10. Kegaduhan dan ketepurukan

108 20 5
                                    




Sudah tepat 3 hari terlewatkan dan sang tokoh utama kita masih belum membukakan kedua mata cantiknya, papa dan mama merasa terpukul dengannya tetapi mereka berdua tetap berdiri tegak untuk memimpin kota Margina, karena tepat setelah sang pangeran jatuh tak sadarkan diri, pagi harinya istana mereka di serang oleh klompotan orang-orang bertopeng.

Seperti saat ini, lagi dan lagi orang bertopeng itu menyerang dan mericuhkan istana. Balwdin dan Fabrice saling membantu untuk melawan musuh, dengan kekuatan yang bertolak belakang mereka mampu menyamainya.

Baldwin menggunakan kartunya 'Aline'  kekuatan yang dimana ketika sang pengguna mengucapkan mantra akan keluar ledakan yang dashat, seperti saat ini Baldwin telah membuat sang musuh tergeletak dengan luka bakar yang tertapri dan bangunan yang di sekitarnya yang hancur melebur.

Tapi sepertinya sang musuh memiliki jumlah sangat banyak sehingga membuat mereka yang disana kewalahan.

"Shh.. Sebenarnya kalian ini suruhan siapa?" ujar Baldwin, setelah menerima serangan.

Pertanyaan Baldwin tidak di gubris oleh mereka, mereka justru semakin menyerang Baldwin yang sedang tidak fokus tapi untung saja Fabrice dengan cegat menangkis serangan musuh.

"Hey Baldwin fokus lah.." Mendengar seruan Fabrice, Baldwin kembali fokus melawan musuhnya.

Disisi lain, tepatnya di dalam kamar sang pangeran yang masih setia menutup kedua matanya, Kyle dengan resah menjaga anak semata wayang sebab ia tahu bahwa orang yang sedang mericuhkan istananya sedang mengincar anak ia. Ada rasa khawatir ketika melihat ribuan orang bertopeng datang menyerang dengan tanpa tanda sekalipun, di tambah dengan fakta mereka mengincar Chille.

"Tolong lindunglah orang tersayangku 'Nielle'.." Kyle bergumam meminta bantuan kepada Nielle sang kekuatan kartunya yang terikat kepada semua para anggota arcana.

Beralih ke tempat dimana Marc, Ernest dan Valenti yang kualahan terhadap musuh yang ada di depannya ini dengan jumlah terus menerus bertambah. Ernest melawan musuh dengan sangat arogan karena memang dirinya dikuasai oleh amarah yang membeludak sehingga membuat ia tidak bisa menahan kekuatannya, bahkan sekarang mata yang awalnya berwarna hitam pekat berubah menjadi warna merah seperti darah menggumpal, yang bertanda bahwa sekarang bukan Ernest yang mengendalikan tubuhnya melainkan 'Edille' yang menguasainya.


Berbeda dengan Ernest yang kehilangan kendali, Marc justru melawannya sangat santai tapi bukan berarti tidak serius. Sudah banyak lawan yang tumbang karena serangannya, begitupun dengan Valenti yang hanya menyerang dari jarak jauh sebab memang ia hanya bisa melawan dari jarak jauh dengan kekuatannya.

Sudah sangat lama arcana melawan musuh bahkan matahari yang tadinya terik berubah menjadi senja, pasukan Gareen datang bersama Derlo yang kebetulan telah selesai dari misinya. Baru saja pasukan Gareen dan Derlo ingin menyerang tapi entah kenapa sang musuh mundur dari perperangan, melihat itu membuat mereka yang berada di tempat terkejut sekaligus bingung. Awalnya Ernest yang masih dikuasai oleh sang kartu ingin mengejar lawannya, tetapi untungnya di tahan oleh Marc berserta Derlo dan setelahnya ia jatuh pingsan sebab energi yang terserap banyak.








••☆••








"Sebebarnya orang-orang bertopeng itu suruhan siapa? Kenapa mereka mengincar anak ku?"

"Aku juga tidak tahu, tapi firasatku mengatakan bahwa mereka menginginkan anak kita untuk mengambil paksa kartu kekuatan kedua yang dimiliki anak kita. Dan pastinya sang pesuruh bukan musuh yang biasa."

Papa dan mama berunding di dalam kamarnya, setelah mundurnya sang lawan mereka semua segera membenahkan puing-puing bangunan yang hancur sebab kericuhan tadi, begitupun dengan para petarung yang tumbang dan luka-luka yang segera di amankan.

Papa menghela nafas kasar sebab gundah dengan perkiraan mereka berdua, bahwa kenyataan memang benar musuh ingin mengambil paksa kekuatan anaknya itu. Karena ia tahu siapa orang itu, seseorang yang dahulunya teman sekarang menjadi musuh sebab ketamakan akan kekuatan.

"Kita pasti akan mengalami serangan yang berkepanjangan. Kyle! Besok suruh yang lain untuk berkumpul di ruang rapat, kita akan membicarakan strategi untuk serangan selanjutnya. Dan kau bersama Derlo jagalah Chille."

"Baiklah.." Kyle beranjak dari duduknya pergi meninggalkan sang suami guna untuk memeriksa sang putra.

Saat sampai di kamar putranya Kyle mendengar samar suara seseorang yang sedang beradu mulut di dalam kamar Chille, tanpa ragu ia langsung masuk kedalam dan ketika masuk Kyle di perlihatkan pertengkaran Derlo dengan Valenti, lebih tepatnya Valenti yang dipojokkan oleh Derlo yang mendominan.

"Kau seharusnya berpikir lebih dalam lagi menggunakan otak dangkal mu itu, sialan! Kau lihat pangeran, dia seperti ini itu gara-gara kau yang terlalu berisik dan bodoh!"

Valenti tidak terima dengan penyataan Derlo, " Kenapa kau memojokkan ku sialan! Pangeran seperti ini bukan salah ku tapi salahnya yang melakukan sesuatu tanpa pikir panjang. Lagi pula emang seharusnya sebagai anak mengobarkan diri demi papa kandungnya, untuk apa hal sekecil ini di jadikan masalah, hah!

Sebelum Derlo bergerak untuk memukul wajah Valenti, Kyle yang sedari tadi diam mendengarkan keributan mereka berdua terlebih dahulu menyela.

"Derlo! Berhenti lah.. Kau jangan membuat kegaduhan di samping Chille, dan Valenti.. Ayo kita berbicara empat mata di luar. Kau Derlo tolong jaga anakku."

"Baik, mama.." ucap Derlo.

Kyle keluar terlebih dahulu dari kamar disusul oleh Valenti yang berjalan dengan menundukan kepalanya sedari tadi Kyle menghentikan perdebatan ia dan Derlo.

Kyle dan Valenti berhenti di sebuah taman belakang yang dimana terdapat sang papa sedang menatap karangan bunga yang dahulunya di tanamkan oleh putra mereka, Chille.

"Kau lihat, yang paling terpukul atas kejadian yang meninpa Chille adalah suamiku, orang yang kau anggap panutan dan juga sang pemimpin yang hebat."

Valenti menatap kearah Leon dengan sendu, merasa bersalah ketika melihat seseorang yang ia kagumi mengalami hal seperti ini. Dan itu salahnya..

"Seharusnya, dengan kau yang ingin membalas budi kebaikan suamiku hanya cukup dengan menjaga dan melindungi orang yang ia sayangi, dan itu adalah Chille. Seseorang yang kau anggap tak penting di hidup Leon, suamiku."

"Chille dan Leon itu sangat terikat dengan erat, walapun memang aku yang melahirkan tapi ikatan mereka terikat mati. Karena memang butuh perjuangan dari kita berdua untuk mempertahankan Chille untuk tetap di dunia ini. Dan kau tahu, aku memang istri tercintanya tapi Chille adalah permata yang sangat ia jaga. Bahkan ia lebih baik mati dari pada melihat anak yang ia perjuangkan, mati di depan matanya sendiri."

TBC















































😗😗

MARIGOLD FAMILY || Jeongwoo haremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang