Bab 12

119 2 0
                                    

Jasmine tidak bisa tidur malam ini, pikirannya melayang entah kemana, ia cukup gelisah. Tentang beberapa hal, penculikan Tommy, suster dengan make up yang aneh, dan ia merasa dipantau oleh seseorang. Apakah berlebihan jika Jasmine berpikir nyawa nya bisa saja terancam? Lagipula kemana perginya Pandu, apakah ia tidak berjaga didepan kamar seperti biasanya. Tadi ditelepon Pandu hanya mengatakan ada urusan. Jasmine memutuskan untuk tidak tidur malam ini, lebih baik ia menonton film agar dirinya tetap terjaga. Jemarinya mulai mengotak-atik remot berharap bisa menonton series atau film yang bagus disebuah aplikasi, beruntungnya layanan kamarnya dilengkapi dengan fasilitas tersebut, Jasmine memutuskan untuk menonton sebuah film yang bercerita tentang agent rahasia dan misi-misinya.

"Apa kerennya jadi agent rahasia kayak gitu" ucapnya sendirian.

###

Pandu dan Daniel baru saja selesai membersihkan diri dan bergabung dengan Alya di ruangannya, waktu menunjukan pukul dua dini hari, Alya masih dengan layar laptopnya sambil menguap sesekali.

"Mission Complete?" tanya Alya basa-basi, jelas hanya basa-basi ia sudah mengetahui bahwa tugas yang baru saja dijalankan team Alpha sudah selesai dengan baik.

"Clear" ucap Daniel dengan selebrasinya ala-ala pemain bola yang berhasil mencetak gol ia mencium jari telunjuknya dan mengarahkan keatas, hal ini mendapat tawaan dari Pandu dan Alya.

"Apa kerennya jadi agent rahasia kayak gitu" ucap Jasmine, terdengar dari salah satu PC Alya

Pandu, Daniel dan Alya pun serentak menoleh ke PC, terlihat Jasmine sedang duduk menonton film ditelevisi

"Gila, gue kira Jasmine lagi ngomentarin kita, hampir copot jantung gue" ucap Daniel heboh hal ini mendapat anggukan setuju dari Alya

"Bisa pas begitu ya, dia lagi nonton film tentang agent rahasia itu" saut Alya kali ini, namun Pandu hanya diam tanpa komentar

"Capt, kok lo diem aja?" tanya Daniel "Yee malah bengong ngeliatin layar, kalo kangen telepon dong capt" lanjut Daniel kali ini cengengesan

"Al, Jasmine dari tadi nonton film?" tanya Pandu yang tetap mengabaikan ocehan Daniel

"Gak tau gue capt, kan gue sibuk dari tadi" ucap Alya sekenanya

"Emangnya kenapa capt?" tanya Daniel serius kali ini

"Gak, gak apa-apa, udah jam dua malem dia gak tidur" ucap Pandu seraya memerika jam dipergelangan tangannya

"Nungguin lo dateng kali" jawab Daniel kali ini serius namun hanya mendapatkan tatapan penuh tanda tanya dari Pandu

"Iya kali capt, biasanya kan lo kalo malem duduk depan kamarnya ngejagain dia, mungkin dia nungguin lo kali" komentar Alya kali ini, namun belum sempat Pandu menjawab suara Jasmine kembali terdengar dari layar PC, membuat Pandu, Alya dan Daniel menoleh kearah PC, terlihat Jasmine sedang mengoceh sendirian.

"Katanya bakal jagain gue, tapi malah gak keliatan wujudnya sama sekali, kalo Pandu ga dateng-dateng masa gue gak tidur sama sekali sih" Jasmine mengeluh dan melirik kedepan pintu kamarnya

"Gue ngantuk tapi gue takut" cicitnya pelan.

Pandu tidak menunggu ucapan atau bahkan ledekan dari Alya dan Daniel yang kali ini sudah menatapnya dengan senyuman penuh arti, Pandu bergegas pergi begitu saja meninggalkan markas BIN, untung saja lengannya yang sempat tersayat belati sudah selesai diobati, ia bisa pergi menuju rumah sakit sekarang. Jasmine masih menunggunya.

Hari ini kurang lebih sudah hampir jam tiga pagi, Pandu berjalan di lorong rumah sakit, hanya ada beberapa suster jaga. Selebihnya kosong tidak ada pasien ataupun penunggu pasien yang berkeliaran, Pandu sedikit terburu-buru menuju kamar VVIP yang berada diujung lorong. Terlihat seorang laki-laki bertopi berjalan menunduk berpapasan dengan Pandu, hal ini membuat Pandu menghentikan langkahnya. Siapa laki-laki tersebut? Mengingat kamar VVIP tempat Jasmine adalah ujung dari lorong tersebut.

"Tunggu pak" ucap Pandu seraya berbalik, laki-laki berbadan bongsor itupun ikut berbalik menghadap ke Pandu

"Ada apa ya mas?" ucapnya kikuk

"Apa bapak dari ruangan di ujung sana?" selidik Pandu

"Oh enggak mas, saya tadi jalan nyari toilet, saya pikir ada toilet diujung lorong ini, taunya buntu" jawab bapak-bapak yang sudah dicurigai oleh Pandu

"Mari mas, saya duluan" ucapnya lagi, tanpa menunggu jawaban Pandu ia pun bergegas pergi. Pandu segera menuju kamar Jasmine, semoga saja benar kalau laki-laki tadi hanya kesasar saat mencari toilet, pikirnya.

Pandu membuka pintu kamar Jasmine, hal ini membuat Jasmine spontan terduduk, ia melihat kearah pintu dan menghela napasnya.

"Pandu" ucapnya pelan

"Kamu gak tidur?" Pandu berjalan mendekati sisi ranjang, Jasmine benar-benar berniat untuk terjaga malam ini, lampu kamarnya tidak dimatikan dan film yang ditontonnya mungkin sengaja dengan volume agak keras

"Saya gak ngantuk" ucap Jasmine membuat Pandu menahan senyumnya, ia tau betul kalau-kalau gadis dihadapannya sudah sangat mengantuk

"Tidur ya, udah hampir jam 3 pagi, matiin ya tv nya" ucap Pandu seraya mematikan televisi tanpa menunggu persetujuan Jasmine

Kali ini tidak ada perdebatan, Jasmine menurut saja saat Pandu menyuruhnya untuk tidur, Jasmine tidak berkomentar ataupun melotot saat Pandu mematikan tayangan yang sedang ia tonton, Jasmine bergegas mengatur posisi tidurnya, Pandu juga mematikan lampu kamarnya lalu duduk di kursi samping ranjang.

"Kamu gak tidur?" tanya Jasmine yang menghadap ke Pandu, kalau dipikir-pikir kapan pria ini tidur, bukankah dari kemarin setiap malam ia selalu berjaga didepan kamar. Pikir Jasmine.

"Kalau kamu udah tidur, nanti saya juga tidur" jawab Pandu

"Dimana?"

"Apanya?" Pandu heran

"Tidurnya"

"Ya, disini aja tinggal merem" ucap Pandu kali ini melipatkan kedua tangannya diatas ranjang dan menopang dagunya. Hal ini tentu memangkas jarak antara keduanya

"Gak boleh, sana tidur diluar" usir Jasmine seraya mendorong tangan Pandu

"Aisss" keluh Pandu reflek mengusap lengannya, jelas saja terasa ngilu jari-jari Jasmine tepat mendarat dibekas sayatan yang bahkan masih sangat basah

"Kenapa?" tanya Jasmine heran, perasaannya ia mendorong tidak pakai tenaga kenapa Pandu sampai meringis segala

"Gak apa-apa, udah cepet tidur" ucap Pandu, kali ini tidak mendapat sautan dari Jasmine yang langsung menutup kedua matanya bergegas untuk tidur, lagipula ia sudah sangat mengantuk.

Pandu tetap duduk disisi ranjang, tangannya masih bertumpu diatas kasur, alih-alih rasa kantuk, tubuhnya terasa sangat lelah, ia baru saja menyelesaikan sebuah misi, tenaganya pun cukup terkuras sejak kemarin, rasa-rasanya ingin sekali ia tidur, namun hati dan pikirannya menolak untuk terlelap kali ini. Pandu sudah memutuskan untuk terjaga sampai pagi nanti, kalau Jasmine sudah bangun baru ia boleh tidur. Sementara Jasmine sudah tertidur sangat lelap, gadis ini tidak mendengkur, ia tidur tidak bergerak dan sangat tenang, seperti orang mati saja.

Jasmine terbangun pagi ini, ia dapati Pandu masih duduk dikursi besi dan tertidur disisi ranjangnya, kepalanya menunduk bersandar penuh diatas ranjangnya, tangan kanannya menopang wajahnya sedangkan tangan kirinya, astaga tangan kirinya ada dalam genggaman Jasmine.

Cepat-cepat Jasminemendorong tangan Pandu, bisa malu kalau Pandu sampai bangun, namun pria itutidak bangun lagi-lagi ia meringis, Jasmine teringat kejadian semalam samaseperti pagi ini, saat tangannya didorong Pandu meringis seperti kesakitan,Jasmine pun dengan hati-hati menggulung lengan jaket Pandu, ia begitu penasaranjangan-jangan Pandu memiliki luka dilengannya. Dan benar saja, mata Jasminemembesar melihat balutan kain kasa ditangan Pandu, luka apa ini? Apakah iaterkena benda tajam? Atau berkelahi? Pikiran Jasmine melayang-layang, namundiam-diam dalam hatinya muncul perasaan bersalah dan cemas, walaupun iamendorong tangan Pandu pelan tetap saja terasa sakit bukan?

Part Of EscapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang