Terik matahari masuk melewati celah jendela kamarnya. Astalian terbangun dan mengawali pagi dengan senyuman cerah. Hatinya terasa melegakan mengingat kejadian kemarin sore dimana ia berhasil mengatakan yang sejujurnya pada Lavelyn.
Beruntungnya, Lavelyn menerima semua itu. "Gue beruntung punya Lavelyn yang bisa mengerti apa yang gue rasa.""Ciee kenapa ngomongin aku nih,"goda seseorang.
Astalian memusatkan perhatian ke arah ambang pintu dan senyum sumringahnya terbit melihat Lavelyn melambaikan tangan ke arahnya. "Pagi sayang."
"Dalam rangka apa nih kamu datang pagi-pagi?"tanya Astalian sembari melebarkan kedua tangannya.
Lavelyn yang paham segera berjalan mendekat kemudian memberikan dekapan hangat di pagi hari. "Hari ini kamu ulang tahun. Jadi, aku masakin sesuatu buat kamu. Selamat ulang tahun Astalian."
"Makasih ya, sayang. Enak nih dimasakin calon istri. Ini semacam kode kamu secepatnya minta di nikahin ya?"goda Astalian mencolek hidung Lavelyn.
Lavelyn terkekeh ringan. "Ya bisa dibilang begitu. Udah ah, mending kamu mandi. Aku sekalian mau langsung masak."
"Kue buat aku mana?"tanya Astalian mengulurkan tangan kanannya.
Lavelyn mengangkat bahunya acuh dan malah menepuk uluran tangan Astalian. "Pagi ini sarapan dulu. Urusan kejutan dan kuenya nanti. Yang pasti, kamu bakalan kaget."
"Oww mau dong di kagetin calon istri."
Lavelyn menepuk pundak Astalian. "Udah sana mandi. Nanti dimarahin om Jeremy loh."
"Kok manggilnya masih om? Papa dong. Sebentar lagi kan jadi Papa kamu juga,"ucap Astalian.
Lavelyn memundurkan langkah. Ia tersenyum simpul, menatap penuh malu pada Astalian yang mengerutkan kening. "Nikahin aku aja dulu. Baru aku panggil om Jeremy itu Papa."
Setelahnya, Lavelyn berlari keluar dari kamar Astalian. Hal itu membuat Astalian hanya bisa tertawa. "Lucu banget calon istri. Jadi nggak sabar mau cepet di nikahin biar bisa lihat pipi merahnya tiap hari. Aa indahnya pagi ini."
.
.
Photo by Pinterest, Julie Au.
"
Wah enaknya sarapan di masakin calon istri. Makasih ya sayang,"puja Astalian memberikan senyum hangatnya.
Lavelyn mengangguk. "Sama-sama, sayang. Ayo kita langsung sarapan."
"Ini sebenarnya Lavelyn yang inisiatif datang sendiri atau kamu yang minta, Asta?"tanya Jeremy mengintrograsi.
Astalian menggeleng. "Aku bahkan kaget Lavelyn datang ke rumah. Papa nanya gini pasti kangen di romantisin kan? Makanya ayo cari mama baru untuk aku dan Kak Marvin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Cowok Idaman!
FanficIni kisah Lavelyn mengejar lelaki idaman yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Namanya Astalian Altama. Laki-laki yang bahkan tidak pernah menatap ke arahnya, tidak ingin di sentuh, irit bicara, dan selalu memejamkan mata setiap berhad...