-23-

138 15 6
                                    

Masih dapat terbilang pagi, pukul setengah sembilan. Angin Seoul saat ini terasa lebih kencang daripada kemarin. Dengan cuaca cerah berawan, membuat beberapa dari ribuan orang di sana mengklaim hari ini salah satu hari dengan suhu terbaik yang dapat meningkatkan kualitas tidur mereka nantinya. Namun, berbeda dengan Jihye.

Dengan mata rusanya yang kali ini kelopak matanya itu lebih cocok disebut sebagai mata obesitas. Tidak separah itu sebenarnya, hanya sembab dan setengah bengkak. Jihye tidak pernah menangis sampai yang seperti ini sebelumnya. Gadis itu bukan tipe wanita yang mudah sembab saat menangis seperti milik Dalmi. Mungkin ini efek karena menangis panjang sampai tidak sadar tertidur dan terbangun sedikit lebih siang daripada kebiasaan Jihye yang selalu bangun pagi-pagi untuk membantu Papanya memasak dan kemudian berangkat ke sekolah.

Jihye sedikitnya memaki sinar matahari yang masuk dari jendela kamarnya yang tak tertutup rapat oleh tirai. Mengusik tidurnya yang terasa kurang. Membuat rupa ayu itu terlihat kurang tidur dan kelelahan, lelah menangis Min Yoongi.

Jihye membasuh wajahnya pada wastafel yang ada di dapur. Mendadak teringat kejadian semalam yang menjadi akibat dari mata sembabnya pagi ini.

Jenjangnya meraih ponsel yang sebelumnya dirinya letakkan pada meja dapur lalu melangkahkan kakinya menuju ruang tamu seraya tangannya yang aktif pada layar ponsel miliknya.

Namun, langkah gadis itu terhenti sejenak kala mendapati kantung belanja yang berisi makanan ringan dan beberapa kotak susu. Hanya itu saja karena makanan lain seperti ayam dan makanan berat lainnya sudah lebih dulu Jihye masukkan ke dalam lemari pendingin sebelum kemudian memasuki kamar dan lanjut menangis malam tadi.

Sudah sibuk memikirkan pertengkaran mereka semalam, kini Jihye harus lebih disibukkan dengan keadaan pria Min itu. Sedikitnya Jihye menyesal karena mengatakan apa yang menjadi kekesalannya dan dirinya lihat di malam Yoongi meninggalkannya pada saat makan seperti semalam. Apalagi Jihye yang mendadak ingat Yoongi yang berkata belum makan apapun malam itu.

Pasti makan di rumah perempuan itu, kan?

Namun, bagaimanapun isi pikirannya yang mencoba menangkal kegelisahannya, Jihye tetap merasa khawatir dan bersalah.

Maka saat kontak itu ditekan dan menampilkan kolom chat mereka dengan pesan Jihye yang hanya terbaca, membuat Jihye berpikir bahwa Yoongi sangat marah padanya. Jihye juga sangat marah bahkan kecewa.

Mendadak Jihye teringat sesuatu di tengah-tengah melamunnya. Papanya akan datang mengunjungi siang nanti, Dalmi juga mengabari akan berkunjung. Jihye harus memikirkan tentang apa yang harus gadis itu lakukan agar mengurangi mata sembabnya. Maka dirinya buka salah satu situs dan mengetikkan beberapa kalimat, melakukan pencarian untuk meredakan mata sembabnya sebelum kemudian dering ponselnya berbunyi menampilkan nomor telepon pada layarnya.

-o★o-

Sempat berpikir barangkali Yoora habis mengalami mimpi buruk seperti, mendapatkan Yoongi di depan pintu rumahnya dan berdiri dibantu oleh suaminya saat nyaris tengah malam dalam keadaan buruk. Bau alkohol yang menyengat, wajah memerah, suhu tubuh yang tinggi, dan setengah tak sadarkan diri. Yoora ingat pria itu sesekali terlihat ingin muntah tetapi seperti tidak jadi juga. Nyatanya apa yang dilihatnya pagi ini bukanlah mimpi seperti harapannya. Mendapati tubuh Kakak kandung laki-laki satu-satunya terbujur di atas ranjang membuat Yoora menghela napasnya panjang.

Malam tadi benar-benar cukup mengejutkan Yoora, padahal Ibu satu anak itu sedang setengah menangis karena menonton drama sembari mengisi waktu luangnya menunggu kepulangan Namjoon yang sedang ada acara reuni dengan teman-teman kerja saat magang dahulu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang