-22-

159 15 18
                                    

Mungkin Jihye akan menandai hari ini pada salah satu hari yang melelahkan baginya. Membuatnya lebih berkeringat degan tenaga yang terkuras sama banyaknya. Jihye bahkan sudah terlalu banyak meminum air es miliknya.

Sebenarnya yang lelah tidak hanya Jihye, tetapi juga Taehyung. Bahkan pria Kim itu lebih banyak mengangkat barang-barang Jihye dan membantu menyusun daripada Jihye yang hanya menyusun dan merapikan saja.

"Ternyata semelelahkan ini, ya Tae?"

"Sangat."

Napas keduanya seperti beradu mengenai siapa yang paling kelelahan. Dada mereka yang baik turun terlihat rakus mengais udara.

"Ini akan cepat selesai jika si pucat itu membantu. Dia ke mana, sih?" Taehyung bertanya dengan sedikit menggerutu.

Jihye bangun dari terlentangnya, duduk di lantai dengan kedua tangannya yang sedikit ke belakang menopang tubuhnya. "Kerja."

"Bahkan pada akhir pekan seperti ini?"

Jihye hanya mengangguk. Dirinya tidak tahu lagi harus menjawab apa karena gadis itu juga meragu, meragukan kegiatan Yoongi yang selalu sama saat Jihye bertanya mengenai alasan pria itu sulit dihubungi.

Mendadak gadis itu teringat dirinya belum membalas pesan pria itu dari kemarin pagi. Jihye hanya membacanya melalui notifikasi. Sekarang pun Jihye belum berniat untuk membalasnya.

Taehyung bangkit dari duduknya dan membasuh wajahnya pada air yang ada di wastafel dapur. Dirinya tidak ingin memperpanjang topik mengenai Min Yoongi dengan beberapa alasan.

Pertama, Taehyung mencoba percaya bahwa pria itu sibuk bekerja karena Ayahnya juga terkadang lupa waktu untuk pulang. Kedua, Taehyung tidak suka Jihye menjadi banyak pikiran terlebih lagi yang gadis itu pikirkan adalah Min Yoongi. Ketiga, tentunya Taehyung masih cemburu dan merasa tidak rela pada kenyataan Jihye telah ada yang punya.

Jihye bangun dari duduknya, menghampiri Taehyung yang sedang mengeringkan wajahnya dengan lengan pakaiannya yang padahal tidak bersih karena pasti terkena debu saat mengangkat barang tadi.

Gadis Park itu melepas ikatan rambutnya yang kendur lalu mencepolnya tinggi. "Aku buatkan makan sebentar dan termudah, tapi Taehyung pesan ayam, ya."

Taehyung mengangguk saja dan menurut. Tangannya mengeluarkan ponsel dari saku celananya panjangnya lalu mencari satu aplikasi pengantar makanan yang sering dirinya gunakan.

Namun, atensinya sedikit salah fokus pada rupa dan perawakan Jihye di sebelahnya saat ini. Terlihat seperti berbeda, tetapi tetap sama.

"Ji," panggil Taehyung pelan.

"Ya?" Jihye menoleh seraya mencuci tangannya di wastafel.

Taehyung menggelengkan kepalanya sejenak. "Tidak ada, kau hanya terlihat lebih dewasa saja."

-o★o-

"Setidaknya tidak perlu adanya persidangan. Sedari awal itu memang keinginan Soora untuk tidak terlalu berlebihan sampai ke ranah hukum, tetapi jika tidak bersandiwara seperti ini, sampah seperti dia mana mau mengaku." Yoongi berujar dengan pinggul belakangnya yang bersandar pada meja kompor.

STARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang