2. Tekad

303 30 2
                                    










"Kompetisi bodoh macam apa ini! PAPA, AKU TIDAK INGIN MENIKAH!!." Teriakan Chille memenuhi ruangan pesta membuat beberapa orang terkejut dibuatnya.

Chille melangkah lebih dekat dengan papa, dia menunjuk sang papa dengan jari cantiknya itu
Dan berkata, "Maksud papa melakukan hal bodoh seperti itu apa, hah! Kalau emang papa ingin pensiun silahkan, tidak usah dengan menikahkan aku."

Derlo mendekat kearah Chille dengan tujuan untuk menenangkan pangerannya, "Pangeran tenang lah."

"Mana bisa aku tenang, Derlo." Chille menepis tangan  sang pengawal dengan keras, lalu ia melangkah lebih dekat lagi dengan sang papa.

"Achille," panggil sang papa, dengan tegas.

"Kalau kau menolak, lawan papa sekarang!."

Semua orang yang berada di situ terkejut mendengarnya. Chille langsung mengeluarkan pisau kecil dan menodongnya kearah sang papa, ia dengan cekat menggerakkan tubuhnya kesana kemari untuk mengenai tubuh sang papa, tapi sepertinya itu mustahil di sebabkan kekuatan sang papa begitu besar sehingga ia sedikit kualahan.

"Bagaimana? Kau ingin menyerah, anakku," tanya sang papa, yang saat ini sedang menahan kaki Chille  yang ingin menendangnya.

Gigi Chille mengertak pelan, ia menguatkan tendangannya agar bisa mengenai wajah sang papa, tapi gagal karena sang papa segera menarik kakinya dan melemparkan tubuhnya sehingga membuat dia terlempar kebawah sangat kencang.

"Pangeran!," teriak Derlo dan Baldwin, secara barengan.

"Papa! apa-apaan kau ini," geram Fabrice

Mengabaikan Fabrice, papa melangkah kearah dimana Chille yang sedang di obati lukanya oleh kekuatan Derlo, "Chille, kalau memang kau tidak ingin menjadi pendamping, kau bisa menjadi penggati ku tapi kau harus mengalahkan aku terlebih dahulu," perintahnya, papa segara pergi dari sana diikuti oleh beberapa pengawal.

Sang mama melihat anaknya itu sedikit iba, ia berjongkok untuk menyamai antesi anaknya itu. Mengelus pipi Chille dan berkata, "Anakku, ini memang sedikit menjengkelkan. Tapi mama tau kalau kamu anak yang keras kepala, maka dari itu jadilah lebih kuat dan kalahkan papa. Mama akan terus mendukung kamu, sayang."

Chille melihat sang mama yang sudah pergi menyusul papa dengan tatapan yang penuh tekat, setelah rasa tubuhnya mulai membaik ia berterima kasih kepada Derlo, lalu ia pergi keluar istanan menuju taman istana. Chille duduk di depan air mancur yang dimana terdapat patung dirinya.

'Bagaimana caranya aku untuk mengalahkan papa.'

Chille menghembuskan nafasnya dengan kasar, ia menatap kearah atas melihat bintang-bintang yang entah kenapa sangatlah bersinar di langit malam ini. menatap hamparan bintang memang pilihan yang tepat untuk kita tenang di karenakan keindahannya yang membuat kita terus dapat mentapnya guna membuang jauh setiap pikiran kita yang cukup memusingkan. Tubuh Chille tersentak mendengar sapaan Baldwin, dia melihat Baldwin yang mendekat kearahnya.

"Sepertinya kamu masih memikirkan penyampain papa tadi, pangeran." Baldwin mendudukan bokongnya disamping sang pangeran.

"Aku hanya sedang gundah, baru kali ini papa seperti itu. Aku tidak ingin menikah di usia ku yang terbilang muda ini, aku masih ingin bebas," eluhnya.

Baldwin menatap wajah cantik sang pangeran yang kembail menatap hamparan bintang di langit, "Apa kamu akan tetap mengikuti kompetisinya, pangeran?."

Chille menengok kearah Baldwin dan tersenyum manis, " Heum, aku akan mengikutinya demi kebebasan diriku."

MARIGOLD FAMILY || Jeongwoo haremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang