3.nomer tak di kenal

45 27 36
                                    

Hello pren👋

Kurang baik apa lagi coba,bela-belain up tengah malam.

Follow,komen,and vote jangan lupa ya pren...

Sayaaang kaleean🤍

Perlahan namun pasti kedua mata Lara kembali terbuka,walau kepalanya masih terasa pening dan berat.

Lara yakin bahwa sekarang ia sudah berada di dalam kamar yang sudah ia tempati selama 3 hati.kejadian didermaga tadi kembali berputar diotaknya,membuat bulu kuduknya merinding.

Lara mengedarkan pandangannya mencari handphone miliknya.
Ia melirik ke arah meja kecil yang berada tepat ditepi kasur.
Dan benar saja handphone nya tergeletak di sana,bersama dengan jaket kulit berwarna hitam dengan bordiran kepala singa di bagian dada kiri ,serta bordinar JERVANOS berukuran besar dibagian punggungnya.

Lara mengerutkan dahi nya penuh tanya."punya siapa?",batinnya .

Lara mengubah posisinya,kini ia duduk bersandar pada pembatas belakang kasur.tangannya maraih jaket kulit itu.

Entahlah, Lara merasa tidak asing dengan jaket itu.
Lara mengendus-endur nya ,aroma mint yang sangat mendominasi.

Lara berusaha keras mengingat semuanya,dan kini pikirannya tertuju pada satu orang yang bertemu dengannya diparkiran,pintu kantin,dan.....

Orang yang menggendong nya di dermaga.
Apa mereka orang yang sama?

Fokus Lara seketika buyar ketika seorang pria  tiba-tiba membuka pintu kamar nya.
Arya berdiri dipintu memandang penuh kekhawatiran kearah Lara .
Sebelum akhirnya berjalan cepat dan mendekap Lara erat .

Begitupun dengan Lara,ia membalas pelukan Arya tak kalah erat.
Dapat Lara rasakan bahwa punggung kakanya itu bergetar,yaa... pria itu menangis dalam pelukan Lara .

"Jangan gini lagi Ra...",ujar Arya dengan suara yang kini terdengar serak .
"Jangan buat gua merasa gagal jadi seorang kaka.semenjak gue mutusin bawa Lo pergi,Lo udah jadi tanggung jawab gue sepenuhnya Ra".kini Arya beralih menangkap kedua pipi Lara,ia mengelusnya lembut.

Kedua pelupuk mata Lara sudah digenangi cairan bening,Lara selalu tersentuh ketika melihat Arya yang begitu mengkhawatirkan nya.

"Jangan pernah ngerasa sendirian Ra, Lo masih punya gue....gue bakal antar Lo kemanapun,selalu ngejaga Lo,mastiin Lo selalu aman,dan gue ga bakal ngizinin bajingan itu nyentuh Lo". Arya menatap lekat kedua bola mata adik kesayangannya itu.

Lara mengerti siapa yang Arya sebut dengan julukan bajingan itu.
Hal itu membuat Lara tak kuasa menahan tangisnya,ia kembali memeluk Arya erat.
Tangis Lara benar-benar pecah kali ini."makasih kak... makasih karena selalu ada buat Lara".

"Jujur Lara takut kak...takut kalau dia nyari kita,dia nemuin kita,dan di-"

Arya meletakkan jari telunjuk di bibir Lara,seolah memintanya untuk tidak melanjutkan ucapan nya.
"Gue udah bilang,gue ga bakal ngizinin bajingan itu nyentuh Lo lagi". Arya menghapus air mata Lara dengan lembut.

Kemudian mengelus pucuk rambut Lara,"istirahat ya,besok lo harus masuk sekolah".Arya membantu Lara untuk kembali berbaring,serta membenarkan selimut Lara.

Cup...

Arya mengecup kening Lara penuh kasih.
Setelahnya Arya melangkah pelan ke arah pintu.

"Kak".

Arya kembali menoleh.

Lara mengangkat jaket kulit yang sedari tadi berada didekatnya.
"Punya Verel?".

LEVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang