Pandu membuka pintu kamar Jasmine tanpa mengetuk, ia lihat lantai kamar itu sudah bersih tidak ada lagi tumpahan makanan dan piring berserakan dilantai. Jasmine sedang sibuk dengan ponselnya, ia bahkan hanya melirik sebentar kearah Pandu.
"Tadi saya dengar kamu bikin keributan" ucap Pandu tanpa basa-basi
"Ah itu makanannya tumpah" Jawab Jasmine enteng
"Tumpah atau sengaja kamu buang?" selidik Pandu
"Jasmine, saya tau kamu kesal karena harus berdiam diri disini dan belum bisa berjalan, dan mungkin kamu bosan dengan makanan rumah sakit, tapi apa perlu kamu membuat keributan begitu? Saya mencoba memahami kamu, tapi saya malah semakin bingung dengan kepribadian kamu" Pandu tidak menunggu jawaban dari Jasmine ia langsung bergegas keluar, sejujurnya Pandu tidak berniat memarahi gadis tersebut, namun melihat reaksi Jasmine yang sangat datar tanpa rasa bersalah membuat Pandu cukup kesal. Pandu berharap Jasmine berkata jujur kalau ia memang sengaja membuang makanannya dan bersikap kasar keseorang suster.
"Apa-apaan dia, datang marah-marah terus pergi begitu saja" sungut Jasmine kesal, ah ia benar-benar lapar saat ini, sialnya makan siangnya sudah terbuang sia-sia.
###
Pandu tidak berlama-lama dirumah sakit, ia justru kembali ke Markas BIN. Sambungan teleponnya terhubung dengan Alya setelah ia memasuki mobilnya.
"Al, untuk urusan Jasmine, kirim agent aja yang berjaga-jaga didekat kamarnya" ucap Pandu sambik fokus menyetir
"Loh kemarin katanya lu yang bakal urus Jasmine"
"Kirim agent aja" jawab Pandu
"Oh Oke" ucap Alya singkat menjadi penutup percakapan mereka disambungan telepon
Pandu menghela napasnya, entahlah ia cukup bingung dengan sikap Jasmine, akhirnya kini Pandu memutuskan untuk menjaga jarak dengan gadis itu, lagi pula ia tetap akan menepati janjinya menjaga Jasmine dari jarak jauh mungkin lebih baik dan tidak menguras emosi, pikir Pandu.
###
Hari sudah menunjukan pukul 19.30 namun Pandu, Alya, Tika dan Daniel masih berkutat dengan pekerjaan mereka. Bagi Pandu tugas lapangan jauh lebih mudah dari pada harus berurusan dengan data-data dan dokumen seperti saat ini, namun untuk beberapa waktu Pandu belum mendapatkan panggilan kembali turun ke lapangan dengan pasukan Alpha. Terutama saat ini ia dan teamnya harus mengurus persoalan sindikat narkoba.
Salah satu layar PC Alya masih menunjukan rekaman langsung dari kamar rawat inap Jasmine. Terlihat gadis itu hanya diam mematung dan sesekali mengecek ponselnya, Alya sempat memperhatikan Jasmine disela-sela kesibukannya. Ia tau bahwa teman-teman Jasmine sore tadi sempat datang ke rumah sakit, bahkan Alya juga menonton saat Pandu datang menegur gadis tersebut. Alya melihat Jasmine lagi-lagi tidak menyentuh makanannya, senampan hidangan dari rumah sakit dibiarkan dingin diatas bufetnya.
"Kenapa dia gak mau makan sama sekali" gumam Alya selagi mengetik dilaptopnya
"Kenapa Al?" tanya Tika spontan
"Ah? Oh enggak, ga kenapa-kenapa"
"Siapa yang gak mau makan?" tanya Daniel kali ini
"Itu Jasmine, dia belum makan apapun seharian ini, tadi siang makanannya dia buang, malam ini makanannya gak disentuh sama sekali" mendegar penjelasan Alya, tatapan Tika dan Daniel lagsung mengarah ke Pandu, namun yang dilihat bersikap seolah acuh tak acuh. Alya menyadari kebingungan teman-temannya pun kembali bersuara.
"Capt, lo gak mau telepon Jasmine gitu? Mungkin kalo lo ngomong baik-baik dia mau makan" ucap Alya penuh hati-hati
"Dia udah cukup dewasa Al, gak perlu disuruh makan dulu" jawab Pandu dingin. Mendengar hal tersebut Daniel dan Tika kini mengarahkan tatapannya kearah Alya mata mereka seolah bertanya apa yang terjadi
"Lagi berantem" ucap Alya nyaris tak terdengar, hanya lekuk-lekuk bibir saja tanpa suara, membuat Tika dan Daniel hanya ber oh-oh saja, juga tanpa suara. Jelas mereka tidak mau membuat kegaduhan ditengah-tengah amarah Pandu. Namun suasana kikuk tersebut buyar saat terdengar suara ponsel Jasmine dari layar PC, hal ini membuat Alya, Pandu, Daniel dan Tika langsung menoleh kesumber suara.
"Halo, gimana, lo udah periksa latar belakangnya?" tanya Jasmine
"Gue yakin dia bukan suster disini, Pi gak ada suster yang pakai eyelash apalagi sulam alis bahkan pakai full make-up saat jam kerja, kayak mau keundangan aja" ucap Jasmine membuat Pandu dan teamnya cukup terkejut, apakah Jasmine membicarakan suster yang membawakannya makanan.
"Pi lo bisa gerak cepat kan? Gue ngerasa kayak lagi diawasin, gue mau cepat-cepat pergi dari sini tapi kan kaki gue belum sembuh"
"Opi bahkan gue belum makan seharian, gue takut Pi, gue gak mau makan-makanan dari orang lain"
"Gue bener-bener laper Pi, ah lambung gue sakit banget" keluh Jasmine bertubi-tubi pada seseorang disambungan teleponnya
"Oke Pi, pokoknya lo harus gerak cepat ya Pi, gue gak mau mati konyol disini" ucap Jasmine kembali sebelum menutup panggilan tersebut.
###
Seperti mendapat tamparan keras, bagi Pandu dan teamnya, beberapa saat yang lalu ia hanya berpikir bahwa Jasmine hanya gadis berkepribadian yang merepotkan karena membuat keribuatan dengan seorang suster, namun saat ini mereka merasa kalah jauh tertinggal, insting Jasmine boleh dikatakan jauh lebih tajam dari mereka.
"Al putar ulang rekaman tadi siang" ujar Pandu seraya mendekat ke layar PC diikuti oleh Tika dan Daniel.
Rekaman kamera pengintai itupun diputar ulang, tepat saat terlihat jelas wajah suster di PC milik Alya, ia menghentikan tayangan, mereka jelas melihat apa yang diucapkan Jasmine ternyata benar. Perawat tersebut menggunakan make-up lengkap diwajahnya dan tidak lupa dengan bulu mata tanam yang sangat tebal.
"Jasmine benar, gak mungkin seorang perawat pakai full make-up ditambah eyelash setebal itu saat bertugas" ucap Tika yang saat ini iris matanya masih tertuju pada tangkap layar di PC
"Al, cari tau data suster itu, kalau udah ada langsung info ke gue ya. Dan kalau benar dia bukan suster dari rumah sakit, kita harus tangkap dia, kemungkinan dia orang suruhan dari sindikat yang lagi berurusan sama kita" ucap Pandu memberikan komando, raut wajahnya kini jauh lebih kaku dan terlihat sangat kesal. Tentunya perintahnya langsung dikerjakan dengan sigap oleh Alya dan teamnya.
"Gue balik duluan" lanjut Pandu
"Bro gak jadi ngopi dulu?" Tanya Daniel santai, seingatnya beberapa jam yang lalu Daniel mengajak rekan-rekannya untuk sekedar ngopi atau minum di bar melepas penat dan rasa bosan.
"Kalian aja, gue absen dulu ya" Pandu terburu-buru meraih jaket hitam yang ia sandarkan dikursi kerjanya dan seketika langsung bergegas pergi.
"Mau kemana lagi itu orang?" tanya Daniel geleng-geleng kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Part Of Escape
Подростковая литератураJasmine kembali kenegaranya untuk menghadari sebuah acara seminar, namun tanpa disengaja Jasmine terseret kedalam konflik antara komplotan sindikat narkoba dan agent rahasia, ia pun memulai perperangan melawan sindikat tersebut dibantu oleh Pandu s...