Gita hanya terdiam sejenak melihat kepergian kathrin.ia berdiri dan berjalan keluar untuk membasuh mukanya agar rasa panas pada pipinya berkurang.
"Gitt, kemana aja lu?" Tanya oniel sambil berjalan ke arah Gita yang sedang membasuh mukanya, "dari gudang" jawab Gita dengan singkat.Oniel yang awalnya ingin bertanya mengapa Gita tak ada di jam pelajaran pertama dan kedua pun tidak jadi, sekarang tujuan ia hanya mengajak sang sahabat ke kantin untuk mengisi perutnya.
"Kantin yuk, ada indah sama temen temennya disana" sambil oniel merangkul gita agar ia mau menemaninya kekantin, tak kunjung ada jawaban, oniel langsung menyeret Gita kekantin.
Setelah sampai kantin, oniel mencari keberadaan indah dan teman temannya itu, tak berselang lama "tuhh itu tuh indah sama temennya" Gita yang belum sempat melihat indah pun diseret kembali oleh oniel.
"ehh sini sini ada 2 tempat duduk kosong" ucap indah yang menyuruh oniel untuk duduk disebelahnya dan sebelah kiri oniel adalah Gita yang pasrah ketikan diajak kesini tanpa persetujuannya.
gita duduk disamping oniel,ia menoleh ke arah sebelah kirinya yang bukan lain adalah murid tak tau aturan itu, Kathrina Irene.
Kathrin tak enak jika dia diam diam saja dengan seseorang yang baru ia kenal tadi,jadii ia berinisiatif untuk menyapanya "haii kak Gita" dengan lambaian tangan sedikit keatas.Gita mendengar hal itu hanya menatap datar seorang Kathrin,dan fokus kembali ke hpnya.
Kathrin yang mendapatkan perlakuan seperti itu jelas saja ia kesal dengan ketos sok populer ini.
"udah jelek,nyebelin, sok jual mahal lagi, idih banget ni orang" gumamnya, tapii siapa sangka ternyata vergita sekar mendengar gumaman tersebut dan berkata "siapa dia Kathrina?" dengan penekanan disetiap kata-nya."Ting ting tinggi" Suara Bell masuk, dan beberapa murid yang berada disana semuanya pergi untuk menuju kelas masing masingg.Kathrin yang panik karena gumamannya didengar, segera meninggalkan teman temannya.
•
•
•
•
"TINGG TONGG TINGG TONGG" Suara Bell pulang, Kathrin membereskan barang barang yang berada dimejanya,ia senang sekali jika Bell pulang sekolah.Pada dasarnya Kathrina memang sangat malas jika harus bersekolah.
"kathh cepetann keburu ujann" ashel yang buru buru karena takut hujan pun terkena marahan Kathrin "bisa sabar ga sii,ini juga udah cepet" ucap Kathrin yang berusaha lebih cepat untuk memasukkan barang barangnya. setelah 2 menit,Kathrin membalikkan badannya dia sudah tidak melihat ashel disana.
"Kemana si ashel ini,kurang ajar banget" sambil celingak celinguk disetiap lorong sekolah yang sudah lumayan sepi,dan tujuan terakhir dia adalah kamar mandi. ia berusaha mencari ashel disana tapi usahanya sia sia, tidak ada ashel disana maupun orang lain.
Karena ia bingung harus kemana lagi, akhirnya ia berdiam diri dikamar mandi, mencuci tangan,membasuh muka, itulah yang Kathrin lakukan. Akhirnya ia memutuskan untuk ke perpustakaan dan berusaha untuk menghubungi supirnya.
Ia duduk dikursi perpustakaan yang sunyi dan hujan yang rintik rintik sangat membuat hati Kathrin tenang, tapi semua itu hilang ketika melihat vergita yang sedang mencari buku disalah satu lorong rak buku.
"duh ngapain si ada tu orang, males banget" gumamnya,ia mengamati buku yang vergita ambil dari rak buku tersebut."harganata.. kayak kenal buku itu, bukannya itu novel yang pernah gue baca..?" pikir Kathrin, ia terus terusan mengamati Gita yang sedang sibuk mencari buku.
Tak lama kemudian Gita melihat Kathrin, dan berjalan ke arah tempat duduknya. "Brukk" Suara buku yang dijatuhkan ke meja.
Gita mulai duduk dan membuka buku "harganata" yang ia ambil, mulai membaca lembaran buku tersebut tanpa mempedulikan seorang Kathrin yang ada didepannya.
Kathrin tak suka jika ia harus duduk berhadapan dengan orang yang ia benci, "ngapain Lo duduk disini? Padahal ga kurang tempat" menatap tajam vergita.
"Disitu ada minum saya, seharusnya saya yang bertanya, ngapain kamu duduk di tempat saya?" Jawab Gita dengan menunjuk gelas Aqua yang memang sudah berada disitu sebelumnya.
Kathrin malu, ia tak tau jika itu milik Gita dan tempat duduk ini sudah ditempati olehnya. Kathrin hanya diam dan mengambil hpnya, berusaha untuk menghubungi supirnya trus menerus tapi tak ada jawaban sama sekali.
"Ck, gimana si kok ga di angkat, gue pulangnya gimana kalo kyk gini" melempar pelan hpnya ke meja dan manaru kepalanya ke meja, kathrina bingung karena jarak rumah dengan sekolah lumayan jauh, sekitar 7km tidak mungkin jika kathrin harus jalan kaki.
Ia tak tau harus meminta tolong pada siapa lagi, didepannya hanya ada manusia es yang menyebalkan. Apakah dia harus meminta tolong padanya?? yaa mau tak mau, jika Kathrin ingin pulang.
Kathrina mulai mengangkat kepalanya dan menatap vergita yang serius dengan bukunya. "Kak.." panggilnyaa, satu kali tidak ada jawaban, ia memanggilnya kembalii "kak Gita.. haloo" melambaikan tangan didepan muka vergita yang berjarak 40cm.
"hem,apa?" Hanya melirik sebentar ke arah seseorang yang memanggilnya, dan fokus kembali ke arah buku tersebut.
Kathrin yang sebenernya emosi diperlakukan seperti hanya bisa menahan emosinya. Jika ia meluapkan amarahnya, bisa saja ia tak akan pulang. "kak, boleh nebeng ga? supir aku ga bisa dihubungi.." menyatukan kedua telapak tangan dan mengepalkan keduanya, berharap permintaannya disetujui oleh vergita.
"Ga bisa" jawab Gita yang tengah fokus dengan bukunya, ia malas jika harus mengantarkan Kathrin terlebih dahulu..
"Pleasee, kali ini aja ya" memohon didepan Gita agar ia bisa mengantarkan dirinya pulang. "Saya ga pulang." Dan melirik ke arah Kathrin berharap agar dia tak memohon lagi.
Harapan Kathrin hilang, ia tak tau harus pulang dengan apa. Ia berdiri dan keluar dari perpustakaan berjalan kearah gerbang dan melihat kanan kiri. "Sepi banget" gumamnya, Tak ada lagi harapan untuk pulang ia hanya menunggu seseorang yang bisa mengantarnya pulang.
Berjalan ke arah gazebo, duduk dan memandangi langit yang mulai gelap, sesekali melihat handphonenya agar ia tau sudah jam berapa sekarang. Jam menunjukkan pukul 6.20 malam hari.
Beberapa menit kemudian ada sorotan lampu dari motor seseorang yang mengenai wajah Kathrin,Kathrin yang menutup mata karena sorotan tersebut mulai membuka matanya, ia ingin tau siapa yang menggunakan sepeda motor itu.
"Cepet mau pulang ga si" ucap Gita, orang yang menggunakan sepeda tersebut ada vergita sekar, seseorang yang tidak mau mengantar pulang kathrina kini berinisiatif untuk mengantarnya.
"Ehh iya iyaa" Kathrin yang mendapatkan tumpangan,langsung berdiri dan berlari kecil ke arah motor Gita untuk ia naiki. "Pegangan" ucap Gita agar Kathrin tidak jatuh ditengah jalan nantinya.
Kathrin yang mendengar hal itu terdiam, ia bingung harus memegang bagian mana agar tak jatuh nantinya. Akhirnya ia memegang bagian bawah jaket milik Gita, ia malu jika harus memeluk Gita.
Disetiap perjalanan tidak ada obrolan dari keduanya, mereka sama sekali tak ingin membuka obrolan dan hanya Kathrin yang menujukan arah jalan kerumahnya.
•
•
•
•
"Udah kak disini aja" ucap Kathrin sambil menepuk pundak vergita. Mendengar arahan dari Kathrina, Gita segera memberhentikan motornya didepan gerbang rumah yang cukup besar menurutnya.
"makasih ya kak udah nganterin aku" menuruni motor Gita dan berterima kasih padanya, "hem ya,saya duluan" menoleh kekiri kearah Kathrin Dan kembali melihat lurus untuk siap pergi.
Kathrin pun mulai memasuki gerbang rumahnya hingga kedalam rumah,ia bergegas menaiki tangga rumahnya untuk pergi kekamarnya. Ia sangat lelahh dan ingin cepat cepat beristirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
amaslin : Gitkath
Fantasykalo aku mau, aku harus ngedapetin itu -kathrina ga semua apa yang kamu mau bisa kamu dapetin,Kathrina -gita