Bab 1. Kerajaan Shammari

45 9 0
                                    

Kembali lagi di cerita Veen-Ralee.

Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya. Vote dan komen dari kalian adalah apresiasi untukku.

Baca sampai selesai, ya.

Matahari pagi menyambut bumi dengan cerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari pagi menyambut bumi dengan cerah. Embun bertengger di dedaunan. Sebuah istana megah tengah merayakan tahun baru Islam, satu Muharram. Itu sudah menjadi perayaan tahunan yang wajib dilaksanakan. Di abad ini para anggota kerajaan Islam hanya memakai pakaian kerajaan, seperti laki-laki yang memakai mantel dan celana panjang tidak ketat. Begitu juga dengan perempuan yang masih memakai rok panjang dan baju pendek dengan hiasan mewah. Hanya saja bagi perempuan yang belum menikah harus memakai cadar di wajahnya.

Kerajaan Shammari, ialah kerajaan yang terkenal dengan kehebatannya dalam berperang. Bahkan juga terkenal dalam kecanggihan senjatanya. Banyak kerajaan yang meminta suplai senjata dari kerajaan ini. Kerajaan Shammari juga memiliki kuda dan gajah yang hebat dalam berperang. Tak bisa dipungkiri banyak yang tunduk di bawah Kerajaan Shammari. Terkecuali satu kerajaan yang telah menjadi musuhnya hampir tiga abad, Kerajaan Jenggala.

Di dalam istana semua prajurit dan para penghuni istana saling bekerja sama mempersiapkan perayaan tahun baru Islam. Bahkan di wilayah kerajaan pun, para rakyat ikut merayakan. Mereka membuat perayaan makan besar bersama rakyat. Sehingga khusus hari raya tahun baru Islam, para penghuni istana selalu turun ke wilayah untuk makan dan berdoa bersama.

"Semua sudah siap?" Raja Salman Al Shammari, raja dari Kerajaan Shammari. Raja Salman bertanya pada pelayan kerajaan.

Pelayan itu mengangguk sopan, membungkukkan badannya pada sang raja. "Sudah, Yang Mulia Raja."

Raja Salman menepuk pundak pelayan laki-laki itu. "Bagus, tolong jangan sampai ada yang terlewat." Setelah itu berjalan ke wilayah utama singgasana raja.

Raja Salman ini terkenal tegas, adil, dan tak pernah salah dalam mengambil keputusan. Raja Salman juga terkenal dengan kebaikan dan keramahannya. Itulah yang membuat para rakyat sangat mencintai raja mereka. Raja Salman selalu menomorsatukan keselamatan para rakyat dan keluarganya. Namun, sayangnya Kerajaan Shammari tidak memiliki permaisuri. Istri dari Raja Salman telah kehilangan nyawa setelah melahirkan putra terakhirnya.

"Baji-Ba," panggil seorang laki-laki kecil dengan berlarian. Baji-Ba adalah panggilan dari seorang anak untuk ayahnya. Dapat disimpulkan Baji-Ba juga diartikan sebagai ayahanda.

Raja Salman menoleh ke arah belakang mendapati putra bungsunya. Ia tersenyum lebar menyambut pangeran keduanya sekaligus sebagai putra keempat. Shurafa Abiyya Muhammad Al Shammari, merupakan pangeran kedua yang berumur delapan tahun. Meski sang istri tiada setelah melahirkan Shurafa, tetapi Raja Salman tak pernah menyalahkan putranya. Ia percaya itu semua takdir Yang Maha Kuasa. Sehingga Raja Salman begitu mencintai semua anak-anaknya, termasuk Shurafa.

"Ada apa, Pangeran?" jawab Raja Salman dengan tersenyum. Dua prajurit yang mengikuti Raja Salman pun menunduk menyapa pangeran kedua mereka.

"Baji-Ba, Rafa dikejar Bhai-ja Veen." Shurafa bersembunyi di balik punggung Raja Salman ketika kedatangan kakak sekaligus pangeran pertama Kerajaan Shammari. Prajurit yang berada di sana pun membungkuk dengan sopan, menyapa Pangeran Parveen. Bhai-ja adalah sebutan kakak dari seorang adik, di Kerajaan Shammari.

Veen-RaleeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang