setelah kejadian itu zee terbangun di sebelah ruang kamar yang mewah"eggh,d dimana ini?" ujar nya setelah bangun
"permisi tuan" ujar pelayan wanita
" k kamu s siapa?"ujar zee
" saya pelayan di sini,tuan max memerintah kan saya untuk membawakan tuan makan jika sudah sadar,ini makanan tuan permisi"ujar pelayan lalu pergi dari sana"max,akkkkk brengsek" teriaknya sambil mengacak-acak rambutnya
ceklek
suara pintu terbuka dan menampakkan max di sana
"ada apa panic" ujar max
"lepas in gw plis" ujar zee
"loh bukannya kita dah sepakat kemarin" ujar max
"ta tapi-" ujar nya terpotong"udah,mandi dan pakai baju ini" ujar max
"u untuk apa?" tanya zee
"bertemu anak ku" ujar max
"kau sudah menikah?" ujar zee"tidak,dia anak adik ku tapi adiku sudah mati karena bunuh diri" ujar max
"ahh maaf,tapi buat apa ketemu anak mu" ujar zee
"karena kau papanya" ujar max"hah"
"ya,kau milikku sekarang dan kau akan jadi papa dari anak ku" ujar max
"tap-""kau tak mau,baiklah aku akan suru anak buah ku untuk-"
"ya mau" ujar zee lalu bergegas turun dari kasur
"aw sakit" ujar zee sambil memegang pantat nya
"masih sakit?" ujar max
"hmm""mandi lah aku akan ambilkan salep" ujar max lalu pergi
"ternyata dia perhatian ehh engga' zee sadar lo punya nunu" ujar zee lalu bergegas ke kamar mandiskip
"gimana udah" ujar max
"ya"
"apa baju ini muat" ujar max
"ya,ini pas untuk ku" ujar zee"bagus ayo berangkat zen,anakku sudah menunggu" ujar max
"ya"skip
rumah max
"apa ada pernikahan di sini" ujar zee saat melihat rumah max
"ya"
"siapa?" tanya zee
"kau dan aku tentu saja" ujar max
"a apa gw gak mau" ujar zee
"kau,menolak ku" ujar max
"aku aku emm ti baiklah" ujar zee
"bagus,ayo ke altar" ujar maxmax dan zee datang menuju altar di sana sudah ada fortboss perth dan yang lain termasuk nat yang sedih dan zen yang tersenyum senang saat melihat orang yang ia tanya setiap hari dan langsung menghampiri nya
"PAPA" panggil zen langsung memeluknya
"balas pelukan nya" bisik max pada zeezee pun langsung membalas pelukan zen dan berkata
"apa kabar sayang?" ujar zee
"baik papa" ujar zen senang"zen sayang sudah dulu ya nanti kangen' an lagi" ujar max
"iya,daddy""apakah tuan Rujeerattanavorapan bersedia menjadi suami untuk tuan panic" ujar pendeta
"ya" jawab max"dan apakah tuan panic bersedia menjadi 'istri' untuk tuan Rujeerattanavorapan" ujar pendeta
"emm,i iya" ujar zee ragu
"*nu,maafin hia*" batinya"sekarang kalian resmi jadi suami istri" ujar pendeta