It Has To Be You pt2 [Markmin]

1.2K 79 9
                                    


Sampai di depan rumah kos Malena, Mark memandangi bangunan rumah susun yang kini ada di hadapannya.
"Kamu tinggal di sini?" tanya Mark sambil memandangi beberapa jendela dan pemandangan jemuran di depan balkon dari jendela-jendela tersebut. Yah bisa dibilang kawasan tersebut adalah kawasan tempat tinggal masyarakat menengah ke bawah.

"Iya, ngekos."

"Ngekos? di tempat kaya gini? serius?" tanya Mark tak percaya. Sejak kecil Mark memang tidak pernah merasakan hidup susah seperti orang-orang pada umumnya. Pria itu terlahir di keluarga yang cukup dan tentu ia berpikir kalau sekarang Malena menjalani kualitas hidup yang kurang baik.

"Kenapa? kumuh ya?" tanya Malena sembari tersenyum melihat ekspresi Mark, karena baginya ini sangat menyenangkan, ketika melihat orang seperti Mark heran terhadap kehidupannya.

Sadar dengan pertanyaan itu, Mark yang merasa tak enak pada Malena pun menggelengkan kepalanya.
"Bukan gitu sih masalahnya, ta-tapi apa nggak ada tempat lain lagi yang lebih bagus? kamu kan mantan pramugari."

"Tempat yang lebih bagus? maksudnya apartemen?" tanya Malena sembari menenggerkan kepalanya di sandaran jok, wanita itu justru tersenyum memandangi Mark yang masih kelihatan shock melihat tempat tinggalnya sekarang.

"Yah, mu-mungkin," jawab Mark ragu. Tapi itu justru membuat Malena makin tersenyum.

"Mantan pramugari kan bukan jutawan, dan sewa apartemen mahal, beli apartemen, apalagi. Mahalnya bukan main. So, this is my life."

Mark terdiam sebentar, menatap menyesal pada mata Malena yang masih tersenyum tulus padanya.
"Len, aku harap kamu nggak salah paham ya sama omonganku. Tapi kalo kamu tersinggung, aku minta maaf."

Malena tertawa mendengarnya.
"Kenapa harus minta maaf? Kamu kan cuma mengutarakan pendapat, bukan nyuruh aku melakukan apapun. So, it's okay. Cuma mungkin aku nggak akan bisa ajak kamu masuk ke dalam rumahku, kan? Dan mungkin juga, ini..." Malena menjeda kalimatnya.

"Mungkin apa?" tanya Mark.

"Mungkin karena hal ini juga kamu nggak akan pernah nemuin aku lagi setelah ini."

Mark mengerutkan dahinya.
"Loh! emang kenapa?"

"Karena..." Tatapan Malena sekarang jadi lirih, namun masih dengan senyuman di bibirnya.
"Kita emang nggak punya alasan untuk terus saling berhubungan, kan? sebenernya aku cukup tau diri kok. Kita dulu ketemu dengan cara yang yah... bisa dibilang ketidaksengajaan dan dalam keadaan yang main-main, so, aku nggak akan heran atau mikir apapun kalo setelah ini pun kita nggak akan ketemu lagi."

Mark tidak segera menjawab ucapan Malena, pria itu tampak berpikir lebih dalam lagi mengenai apa yang terjadi sekarang, dan menimbang-nimbang bagaimana perasaannya sendiri saat ini.

Mungkin niat pertama Mark sejak awal, bahkan hingga ia menarik Malena ke dalam mobilnya tadi, pun hanya karena ia masih sangat tertarik pada kecantikan Malena. Mark ingin merasakan lagi kehangatan, dan masa-masa indahnya bersama Malena seperti hari itu.
One night stand bersama Malena di dalam pesawat waktu itu, bisa dibilang sangat berkesan untuknya. Bahkan dari sekian banyak wanita yang pernah tidur dengannya, Malena masuk ke dalam wanita yang masih diingat oleh Mark, sebab wanita itu begitu cantik, asik dan tidak banyak menuntut apapun padanya, bahkan Malena tidak sama sekali.

Maka dari itu, kini perasaan Mark ingin pertemuannya dengan Malena hari ini, bukanlah akhir. Mark ingin bertemu dengan Malena kapan pun ia menginginkannya.

"Entahlah Malena, tapi jujur, aku sih masih pengen kita masih tetep ketemuan dan komunikasi. Seperti yang udah aku bilang sebelumnya, waktu itu hp ku hilang, dan aku nggak bisa berbuat apa-apa buat dapetin kontak kamu. Selain itu..."

MALENA(GS)🔞/Nomin/Markmin/2jae/JaeSungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang