IX

434 32 4
                                    

Seseorang berjalan lurus diruangan yang gelap, hanya ada pencahayaan yang sangat sedikit. Menggunakan jaket kulit hitam, celana hitam, disertai oleh topi dan masker. ia menggenggam segepok uang lalu ia lemparkan kearah orang yang didepannya. Seseorang yang dilempar oleh uang hanya mengangguk paham.

Pagi tiba, Kathrin terbangun dari tidurnya. Hari ini ia begitu bersemangat karena untuk memulai hari, ia segera mandi dan melakukan skincare rutinnya. Memakai baju oversize dan celana pendek.

"cantiknya pacar gitaa" sambil melihat wajahnya sendiri dikaca cermin. Ia tersenyum lalu pergi keluar kamar, ia menuruni tangga dan sesekali menyapa bi Ida "pagi bii" melambaikan tangan.

"Pagi juga non, tumben jam segini sudah bangun" Tanya bi Ida yang sedikit heran terhadap perilaku Kathrin. "gapapaa hari ini lagi semangat aja si bi" ia berjalan keruang tv dan bersenandung.

"hmm.. nonton apa yaa" ia mencari film yang sekiranya cocok untuk pagi ini, beberapa kali ia Gonta ganti karena merasa tak cocok dengan suasana hatinya. akhirnya ia memilih film ancika, yang diperankan oleh temannya sendiri yaitu Zee.

Setelah selesai menonton film tersebut hingga habis, ia berdiri lalu kembali kekamarnya. ia mengambil ponselnya dan duduk ditepi kasur. Meluruskan tubuhnya dilanjut dengan menyandarkan tubuhnya ke headboard kasurnya.

Seorang gadis mengangkat telfon dari seseorang "kamu bisa pulang sebentar? Ada yang mau papa omongin sama kamu" lalu telfon tersebut dimatikan olehnya. Ia bergegas pulang kerumah orang tuanya, di perjalanan pikirannya bergulat. ia takut terjadi apa apa dalam keluarganya.

Ketika sudah sampai dirumah orang tuanya, ia memasuki rumah itu. Pria tua berumur 54 berdiri menyambut kedatangan sang gadis "selamat datang Vergita sekar" diakhiri oleh senyuman.

Gadis tersebut adalah Gita. "Gausah basa basi,apa yang anda mau?" Sedikit meninggikan nada bicaranya lalu berjalan mendekat kearah pria tua itu. "haha Gita Gita, niat saya kesini hanya ingin menindas wanita ini dan saya sudah tidak membutuhkan keluarga ini. Mulai saat ini saya tak mau berurusan dengan keluarga ini" menekankan suaranya disetiap kata lalu berjalan kearah pintu rumah dan keluar dari rumah. "Saya juga ga butuh anda" tanpa mengalihkan pandangannya

Gita melihat mamanya yang sedari tadi menangis tanpa henti. Gita mendekati mamanya, ia duduk disampingnya tanpa mengatakan sepatah katapun.

"Gitaa.. maaffin mama ya" yang masih saja menangis, lalu mama Gita pergi kekamarnya. Tak berselang lama, mamanya kembali membawa koper. "mama cuman bisa ngasih ini ya Gita" menyodorkan koper berwarna hitam.

Gita menatap koper tersebut, lalu mengambilnya. ia tak tau apa isi koper itu. "Disini ada uang yang nominalnya cukup besar, kamu harus pintar pintar mengaturnya ya? Beberapa Minggu lagi mama akan ke Amerika untuk mengurus sesuatu, mama harap saat mama kembali kamu sudah menjadi anak yang sukses" menepuk pundak Gita beberapa kali.

Gita benar benar tak paham dengan semuanya, apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa ia harus membawa uang ini sendirian? Ada apa kedepannya? itulah yang gita pikirkan.

Tiba tiba bodyguard yang entah darimana datangnya, mulai menghampiri Gita. ia menarik kedua tangan Gita lalu menyeret Gita keluar dari rumah. "PULANG!!" Melempar koper kearah Gita yang terjatuh.

Gita masih bingung dengan apa yang dimaksud oleh mamanya, ia tidak sempat bertanya tentang koper ini. "JDERRR" suara petir yang menandakan bahwa hujan akan tiba. Gita tersadar karena suara itu, ia akan segera pulang agar tak terkena hujan.

amaslin : GitkathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang