Bab 6. Kematian Putri Fahda

8 3 0
                                    

Kembali lagi di cerita Veen-Ralee.

Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya. Vote dan komen dari kalian adalah apresiasi untukku.

Baca sampai selesai, ya.

Di sebuah danau seorang putri tengah berlatih menembak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di sebuah danau seorang putri tengah berlatih menembak. Di dalam air, matanya fokus untuk membidik seekor burung. Netra hijaunya berada di samping shotgun miliknya. Gadis itu juga mencoba mengatur napasnya di dalam air, agar tidak kehabisan napas. Ujung shotgun di atas air telah terfokus pada burung yang terbang di atasnya. Pelatuknya ditarik berhasil membuat seekor burung merpati terjatuh.

Saralee keluar dari dalam danau itu setelah berhasil membidik mangsanya. Ia mengibaskan rambutnya yang terkena air. Pakaian berwarna merah maroon miliknya sudah basah kuyup. Tangan cantiknya melempar shotgun itu ke pinggir danau. Saralee mengembuskan napasnya. Kemampuannya semakin berkembang.

"Kau memang yang terbaik, Lady!" Pangeran pertama muncul dari balik pohon menghampiri Saralee.

Saralee berjalan keluar dari air danau. Ia menghampiri sang kakak yang datang menemuinya. Alisnya terangkat. "Sejak kapan di sini, Kak?"

Raynar terkekeh melihat wajah lucu adiknya. "Dari awal kamu di dalam air itu. Aku sudah di sini, Lady. Mengawasimu di balik pohon. Instingmu ternyata belum kuat. Kau tidak akan tahu kalau bukan aku yang mengawasimu di sana, apa yang terjadi padamu?"

Saralee menatap jengah pangeran pertama. Tentu kemampuan Raynar dalam memanipulasi kedatangannya, tak dapat diragukan lagi. Bagaimana mungkin ia melebihi kemampuannya itu.

"Sudahlah aku tak ingin berdebat. Lebih baik ambil burung itu untuk makan malam nanti." Saralee menatap beberapa ekor burung yang telah mati karena tembakannya.

"Kau mau ke mana?" Raynar menghentikan langkah Saralee.

Alis Saralee terangkat. "Kembali ke istana. Untuk apalagi memang?"

Raynar melangkah mendekati sang adik. Ia menyerahkan sebuah pakaian baru yang dibawanya dari kerajaan. "Apa kau ingin ke kerajaan dengan keadaan basah kuyup? Ambil, gantilah pakaianmu!"

Saralee mengembuskan napasnya. Tangan putihnya mengambil pakaian itu. Ia berjalan menuju gubuk tempat berganti pakaian di danau tersebut. Raynar menjaganya di luar gubuk. Beberapa menit berjalan, Saralee keluar dengan pakaian barunya. Memakai gaun kerajaan berwarna putih keunguan. Dengan rambut yang masih basah. Namun, tak melunturkan kecantikan sang putri.

"Terima ka---"

"Pangeran, Lady!" Ucapan Saralee terpotong ketika salah satu prajurit kerajaannya menghampiri mereka dengan tergesa-gesa. Pria itu memberikan hormat pada pangeran dan sang putri.

"Ada apa?" Saralee bertanya menatap prajurit itu.

Sang prajurit mencoba mengatur napasnya terlebih dahulu. "Ada berita buruk, Pangeran, Lady."

Veen-RaleeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang