-03-

179 29 4
                                    

Suara dentingan antara sendok dan garpu yang kini beradu dalam satu piring terdengar sedikit nyaring memenuhi ruang makan. Nasi goreng kimchi menjadi menu utama sarapan pagi mereka. Sarapan mereka di jam delapan pagi. Jika biasanya Jihye akan sangat antusias ketika memakan makanan kesukaannya, kini ia terlihat tak bersemangat pun tak bergairah. Membuat sang papa menghembuskan napas dan setelahnya menatap Jihye yang makan dalam diam.

"Papa tahu jika ini salah Papa. Tapi ada urusan pekerjaan yang mengharuskan Papa pergi. Dirimu tahu sendiri bahwa Papa sekretaris Tuan Choi. Papa bisa pergi kerja tanpa Papa duga."

Jihye masih diam tanpa ingin mengutarakan pendapatnya membuat Tuan Park lagi-lagi menghela napas. "Baiklah, Papa janji setelah pekerjaan papa selesai kita akan pergi kemanapun yang Jihye mau. Papa akan mengambil cuti seminggu penuh untuk Jihye, bagaimana?"

Jihye menoleh menatap sang Papa yang menatapnya seolah memohon. Membuat Jihye merasa tidak enak pun bersalah. "Iya, Jihye paham. Lagi pula Papa hanya pergi seminggu, Jihye tak apa di sini sendiri, ini juga bukan kali pertama." Jihye tersenyum setelah berucap demikian.

Seulas senyum terpatri apik pada wajah yang tak lagi muda milik Tuan Park. "Papa tahu pasti Jihye bisa memaklumi, Jihye sudah dewasa dan sudah pasti mengerti Papa."

Pembicaraan itu berakhir setelah Papa Jihye melambaikan tangan kanannya seraya mulutnya mengucapkan sampai jumpa yang dibalas hal yang sama oleh Jihye. Konversasi itu terjadi pada saat malam hari menjelang jam tidur Jihye, Papanya mengetuk pintu kamarnya dan mengatakan akan pergi ke Busan besok pagi. Mendengar itu Jihye kecewa mengingat dia yang sudah menunggu hari libur panas selama seminggu yang akan dihabiskan bersama sang papa menjadi hancur karena pekerjaan Tuan Park.

Benar-benar menghancurkan mood Jihye pada malam hari hingga pagi ini. Menatap mobil hitam sang papa yang kini hilang ditelan tikungan. Namun dua detik kemudian mobil putih lainnya datang dari tikungan yang sama dengan Tuan Park lewati. Di awal Jihye tampak apatis, namun ketika mobil putih itu berhenti tepat di seberang rumahnya Jihye mengurungkan niat yang semula ingin memasuki kediamannya menjadi terpaku pada anak tangga depan rumahnya.

Hingga di detik setelahnya seorang perempuan berambut sebahu turun bersamaan dengan anak kecil yang terlihat masih berumur setahun dalam gendongannya. Lantas tetangga barunya itu membukakan pintu dan memeluk wanita di depannya dengan- bahagia? Terlihat dari rautnya juga senyumnya yang mengembang lebar, begitu Jihye menyimpulkannya. Terlebih ketika anak kecil itu beralih ke dalam rengkuhan pria pucat itu.

Semua adegan manis itu membuat suatu opini dalam pikiran Jihye muncul dan membuatnya begitu yakin terhadap opininya itu adalah benar, terlihat dari interaksi ketiga manusia di sana.

Paman Min sudah berkeluarga, ya?

-o★o-

"Tae, kau jangan menggodaku, itu sama sekali tak membantu. Aku sama sekali tak terpengaruh sekalipun kau menggodaku dengan mengatakan bahwa kau ada di Disneyland." Jihye menguyah kripik kentangnya setelah mulutnya mengeluarkan aksara demikian.

"Kau akan menyesal karena tidak jadi ikut denganku, Ji. Di sini benar-benar ramai." Taehyung berujar seraya memperbaiki duduknya di sana. Sepintar apapun Jihye berucap yang terdengar meyakinkan, Taehyung tak akan percaya. Taehyung tahu bahwa Jihye saat ini pasti tengah iri setengah mati pada Taehyung. Disneyland itu kesukaan Jihye, ngomong-ngomong. "Baiklah nanti akan aku hubungi lagi, Ayah memanggilku. Sampai jumpa, Ji!"

STARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang