🍂Soledad - X🍂

152 70 381
                                    

Memilih diam bukanlah pecundang yang takut dengan gelap, akan tetapi memilih diam sebagai titik awal ikhlas dalam hidup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Memilih diam bukanlah pecundang yang takut dengan gelap, akan tetapi memilih diam sebagai titik awal ikhlas dalam hidup.

Lily Amarilis

"Dia Rachel."

Lily cepat menyadarkan lamunannya tatkala melihat kedatangan Joshua. Lagipula, Lily tidak ingin tahu lebih dalam mengenai kehidupan Joshua, ia hanya fokus menjadi dokter pribadi laki-laki itu.

"Maaf, aku hanya penasaran dengan foto ini." Ops! Mulutnya salah bicara. Seharusnya ia tidak mengatakan hal tadi, itu sama saja dirinya ingin tahu kehidupan Joshua.

Bukannya membalas perkataan Lily, justru Joshua menanyakan maksud dan tujuan perempuan itu datang ke rumahnya.

"Lalu, untuk apa dirimu datang ke sini?" tanya Joshua.

Eh? Kenapa Joshua bertanya soal itu? Bukankah dirinya sudah mengetahui dari ayahnya? Apa jangan-jangan ayahnya belum sama sekali memberitahukan dirinya soal dokter pribadi.

"Kenapa kamu bertanya? Bukankah kamu sudah tahu hal ini?" Lily balik bertanya. Joshua menggelengkan kepalanya, dirinya benar-benar tidak mengetahui kedatangan Lily. Ia kira, Lily datang ke rumahnya atas panggilan ayahnya yang sedang ingin diobati.

Untung saja, sebelum Lily menjawab, suara langkah kaki dari anak tangga mengundang sedikit rasa lega dalam diri perempuan itu. Bukannya tidak ingin menjelaskan, hanya saja dirinya bingung harus menjelaskan pada Joshua mulai dari mana.

"Kamu sudah datang rupanya, maaf tadi saya ada sedikit urusan. Silakan duduk kembali, Joshua." Pak Nicholas memberikan kode kepada Joshua agar duduk dan mendengarkan dirinya.

Sekarang, di ruang tamu telah ada Joshua, Lily, dan Pak Nicholas. Suasananya sedikit tegang, isi kepala Lily mulai membayangkan hal yang tidak-tidak. Namun, ia segera menepis pikiran anehnya.

Pak Nicholas mulai menjelaskan maksud kedatangan Lily kepada anak laki-lakinya, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.

"Jadi begini, Nak. Lily merupakan dokter pribadi kamu agar dirimu berangsur membaik. Ayah sudah meminta izin pada Alfredo soal pekerjaan tambahan Lily."

Mendengar penjelasan singkat ayahnya, justru membuat Joshua bertanya lebih dalam, kenapa dirinya harus memiliki dokter pribadi? Penyakitnya tidak bahaya, lagipula jarak dari rumah ke rumah sakit tidak membutuhkan belasan jam diperjalanan, mengapa harus seperti ini?

"Pa, Joshua hanya sakit biasa. Bukan penyakit yang harus dikhawatirkan. Kemarin menjalani kemoterapi karena dipaksa sama Papa," sanggah Joshua. Dirinya ingin terlihat baik-baik saja dan beralasan sakit kemarin merupakan faktor kelelahan. Sedangkan, Lily diam tak bergeming, mendengarkan obrolan dengan sedikit perdebatan antara seorang ayah dan anak.

Pak Nicholas tidak ingin obrolan semakin panas dengan anaknya sendiri, memilih pergi meninggalkan Joshua dan Lily di ruang tamu. Setelah kepergian Pak Nicholas, Joshua justru berjalan menuju taman belakang.

Soledad [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang