Bab 1

249 69 1
                                    

Hak sepatu tinggi milik wanita tersebut berdentum kecil seperti irama ketika menyentuh lantai marmer berwarna putih gading yang memantulkan gemerlap cahaya lampu dilangit-langit lobby auditorium salah satu hotel dipusat kota Jakarta. Setiap langkahnya penuh keyakinan terlihat anggun dan sedikit congkak ia menyadari beberapa pasang mata menatap kearahnya, namun ia abaikan sebab baginya tidak penting terlebih ia adalah wanita yang enggan berbasa-basi dengan orang lain sekalipun ia pernah mengenalnya namun jika tidak ada urusan maka tidak sudilah bibirnya membentuk simpul senyum kepada orang-orang yang sedari tadi menatapnya tanpa bergeming seraya berbisik-bisik kecil, entahlah mungkin mereka membicarakan gaya pakaian wanita tersebut, dress hitam berbahan beludru dengan aksen kancing batu berkilau berwarna hijau tua berderet tersusun rapi dari atas sampai lutut, tidak lupa dengan tas hitam yang cukup mahal ditentengnya. atau mungkin mereka membicarakan kehadiran wanita yang sudah lama tak terdengar kabar beritanya dan kini hadir tanpa permisi di tengah mereka semua.

"Kak Jasmine.." pekik seseorang berhasil menghentikan langkah kakinya, ia pun mencari sumber suara yang baru saja meneriaki namanya dengan lantang, tentu kali ini ia tersenyum.

"Kak Jasmine benaran dateng? Sumpah gak nyangka" serbu seorang laki-laki bermana Andra yang datang bersama Yeni, Wanita yang baru saja memanggilnya. Yeni adalah orang yang mengundang Jasmine untuk hadir dalam acara seminar yang diadakan oleh Organisasi Biru Merdeka, Yeni dan Andra adalah anggota Organisasi Biru Mrdeka sejak mereka masih kuliah.

"Kalian yang undang, tentu Gue datang" Jawab Jasmine sedikit ramah

"Masuk yuk kak di dalem ada bang Doni sama anak-anak lainnya" ajak Yeni yang kini sudah menggandeng tangan Jasmine dengan antusias tidak lupa senyum Yeni yang begitu sumringah.

Mereka berjalan beriringan memasuki ruangan seminar yang belum di mulai, Yeni tidak berhenti berceloteh bercerita tentang apa saja yang menurutnya perlu diketahui oleh Jasmine, sedangkan Andra sesekali menyuruh Yeni untuk diam namun selalu dihiraukan oleh Yeni yang semakin gencar bercurhat-curhat ria jangan tanya bagaimana Jasmine, tentu ia dengan senang hati menanggapi segala ocehan Yeni yang sebenarnya kurang penting. Mereka bersahabat sejak masih kuliah status senior-junior tidak membuat hubungan mereka kaku justru Yeni selalu menganggap Jasmine sebagai kakak perempuannya, begitu pun sebaliknya Jasmine menganggap Yeni sebagai adiknya sendiri.

"Jasmineee... ini eloo ?" ujar Rayan antusias

"Bukan, ini arwah gue" jawab Jasmine sekenanya, ia pun bergegas ikut duduk bersama teman-teman lamanya itu. Saling bertukar kabar dan bertukar cerita adalah bagian terpenting dari reuni kecil-kecilan yang mereka bangun di dalam acara seminar Organisasi Biru Merdeka.

"So gimana Belanda? Kayaknya betah banget ya sampai gak pulang-pulang ke Indo" ujar Doni kali ini

"Ya gak gimana-gimana. Belanda is good" lagi-lagi Jasmine menjawab seadanya, tentunya jawaban Jasmine membuat Doni dan teman-teman lainnya tidak puas

"Cerita dong disana tuh gimana?" sambung Rayan kali ini ikut memberondong Jasmine dengan pertanyaan-pertanyaan.

"Susah kalo diceritain, mending lo langsung kesana aja deh" tutup Jasmine diakhiri dengan tawa Yeni yang meledek Rayan, Andre dan Doni yang wajahnya terlihat masam dan acara seminar pun segera dimulai, Jasmine dengan tenang mengikuti seminar, sedangkan Yeni dan yang lainnya sudah terbang entah ke mana maklum saja Yeni, Andra, Rayan dan Doni adalah anggota sekaligus panitia acara seminar Biru Berkibar, sudah pasti mereka akan sangat sibuk, Jasmine dapat memaklumi hal tersebut.

Tema seminar hari ini adalah 'Membangun Ideologi Pemuda Masa Kini' cukup membuat Jasmine bergidik ngeri, baginya tema seperti itu tidak perlu lagi digadang-gadangkan dalam seminar yang cukup besar di era sekarang, seharusnya mereka menyongsong tema yang lebih dalam lagi oh ayolah bagaimana dengan banyaknya angka pengangguran di tengah pembangunan besar-besaran? Atau bagaimana dengan hutang negara yang tiap tahun semakin bertumpuk, bukankah hal seperti itu lebih layak diulas saat ini? Jasmine sibuk dengan pikirannya sendiri sementara pemateri terus saja bercuap-cuap di depan mikrofon pasalnya beberapa orang dalam acara tersebut sudah hengkang entah ke mana mungkin mereka jenuh atau mungkin mencari camilan diluar sana, entahlah seminar kali ini cukup membosankan bagi Jasmine dan mungkin bagi sebagian orang yang hadir juga membosankan.

Namun Jasmine tentu tidak bergeming ia tetap mengikuti seminar membosankan tersebut hingga tiba waktu break jam makan siang, sungguh satu-satunya hal yang patut disyukuri adalah break jam makan siang bukan hanya karna dapat mengisi perut yang sudah lapar, namun Jasmine dapat terbebas dari pembahasan klise dalam seminar yang membuat matanya memerah karna menahan kantuk, bahkan ia mengatup bibirnya agar tidak menguap sembarangan. Ah sungguh membosankan.

"Yuk makan dulu" ajak Rayan yang secepat kilat menghampiri Jasmine, tentu Jasmine langsung mengangguk setuju tanpa berbasa-basi, tentu saja ia sudah cukup lapar setelah mengikuti seminar yang menurutnya sangat klise. Jasmine, Yeni, Andra, Doni dan Rayan menuju aula prasmanan, tempat ini sudah mulai sesak oleh para undangan maupun panitia seminar. Jasmine dan Yeni pun mengantre dengan sabar, jangan tanyakan keberadaan Rayan, Andra dan Doni, tiga makhluk tersebut tentunya sudah kabur menyelak antrean di depan dengan alih-alih sok kenal atau berpura-pura mengobrol dengan teman yang sedang antre lalu sekonyong-konyong masuk dalam antrean begitu saja tanpa rasa bersalah. Setidaknya ada untungnya mereka menyerobot antrean kini mereka sudah memiliki meja untuk mereka makan bersama. Jasmine dan Yeni langsung menuju meja dimana Rayan, Doni, dan Andre sudah duduk manis.

PRANGGGG.....

Piring ditangan Jasmine terpecah-belah berserakan di lantai, tidak hanya itu Jasmine yang kini jatuh tersungkur pun merasakan kakinya cukup sakit belum lagi rasa malu yang ditanggungnya karna kini ia menjadi pusat perhatian.

"Ups sorry.. gak sengaja" ujar seorang wanita bernama Risa yang sengaja menyandung kaki Jasmine. Hal tersebut tentu membuat Jasmine murka, namun Jasmine tidak mungkin menjambak atau mencekik wanita di depannya sebab itu hanya akan mempermalukan dirinya sendiri. Jasmine berdiri dibantu oleh Yeni yang terlihat pucat entahlah mungkin Yeni merasa akan ada perang di hadapannya. Jasmine mengambil gelas yang berisikan jus jeruk yang masih penuh di meja dekat ia terjatuh, tanpa aba-aba Jasmine mengguyur Risa, sontak membuat semua orang yang dari tadi menyaksikan terkejut termasuk Risa yang hanya mematung kehabisan kata-kata mungkin, ia tidak menyangka Jasmine akan membalas perbuatannya secepat itu.

"Ups sorry.. gak sengaja" ucap Jasmine datar membuat Risa memekik kesal, Rayan dan Andra kini bergerak menghalangi Risa yang sepertinya akan mengamuk tentu mereka sedang berusaha melindungi Jasmine dari amukan Risa yang kini basah kuyup karna jus jeruk yang mendarat mulus di atas kepalanya. Hal tersebut menjadi sedikit hiburan bagi yang menyaksikan tidak sedikit dari mereka yang tertawa melihat Risa mengamuk dan adapula yang hanya menggelengkan kepala tidak habis pikir dengan insiden yang mereka lihat.

Disisi lain, seorang pria mengamati insiden Jasmine dan Risa tanpabergeming, seolah tidak peduli namun cukup penasaran, namun pria tersebutmembuat simpul sedikit simpul senyum ketika Jasmine mengguyur Risa, ahperempuan itu membalasnya dengan cepat. Begitulah pikir pria tersebut.

Part Of EscapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang