𝑑𝑢𝑎𝑏𝑒𝑙𝑎𝑠

460 45 3
                                    

Genap sudah 1 minggu lamanya Calvin dirawat dengan Javi dan Lian yang lebih sering bolak-balik menjenguk Calvin. Keduanya bak ajudan setia Calvin karena melakukan apa saja yang Calvin inginkan. Karena hal itu jugalah yang membuat Calvin menjadi keras kepala.

"Memuakkan," sindir Rai sembari merotasikan matanya

"Iri?"

"What for? Nggak penting."

"Udah elah, ribut mulu," celetuk Hamza

Tentang Hamza ya, pemuda itu selalu menjenguk Chaka tengah malam agar aman. Karena bagaimanapun mereka bertujuh tengah mengikuti alur skenario yang dibuat oleh 'mereka'.

"Jadi gimana? Ini Calvin mau balik kemana?"

"Rumah."

"Rumah gue," menatap tajam Calvin

"Gue bukan anak kecil lagi, Lian."

"Perintah mami."

Okelah kalau perintah mami, Calvin bisa apa coba?

Sebenarnya yang dapat mengendalikan kekeras kepalaan seorang Calvin hanyalah ibu dari Lian yang berstatus sebagai adik dari sang mama. Mungkin karena faktor Calvin yang lebih sering bertemu dengan maminya Lian, jadi ia lebih bisa dikendalikan oleh maminya Lian.

"Oke, fine," finalnya

Malam hari Calvin keluar dari rumah sakit. Itu pilihannya karena Hamza yang merengek ingin mengantarkan Calvin. Mau tak mau daripada Hamza sang eksekutor tantrum dan membantai habis musuh mereka, akhirnya Calvin memutuskan untuk keluar dari rumah sakit malam hari.

Setelah sampai pun mereka langsung pulang. Tak ada drama basa basi dengan orang tua Lian.

"Mi," panggil Lian saat melihat seorang wanita yang kecantikannya tak usai dimakan usia

"Yan, baru sampai?" Menghadap sang anak semata wayang

"Iya, sama Calvin," melirik ke arah Calvin yang berada di sebelahnya

"Anak nakal," ucapnya setelah berhasil menyentil telinga Calvin

"Maaf, Mi," ucapnya tulus

Wanita yang dipanggil Mami itu langsung menarik anak semata wayangnya dan ponakan satu-satunya untuk duduk di sofa yang ada disana. Dirinya akan memberikan wejangan untuk keponakan nakalnya saat ini juga.

"Udah berapa kali Mami bilang untuk selalu bawa hp atau apapun itu, Calvin? Bisa nurut sama Mami?"

"Iya Mami," menunduk

"Terus kalau udah gini gimana? Kamu juga sering bolos kan kalau ada latihan fisik yang dibikin sama Lian dan yang lain? Mau tambah bandel lagi?"

"Enggak," menggeleng ringan

"Perutnya sakit nggak?" Mau gimanapun bandelnya sang ponakan, tetap saja ia tak bisa memarahi Calvin sedemikian rupa. Memangnya ada yang berharap seperti itu?

"Udah enggak."

"Istirahat, Mami sudah urus surat izin kamu selama 2 minggu."

"Lama banget, Mi," protesnya

"1 bulan?"

"Oke 2 minggu aja, berati masuknya minggu depan kan?"

"Iya. Udah sana ke kamar kamu."

Calvin mengangguk dan menuju kamarnya yang memang sudah disiapkan sedari dulu karena Calvin sering menginap disana.

"Berapa kali dia bolos?" Tanyanya pada sang anak

SURREPTITIOUS (END) || (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang