"Dia kabur..." Ucapan itu terlontar dengan sangat meyakinkan dari mulut Teyana di hadapan Malena. Bahkan wanita itu sangat yakin kalau apa yang ia pikirkan saat ini adalah kemungkinan terburuk yang akan terjadi pada Malena saat Mark tahu siapa Reyhan sebenarnya.Dan sekarang Teyana merasa agak bersalah, meskipun niatnya adalah untuk membantu Malena mengungkap semua fakta, namun ia tak menyangka kalau perbuatannya justru membuat sahabatnya sekarang jadi terpuruk.
Sudah dua hari berlalu sejak kejadian Mark mengetahui siapa Reyhan yang sebenarnya, Malena mengurung dirinya di kamar dan tidak mau berangkat bekerja. Wanita itu seolah kehilangan setengah dari kehidupannya. Tepatnya saat melihat bagaimana ekspresi wajah Mark ketika mengetahui Reyhan adalah anak kandung pria itu.
Sejujurnya, Malena juga yakin kalau saat ini dia telah pergi ditinggalkan, dan kemungkinan Mark tidak akan menemuinya lagi, karena sampai saat ini tak ada panggilan atau pesan yang masuk dari pria itu.
Namun, Malena tak bisa menahan perasaan sakit yang luar biasa mendera hatinya saat ini.Baginya, akan lebih baik kalau Mark tidak pernah mengetahui segalanya, karena itu akan lebih memudahkan Malena. Setidaknya wanita itu akan tetap bisa bertemu dengan Mark meski hanya sebatas menjadi wanita penghibur, atau mungkin simpanan pria itu jika suatu saat Mark menikahi seorang wanita secara sah.
Keinginan Malena sungguh tidak muluk, bahkan terkesan sangat bodoh untuk ukuran seseorang yang pantas mendapatkan kebahagiaannya. Malena punya wanita jalang, dia hanya wanita baik-baik yang terjebak di dalam cinta butanya pada seorang Mark. Jadi, tidak ada alasan untuknya menderita sampai akhir hayatnya hanya karena menjadi simpanan pria yang ia cintai.
Dan ketika sebuah telefon berdering dari ponsel Malena. Sontak wanita itu mengambil ponselnya tergesa-gesa. Ia lihat nama Lucas lah yang tertera di sana, maka dari itu sekarang ia mengabaikan panggilan itu.
Teyana mengintip dari posisinya.
"Mungkin dia mau ngomong sesuatu yang penting Len, kenapa nggak dijawab?""Dia cuma mau minta aku buat kembali kerja di kafe."
"Nah trus kenapa kamu mogok kerja dua hari ini? emang kamu udah nggak butuh uang lagi Len?"
Malena tidak menjawab dengan perkataan, wanita itu hanya melirik ke arah Teyana dari posisinya yang sedang rebahan di kasur.
"Okay, aku tau kamu lagi patah hati gara-gara masalah kemarin, tapi kamu harus tetep lanjutin hidup kamu Len? come on Len... selama ini kamu udah kuat ngejalanin semuanya sendiri. Tapi kenapa cuma karena kejadian kemarin sekarang kamu malah jadi begini? kamu nggak mikirin Reyhan? kamu nggak mikirin apa kata bu Gladis pemilin kafe yang selama ini udah nolong kamu? masa kamu mau berhenti gitu aja sih di sana?"
Mendengar nama Gladis disebut, Malena jadi teringat masa lalu, saat ia tidak tahu harus pergi kemana karena tak memiliki tempat tujuan.
Riana menemukan Malena di kafe miliknya, dan wanita baik hati itu menawari pekerjaan pada Malena yang saat itu tengah menangis sendirian di salah satu bangku kafe setelah Malena ditipu oleh seorang pria yang katanya akan membantunya masuk kerja di sebuah hotel ternama.Pria itu malah memaki Malena dan pergi begitu saja setelah mengambil uang Malena yang wanita itu berikan sebagai tanda jasa penyaluran tenaga kerja. Namun nyatanya Malena malah ditipu. Dan di sanalah ia bertemu dengan bu Gladis, wanita usia lima puluh tahunan yang begitu baik mengajaknya bekerja di kafe.
Namun baru dua tahun bekerja, Gladis dikabarkan meninggal dunia karena kecelakaan, dan mulai saat itu Malena berjanji kalau dia tidak akan pernah meninggalkan kafe apapun yang terjadi. Sekalipun dia sering mendapat perlakuan tidak baik dari sana, namun dia sudah berjanji pada Gladis akan tetap menjaga kafe sang mendiang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MALENA(GS)🔞/Nomin/Markmin/2jae/JaeSung
FanficBook ini adalah kumpulan cerita dewasa 18-21+ •Pastikan sudah berusia 18+ saat membaca buku ini •Jika terdapat adegan radikal/mature, saya harap pembaca bisa lebih bijak dengan tidak melaporkan buku ini. •Semua tokoh dari cerita ini hanya meminjam...