𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡

856 61 1
                                    

Pagi ini sebelum ketujuhnya berangkat sekolah, mereka memutuskan untuk berkumpul sebentar. Marva akan membahas sesuatu yang penting terkait penyelidikan yang dilakukan oleh Lian, Hamza dan Nevan.

"Besok kalian bertiga akan kemah?" Tanya Marva

"Iya."

"Tapi gue malas jika diadakan di sekolah," ucap Nevan

"Gue minta kalian bertiga untuk ikut kemah itu. Ada sesuatu yang mencurigakan dari hasil penyelidikan kalian bertiga kemarin. Awasi diam-diam guru tersebut dan gue rasa 'orang itu' merupakan salah satu dari mereka," menatap ketiganya

"Gue pikir juga gitu setelah melihat hasil. Rencana kali ini gue biarin berantakan supaya nggak terlalu terlihat oleh 'orang itu' dan masing-masing dari kita bertiga bikin seolah-olah kalau kita tidak mengetahui apa yang 'orang itu' lakukan," ucap Nevan mengeluarkan hasil pemikirannya

Marva memikirkan kembali hasil dari pemikiran. Untuk pertama kalinya mereka akan bergerak tanpa strategi yang pasti. Tapi melihat gerak gerik yang dilakukan oleh 'orang itu' memang sepertinya pemikiran yang diucapkan Nevan memang tak salah. Baiklah untuk kali ini Marva memutuskan bergerak tanpa strategi yang pasti.

"Baik, gue setuju. Lakukan senormal mungkin dan saling memberi kabar," final Marva

Ketujuhnya membubarkan diri menuju sekolah mereka.


─────────⊹⊱✫⊰⊹─────────


"Lo yakin dengan semua itu, Nev?"

"Ya, gue yakin."

"Apa nggak terlalu berbahaya?"

"Memangnya ada yang kita lakukan tanpa bahaya?"

"Ya, lo benar."

"Ah pusing gue dengerin lo berdua. Tadi formal, sekarang non formal," kesal Hamza

"Lo kan paham peraturan kita, sebisa mungkin saat serius, kita menggunakan bahasa formal. Kalo lagi nyantai gini mah bebas."

Hamza lupa dengan peraturan tersebut. Lagipun ia kesal jika harus berbicara ganti-ganti seperti itu. Lebih baik ia segera kekelas dan tidur. Ya, itu lebih baik.

"Ngambek bocahnya," cibir Nevan

"Lo tau sendiri si Hamza gampang tantrum," tersenyum tipis

"Ya ya ya," merotasikan bola matanya

Nevan dan Lian berpisah gedung untuk menuju ke kelas mereka masing-masing. Sebenarnya hanya Nevan yang berbeda gedung dengan Lian dan Hamza.

"Nevan, boleh ngobrol bentar?" Tanya seseorang yang Nevan yakini anggota osis

"Boleh," tersenyum

"Emm kayaknya duduk dulu aja, takut lo nggak nyaman."

Nevan mengangguk dan menduduki tempat duduknya diikuti orang yang tadi duduk di sebelah Nevan. Nevan duduk sendiri karena jumlah murid dikelasnya yang ganjil.

"Ada apa?"

"Gini, kita dari pihak osis membutuhkan 1 perwakilan dari setiap kelas untuk menjadi panitia kemah besok. Ketua kelas ini sendiri nggak bisa jadi panitia karena udah jadi anggota osis dan yang lainnya merasa nggak bisa memenuhi tanggung jawab sebagaimana jadi kelas ini sepakat buat nunjuk lo, gimana?"

"Boleh, jadi gimana?"

"Oke kalo gitu, sepulang sekolah lo bisa ikut rapat bareng kita di depan ruang osis."

SURREPTITIOUS (END) || (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang