4. Bellard

206 33 2
                                    

^_^


















"Lama sekali dia datangnya!"

"Bersabarlah, bodoh!"

Ernest menatap kearah pintu dengan kesal mengabaikan Marc yang terus mengoceh tidak jelas, sampai dimana saat ia menatap kearah Marc dan membalas ocehannya di kagetkan dengan tepukan bahu yang kuat.

Ernest melihat orang yang menepuk bahunya.

"Datang juga akhirnya," ucapnya kepada orang itu.

"Dimana Derlo?"

"Masih di dapur," jawab Gareen.

"Sudah lama kita tidak bertemu, Valenti," sambung Gareen.

Valenti mendudukan dirinya tepat di samping Gareen, ia berbincang sebentar dengannya mengabaikan Marc dan Ernest yang lagi dan lagi saling mengoceh tidak jelas.

"Kau sudah sampai ternyata." Derlo berjalan sambil membawa nanpan yang berisi teko dan beberapa cangkir.

"Kau tidak menyediakan cemilan untuk kita?" tanya Ernest setelah melihat tidak ada cemilan.

"Tidak, cemilan hanya di sediakan untuk pangeran seorang," jawab Derlo.

"Pelit sekali." Derlo mengabaikan protesan Marc, ia mendudukan di bangku yang berhadapan dengan yang lainnya.

"Kita disini ingin membicarakan tentang papa, apa tidak masalah? Takutnya pangeran mendengarnya dan menjadi rumit," untas Gareen.

"Tadi saat saya lihat pangeran sedang melanjuti latihannya bersama Fabrice dan Baldwin. Saya juga sudah memberi batasan pendengaran menggunakan kartu kekuatan saya agar pembicaraan kita tidak terdengar oleh mereka," jelas Gareen, yang dianggukin oleh mereka semua.

"Seperti biasa anda bisa diandalkan, Gareen," puji Valenti.

Senyum tipis tertaptri di wajah Gareen, "Begitulah diriku."

"Cuih.. Sok sekali." Ernest memutarkan bola matanya, sedikit jengkel dengan Gareen.

"Iri saja kau ini, bodoh!" cemoh Marc

"Sudah! Ayo kita berbircara soal papa. Yang saya dengar papa sedang menjalankan kompetisi kan?" tunding Valenti.

"Ya! Benar sedikit mengejutkan tapi saya sudah menduga ini bakal terjadi," jelas Gareen.

Derlo menarik nafasnya pelan lalu menghembuskannya kasar, "Tapi yang bikin saya tak habis pikir adalah dengan menikahkan pangeran dengan sang pemenang! Apa sebenarnya yang dipikirkan sang papa tentang itu!" gerutunya dengan menampilkan wajah yang tegang.

"Tenang lah.. Kita tidak tau apa tujuan papa, tapi yang pasti papa mempunyai niat untuk melindungi putranya. Hanya saja sedikit mengejutkan," sanggah Marc, yang membuat mereka semua merasa bingung dengan perubahan cepatnya.

"Benar apa yang di bilang oleh Marc, papa mungkin hanya khawatir ketika keadaannya semakin memburuk tidak ada yang menjaga pangeran. Maka dari itu ia menikahkan putranya walau membuat pangeran justru merasa tak bebas," timpal Ernest.

"Papa memang penuh kejutan, tapi.. Apakah sudah di temukan dengan seseorang yang memiliki kekuatan yang kita cari?" tanya Gareen.

"Sudah.. Orang itu ada di terdekat kita," terang Derlo.

Dengan penasaran Marc dan Ernest mendekat kearah Derlo, sedangkan kedua manusia kalemnya hanya diam di posisinya, "Siapa orangnya?" tanya Marc.

"Orang itu.."















MARIGOLD FAMILY || Jeongwoo haremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang