Chapter 6

196 20 1
                                    

"papa" panggil zen
"papa kenapa teriak,terus kenapa pake baju itu emang tidak dingin"ujar nya polos

" emh,gak papa sayang"ujar max
"daddy itu apa?" ujar zen menujuk vibrator yang ada di tangan max
"emm ini suntikan" ujar max

"suntikan?,kok besar sekali?trus buat apa tadi kok di masukan ke dalam paha papa?" tanya nya

"emm,zen sudah besok aja tanya nya udah malem loh ini besok udah harus sekolah" ujar max
"hemm iya deh,tapi mau bobo sama papa" ujar nya

"emm max?" ujar zee sambil menatap max
"baiklah boy tapi biar papa mu ganti baju dulu" ujar max
"iya"

skip

paginya zen sudah berpakaian lengkap untuk kesekolah

"papa lihat zen" ujar zen pada zee yang tengah memakan sarapannya
"wahh anak papa tampan sekali" ujar zee mengelus rambut zen

"hihi,hari ini papa kan yang anter zen sekolah?" ujar nya
"iya dan yang jemput juga papa " ujar max yang baru saja turun
"beneran asikk" ujar zen senang

"sudah ayo sarapan nanti telat lagi" ujar max
"iya daddy"

skip

"zee ini mobil kamu buat anter jemput zen dan ini sudah ada supirnya jdi kalau kamu macam macam saya bisa tau faham" ujar max
"emm iya"

"papa ayok berangkat" ujar zen
"hmm"

setelah sampai di sekolah zen

"jangan nakal ya" ujar zee pada zen
"iya dada papa" ujar nya melambaikan tangan

"huh max brengsek gw harus cari cara buat kabur" ujar zee yang di dengar oleh supir suruhan max

sementara itu di kantor polisi

"jadi kapan terakhir kamu lihat pacar kamu?" tanya polisi pada pemuda manis dan itu adalah nunew
"sekitar 2 hari yang lalu pak" jawab nunew

"hmm baik saya akan kabari anda jika sudah menemukan petunjuk yang jelas" ujar polisi
"iya pak tolong ya" ujar nunew
"ya"

di luar kantor polisi

"phi,phi zee di mana hiks" isak nunew

skip kantor zee

"bjir beneran ini si pak zee ilang" ujar chimon setelah mendengar gosip tentang hilangnya zee
"hmm,udah 2 harian ilangnya" ujar ohm
"tapi itu di culik apa gimana?" ujar nanon

"gak tau juga sih,cuma tiba-tiba ilang aja" ujar ohm
"bejir kek hantu" ujar chimon
"hus udah udah mending balik kerja" ujar ohm
"oke"

skip

di rumah max

"huh gabut bet dah gw" ujar zee

ting tong ting tong

"siapa sih ajir" ujar zee
"biar saya aja tuan" ujar bibi
"em ya makasih" ujar zee

"eh nak nat,masuk masuk" ujar bibi pada nat
"makasih bi" ujar nat

"eoh siapa ya?" ujar zee saat melihat nat
"em aku nat phi" ujar nat
"ah hai nat saya zee" ujar zee
"haha iya phi udah tau kok,kan pas phi nikah aku dateng"ujar nat

" ah iya kah,maaf phi gak merhatiin kemarin"ujar zee
"ahh gak papa" ujar nat
"emm zen nya mana phi?" tanya nat
"zen nya kan udah sekolah,tadi pagi juga udah berangkat" ujar zee

"o oh em yaudah nat titip ini buat zen ya phi" ujar nat memberi papperbag berwarna coklat pada zee
"ah iya makasih ya repot repot" ujar zee
"iya gak papa,ya udah aku duluan ya bentar lagi ada kelas soalnya" ujar nat

"iya hati hati ya" ujar zee
"iya"

"bi tolong taro di kulkas ini nya" ujar zee
"iya tuan"

kring kring kring (suara telpon zee)

"siapa sih?," ujar zee

📞Start~

"halo"
"cepat ke kantor saya sekarang"
"siapa sih geje banget" ujar zee
"ini suami kamu panic" ujar orang itu aka max
"ihh ternyata kenapa?" ujar zee
"kamu budek,ke kantor saya sekarang" ujar max
"ngapain" ujar zee
"melanjutkan yang semalam tentu saja" ujar max
"gak gw ga-"
"kamu berani hah" ujar max
"iss iya iya" ujar zee pasrah
"dan jangan lupa pakai masker topi dan kaca mata faham" ujar max
"buat ap-"
"D
FAHAM"
"FINE!!"

📞Finis~

"max brengsek" umpat nya

"permisi tuan ini masker topi dan kacamata yang di minta pak max untuk di berikan pada tuan zee" ujar pak supir
"hmm"

skip sampai kantor max

"gede juga" ujar zee

"permisi pak ada yang bisa di bantu" ujar resepsionis
"saya mau ketemu max" ujar zee
"oh pak max,bapak pak panawat?" ujar nya
"emm iya"
"oh ya silahkan masuk pak sudah di tunggu pak max di dalam" ujar resepsionis
"ya"

skip

"iya langsung masuk apa gimana?" ujar zee di depan ruangan max
"ah udah lah masuk aja" ujar zee membuka pintu

"*anjir*" batin zee saat melihat max sedang ada tamu

"eh kamu siapa? pak max dia siapa?" ujar tamu max
"ah iya istri saya pak" ujar max merangkul pundak zee
"loh pak max sudah manikah" ujar tamu max panggil aja tay tawan haha

"iya baru kemarin pak tay" ujar max
"oh kok gak undang undang pak" ujar tay
"hehe iya yang dateng cuman keluarga aja pak soalnya" ujar max
"ohh,siapa namanya" tanya tay

"zee namanya zee" ujar max
"ohh sama ya kaya pak zee pruk" ujar tay yang ternya kolega zee

"ahh iya" ujar max
"kok pake masker " ujar tay
"emm anu lagi sakit uhuk uhuk" ujar zee pura pura batuk

"ohh cepet sembuh ya" ujar tay
"ya sudah pak max,kayanya kita lanjut besok aja bahas nya keliatannya pak max mau mesra masra an sama istrinya" goda tay

"iya,makasih udah ngertiin" ujar max
"ah pak max,ya sudah saya pamit ya" ujarnya lalu pergi

"ya"

"sini" ujar max mendorong zee ke atas sofa
"aw sakit tau" ujar zee
"diem,kamu tu kalo masuk ruangan saya ketok dulu pintu nya panic" ujar max
"ya kan lo gak bilang" ujar zee
"kam-" ujar max terpotong

"awas gw mau jemput zen" ujar zee
"saya antar" ujar max
"gak usah" ujar zee
"gak ada bantahan" ujar max
"okee"

BERSAMBUNG

THE MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang