya ini benar-benar kebalikan dari saudara kembarnya.

Dia berpikir jika semua sifat ceria Reni telah diambil semua oleh saudara kembarnya saat mereka masih berada didalam perutnya.

Memikirkan itu membuatnya terkekeh kecil, dirinya merasa kasian tapi juga merasa lucu.

"Sayang, kamu mau cookies? Ini mom suapin buat kamu yaa" Luna mengambil satu cemilan yang ia buat, untuk diarahkan ke mulut Reni.

Reni terdiam sebentar, senyum kecil menghiasi wajah cantiknya. "Nanti saja mom. Kalo cookies nya Reni yang makan dulu, Rena pasti marah" ujar Reni.

"Ngga, mom pengin kamu duluan yang makan. Ayok buka mulut kamu, nanti Rena juga pasti lebih banyak makan dari pada kamu." Ucap Luna, nadanya terkesan memarahi sang anak, tapi dia tidak benar-benar memarahi nya.

Reni terdiam beberapa saat, matanya melirik ke lantai atas memastikan saudara kembarnya belum turun.

Saat dia akan membuka mulutnya, tiba-tiba saja seseorang dengan santainya memakan cookies itu secara langsung. Dia menatap sosok itu dengan pandangan yang sulit dijelaskan. Sementara sang empu yang menjadi tersangka, hanya menatap balik sang adik dengan alis terangkat. Mulutnya masih mengunyah makanan yang baru saja ia rebut dari sang adik dengan santainya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VARRELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang