𝑑𝑢𝑎𝑝𝑢𝑙𝑢ℎ𝑙𝑖𝑚𝑎

395 39 21
                                    

//flashback on

"Mar, bukannya itu mama lo?" Tanya Lian saat melihat foto mamanya Lian ada di salah satu dari sekian foto didalam sana

"Berarti 'dia' adalah mama gue sendiri?" Monolognya

Marva menggeleng tak percaya dengan penjelasan serta pemikirannya barusan. Marva ingin menghentikan asumsinya barusan.

"Marva, bukankah Calvin sudah mewanti-wanti agar kamu tidak kecewa?"

Marva diam. Benar memang Calvin bilang padanya untuk tidak kecewa. Tapi jika faktanya seperti ini bagaimana dia tidak merasa kecewa.

Marva langsung berlari memasuki gedung kembali dan mencari keberadaan tim 3 serta Calvin. Sampailah ia melihat dimana tim 1 juga bergerak menuju tempat tim 3 dan Calvin.

//flashback off

Suara Marva hampir habis karena berteriak agar Calvin mendengar perkataannya untuk membuka pintu tersebut.

"Mama buka pintunya.... jangan sakitin Calvin. Calvin udah cukup menderita selama ini, Mama," suara lirih itu Marva keluarkan meskipun terdengar sangat serak

Marva sedih, kecewa dan marah saat mengetahui bahwa orang yang mereka cari dan akan mereka habisi adalah mama kandungnya sendiri. Tapi Marva juga tidak ingin Calvin menjadi korban selanjutnya dari dendam yang dimiliki sang mama. Siapakah yang harus Marva pilih?

Rai, Hamza, Nevan dan Javi hanya diam saja melihat Marva karena mereka belum tahu apa yang sebenarnya terjadi. Lian yang peka dengan situasi pun langsung menjelaskan secara rinci kepada mereka berempat.

Javi, tangan anak itu sepertinya sangat gatal sehingga memukul telak rahang Marva. Hanya satu kali tapi itu sangat membekas karena pukulan yang diberikan Javi didasari dengan amarah miliknya.

"Semua karena mama lo, sialan. Kalau tau 'dia' adalah mama lo, udah gue bunuh duluan sebelum Calvin yang bertindak. Bedebah kaparat, bangun dan pilih siapa yang bakal lo pilih," tekan Javi kepada Marva

Lama berdebat, mereka kembali diserang oleh orang-orang yang memang suruhan dari mamanya Marva. Bahkan Marva sendiri langsung melampiaskan seluruh emosinya dengan menyerang secara membabi buta tanpa pandang bulu. Yang ada di pikiran Marva saat ini adalah ia harus bisa menyelamatkan Calvin sesegera mungkin.

Bugh.....

"Marva fokus," ucap Lian setelah menyatukan punggungnya dengan punggung Marva

Saat ini keenamnya sudah sama-sama menyatukan punggung mereka kala musuh mereka semakin banyak. Tak hanya di dalam saja, yang di luar pun sama banyaknya sehingga mereka mulai kewalahan menghadapi musuh.

"Kita saling jaga satu sama lain, jangan ada yang membuyarkan fokus," peringat Marva

Mereka berenam mulai menyerang dengan saling melindungi satu sama lain. Sedangkan orang tua mereka membantu yang di luar karena juga sama tak terkendalinya.

.

.

.

.

Saat ini Calvin sedang berhadapan langsung dengan 'dia' yang identitasnya sudah kita ketahui sebagai ibu dari Marva. Sedari tadi belum ada perkelahian atau percakapan antara Calvin dengan Yunia—mama Marva—sejak Calvin memasuki ruangan.

"Sudah berapa lama kamu mengetahui semuanya, Calvin?"

Calvin hanya diam enggan membalas pertanyaan dari Yunia. Yunia sendiri hanya memberikan senyum simpulnya melihat respon dari Calvin.

SURREPTITIOUS (END) || (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang