Suasana didepan ruangan UGD cukup menegangkan,semuanya merasa khawatir dengan keadaan kathrin saat ini. pikiran mereka campur aduk, takut, khawatir, panik. semua menjadi satu.
tiba tiba "cekleek" pintu ruangan UGD terbuka, dokter keluar dari ruangan tersebut. "siapa anggota keluarga dari pasien?" tanya dokter kepada teman teman Kathrin.
tanpa berpikir panjang indah berdiri lalu mengangkat tangannya "saya dok". "baik, kalo gitu boleh berbicara sebentar didalam ruangan?" tawar dokter untuk memberitahukan gejala yang Kathrin alami.
indah dan dokter itu masuk kedalam ruangan UGD, untuk memperlihatkan keadaan Kathrin sekarang. setelah masuk dokter menutup pintu ruangan dengan perlahan agar tak mengganggu pasien, lalu ia memberitahukan indah tentang penyakit kathrin.
"jadi gini, pasien ngga mengalami hal yang serius tapi hal ini disebabkan oleh penyakitnya yaitu panic attack. dia perlu istirahat karena terlalu panik dengan setuasi disekitarnya, jaga dia untuk lebih tenang kedepannya" jelas dokter itu kepada indah.
indah melihat Kathrin yang lemas membuatnya tak tega "baik dok saya akan lebih mengawasinya, terimakasih" indah duduk disamping kasur dan menggenggam telapak tangan sahabatnya.
"yasudah kalau begitu, saya izin pergi terlebih dahulu jika butuh apa apa tinggal tekan bell yang sudah disediakan. beberapa orang boleh masuk asal tidak membuat kericuhan, lalu dokter tersebut keluar dari ruangan.
•
•
•
•
"awshh sakit sus" rintihannya kepada suster yang sedang mengobati luka ditangannya. "eh maaff kak, saya bakalan lebih hati hati" dengan serius suster itu mengobati lukanya dengan hati hati, tak berselang lama, pengobatan tersebut selesai."sudah kak, kakak boleh keruangan teman kakak" mengemas beberapa peralatan dan menaruhnya ketempat yang seharusnya, lalu suster itu pergi.
Gita berdiri dari kasur, ia berjalan keluar dari ruangan itu dan memastikannya bahwa ada dokter yang bisa ia tanya mengenai ruangan Kathrin.
melewati lorong lorong rumah sakit yang terang namun lumayan sepi. tiba tiba ketika ia sedang berjalan ada dokter yang tak sengaja menabraknya, "eh maaf maaf saya ngga tau" sambil melihat tangan Gita yang diperban oleh kapas.
"dok saya mau nanya ruangan yang lagi ada pasien orang pingsan, cwe berambut hitam dimana ya?" tanyanya kepada dokter itu, berharap dokter itu tau dan mengarahkannya keruangan itu.
"ohh itu, kamu tinggal belok kanan trs jalan sedikit dan belok kiri diruangan nomer 6" setelah itu Gita berterimakasih dengan dokter tersebut,lalu pergi menuju ruangan Kathrin.
disana ia membuka ruangan itu,lalu memasukinya.Kathrin melihat Gita masuk dengan keadaan tangan kanan diperban oleh kapas, ia panik tangannya mulai gemetar, pikirannya sekarang penuh dengan pertanyaan. oniel menggenggam tangan Kathrin dengan erat "tenang kath" ia meyakinkan Kathrin agar ia merasa aman dengan oniel.
Gita duduk disofa ruangan itu, ia berpikir bagaimana caranya untuk meminta maaf kepada Kathrin karena ia tau ini semua karena ulahnya.
Oniel menepuk pundak Gita dengan perlahan, ia berbisik kepada Gita "minta maaf sana, duduk disampingnya" tanpa ada orang lain yang tau, apa yang sedang oniel bicarakan pada Gita.
Gita langsung berdiri dan berjalan kearah Kathrin, dengan rasa bersalah ia jadi menundukkan kepalanya sedikit. ia duduk ditempat yang sebelumnya oniel duduki, ia menggenggam tangan Kathrin dengan pelan.
"kath.. maaf" dengan suara yang pelan, hanya beberapa orang disampingnya yang bisa mendengarnya. Kathrin bingung harus apa ia menanggapinya, ia tau bahwa ini juga kesalahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
amaslin : Gitkath
Fantasykalo aku mau, aku harus ngedapetin itu -kathrina ga semua apa yang kamu mau bisa kamu dapetin,Kathrina -gita