🍂Soledad - VI🍂

205 84 536
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Jika alasan kepergianku agar luka itu hilang.

Maka jadikanlah, perjalanan ini sebagai awal mengobati hati yang luka.

Jadikan setiap lembaran perjalanan ini menjadi titik tumpu agar aku tidak kembali pada yang lalu.

Buatlah kejadian pahit menjadi kenangan indah, meski jika pada akhirnya, luka itu kembali datang.

Lily Amarilis


"Bagaimana, Pak Direktur? Apa sudah ada kabar?" Di ruangan Direktur Wijaya, Lily menanyakan perihal kabar mengenai pemindahan tugas dari Jakarta ke Belanda.

Seraya memegang pena yang semula menari di atas kertas. Pak Wijaya memberikan jawaban mengenai permintaan Lily.

"Tidak bisa secepat dan semudah itu soal pemindahan tugas. Kamu harus lulus dalam mengikuti kursus Bahasa Belanda. Lagipula, di sana kamu tidak menjadi senior, semuanya harus kembali seperti awal."

Lily berpikir seraya mencerna setiap kalimat yang keluar langsung dari mulut Pak Wijaya. Kursus Bahasa Belanda? Memang seharusnya seperti itu. Tidak bisa sembarangan. Namun, apa maksud kembali dari awal? Lily tidak mengerti.

"Kembali seperti awal? Maksud Pak Wijaya?"

Pak Wijaya tersenyum dan menatap kedua mata Lily dalam.

"Maksud dari pernyataan itu adalah, kamu harus memulai sebagai junior bukan senior."

Lily bernapas lega, ia kira dirinya kembali menjadi dokter magang. Rupanya menjadi junior, tidak masalah baginya.

"Oh begitu, Lily pikir dari awal itu magang. Maaf." Gambaran senyum tertoreh pada sudut bibirnya.

"Kalau begitu, Bapak akan menjadwalkan kamu untuk mengikuti kursus Bahasa Belanda selama tiga bulan. Jika dalam tiga bulan tidak lolos, maka kamu harus menunggu tiga bulan lagi. Tidak masalah?"

Lily menggelengkan kepalanya cepat. Tidak masalah tiga bulan harus belajar Bahasa Belanda, asalkan tujuannya dipermudah.

Setelah dirasa cukup, Lily pamit dari ruangan Direktur Wijaya untuk melanjutkan kembali pekerjaannya. Hari ini, Lily akan melakukan tes DNA genetik terhadap salah satu pasien yang sebelumnya sudah melalui tahap anamnesis terhadap gejala sakit yang diderita.

Rumah sakit tempat Lily bekerja memang tidak pernah sepi. Selain melayani pasien dengan berbagai keluhan, rumah sakit itu juga sering dijadikan sebagai tempat penyuluhan bagi mahasiswa kedokteran. Mulai dari belajar dan praktek menggunakan boneka manekin.

Lily berjalan memasuki ruangannya. Baru juga mendaratkan tubuhnya pada sebuah kursi, datanglah seseorang yang tak lain adalah asisten Lily, Dana Imelda. Dana sendiri sebenarnya bukan asisten tetap Lily, dirinya hanya dipanggil jika dibutuhkan. Seperti saat ini, Dana memberitahukan bahwa segala yang diperlukan Lily sudah siap di ruang tes.

Soledad [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang