𝑙𝑖𝑚𝑎

787 58 2
                                    

Hamza kabur saat jam pembelajaran saat Marva mengabari di grup chat mereka jika Chaka dan Javi membawa beberapa alat baru. Sesampainya di sana ternyata markas masih kosong, sepertinya Calvin dan Javi belum kembali. Sembari menunggu, Hamza memutuskan untuk membuat mi cup yang tersedia di sana.

"Bau apaan nih?" Ucap seseorang yang baru datang

"Mi cup, mau?" Tawar Hamza

"Boleh," membuka kulkas

"Ya udah, si Calvin mau juga? Biar sekalian ini air panasnya," mengambil mi cup yang baru

"Sekalian aja daripada bocahnya ngambek."

Fakta lain tentang Javi adalah sebenarnya Javi itu cerewet, hanya saja rasa malas berbicara kadang mendominasi dirinya. Javi juga orang yang enggan berbicara banyak di depan umum kecuali saat-saat seperti ini.

"Alat apaan sih emang? Kok gue penasaran banget," membuka bumbu mi cup

"Lo liat aja sendiri," membuat sirop

"Bikin yang banyak sekalian," titahnya

"Hmm."

Javi pergi setelah membuat sirop yang ia taruh di teko tanpa memberitahu Hamza membuat Hamza yang ingin bertanya lagi dengan Javi menjadi kesal.

"Bocah satu itu emang minta di gedik, sabar banget gue," pasrah

Hamza menuju ruang khusus dengan membawa 3 mi cup ditangannya. Hamza memang paling sabar jika menghadapi Calvin dan Javi yang terkadang akhlakess.

"Nih punya lo berdua," menaruh mi cup di meja

"Thanks," ucap Calvin sembari mengeluarkan alat-alat yang ia bawa

"Makasih, Za," mengambil mi cup

Hamza mengangguk dan mulai memakan mi cup miliknya. Hamza makan sembari memperhatikan Calvin yang sedang mengeluarkan alat.

"Itu buat kita pakai?" Tanyanya setelah meneguk sirop yang ada digelasnya

"Iya," masih fokus ke alat-alatnya

"Fungsinya buat apa? Kenapa ada pistol dan laser yang berbentuk seperti pulpen?"

Calvin menjelaskan apa yang sudah ia jelaskan pada Javi sebelumnya. Hamza mengangguk mendengar penjelasan Calvin. Menurutnya alat yang dibuat Calvin jauh lebih praktis untuk mereka gunakan jika dalam keadaan terdesak ataupun terancam.

Selesai dengan alatnya, Calvin mulai memakan mi cup yang sudah dibuatkan oleh Hamza. Jika boleh bilang, Calvin tadi pagi lupa sarapan dan ia juga belum sempat mengisi perutnya hingga saat ini.

"Lo laper apa gimana?" Tanya Hamza saat melihat Calvin menyelesaikan makannya dengan cepat

"Iya, lupa sarapan," sahutnya setelah meneguk sirop miliknya

Javi dan Hamza hanya bisa menggelengkan kepala melihat kebiasaan Calvin satu itu yang sudah mereka khatamkan.

"Tinggal sama Lian aja deh lo, daripada jarang sarapan gini," usul Hamza

"Ogah, lo tau kan rumah Lian jauh banget dari markas ataupun sekolah gue."

"Daripada lo jarang sarapan, gue rasa saran Hamza ada benarnya."

"Malas."

Calvin berdiri dan membuka lemari mengambil tas kecil yang terdapat nama dari masing-masing 7 Inti Pilar yang biasa mereka gunakan. Calvin menaruh tas-tas tersebut di atas meja tempat ia menaruh alat-alat yang ia dan Javi bawa.

"Berasa mau perang," celetuk Hamza

"Lo pikir selama ini kita piknik?" Menatap malas Hamza

"Liburan sih," sahutnya

SURREPTITIOUS (END) || (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang