1. Sebuah Kompetisi

658 44 8
                                    







Di suatu kota terkecil memiliki kesibukan masing-masing para penduduk, salah satunyaa dengan lelaki bermata serigala dan rambut gondrong membuat dia terkesan sangat cantik untuk ukuran seorang laki-laki.

"Pangeran Chille, apa anda tidak ingin pulang? Waktu pesta akan segera di mulai, pangeran," desak seorang pengawal kepada lelaki bermata serigala itu.

Achille Benjamin, ia seorang pangeran di kota margina. Kota yang bisa di bilang kecil tapi terdapat keindahan laut yang membuat orang memukau. Achille, atau kita panggil pangeran Chille menghentika langkahnya.

"Derlo, apa kamu mendengar sesuatu?," tanyanya.

"Hm, apa pangeran? Saya sama sekali tidak mendengar suara."

Chille tidak menggubris ucapan Derlo, ia melihat kearah belakang dan tidak ada yang aneh. Tapi tiba-tiba kereta kuda melewatinya sangat kencang bahkan menabrak penjual pinggir jalan, lalu disusul oleh seseorang berambut blonde yang berlari dengan membawa pedang yang setia di samping pinggangnya.

"Berhenti sialan!," teriak lelaki berambut blonde itu.

"Hahh, kebiasaan sekali dia itu," keluh Derlo.

Banyak penduduk yang melihat aksi kejar-kejaran itu, begitu juga dengan lelaki tinggi berwajah datar. Dia menghembuskan nafasnya kasar dan segera menyusul, mengikuti kereta kuda untuk menangkap pencuri yang melarikan diri.

"Baldwin! Kau kepung sebelah kanan dan aku sebelah kiri, mengerti," perintahnya.

"Tanpa kau kasih tau aku pun akan melakukannya, dasar kacang!."

Lelaki berambut blonde atau Baldwin segera menambah kecepatan dan berlari kearah kanan. Dia menyiapkan pedangnya untuk di lempar kearah ban kereta dan tepat sasaran, sekarang kereta itu sudah jatuh karena tidak seimbang.

"Akh, akhirnya ketangkap juga kau pencuri sialan," keluh Baldwin.

Dia segera mengikat kedua tangan sang pencuri dengan tali tebal dan menyerahkannya kepada pengawalnya untuk di antarkan ketempat kosenkuensi untuk di jatuhkan hukuman.

"Aku tau kau sedang menjalankan misi, tapi bisakah kau untuk tidak membuat kota ini ricuh," sarkas lelaki tinggi itu.

"Yayaya, maaf kan aku baginda Fabrice. Lagi pula salah pencurinya juga yang kabur membawa kereta kuda ini," bela Baldwin.

Baru ingin membalas perkataan Baldwin, lelaki tinggi itu di kejutkan oleh panggilan pangeran Achille.

"Baldwin, Fabrice. Apa kalian ada yang terluka?," tanya Chille.

"Oh, hai pangeran. Kami tidak apa-apa kok," ujar baldwin.

"Syukurlah, apa sebenarnnya yang terjadi?."

"Tadi hanya ada seorang pencuri yang mencoba kabur, pangeran," jawab Baldwin.

Achille mengangguk sebagai respon, dia mengalihkan perhatiannya kearah Fabrice yang berjalan lebih dekat dengannya.

"Achill, kenapa kamu ada disini? Apa kamu tidak siap-siap berpesta?." Fabrice bertanya dengan wajah yang lempeng.

"Pangeran ini sudah berapa kali saya suruh untuk bersiap-siap tapi susah sekali, tuan Fabric," adu Derlo, dengan menyentil dahi Chille pelan.

Chille mengadu kesakitan, dan memajukan bibirnya membuat dia terlihat seperti anak kecil yang sedang dimarahi oleh sang ibu.

"Achill, segeralah balik untuk bersiap. Acara ini lumayan penting untuk kamu," titah Fabrice dengan mutlak.

"Heum, padahal aku masih mau jalan-jalan," protes Chille, dengan lesu.

Baldwin tertawa melihat kegemasan sang pangeran. "Kau lucu sekali pangeran," ujarnya.

MARIGOLD FAMILY || Jeongwoo haremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang