Part. 5

23 2 0
                                    

Happy reading and dont forget to click VOTE, thankyou!

.
.
.

Beberapa hari setelah kejadian rooftop,
"Vis! Lo di followback Anas?" ucap Juan heboh dri pintu kelas.

"Apasih brisik lu!" sejujurnya ia tak ingin banyak orang tahu tentang hal tersebut.

"Maap-maap deh keceplosan cok! Tapi ini beneran?" Juan menunjukan akun Anas yang mutualnya sekarang ada Travis.

"Ya keliatannya gimana? Gitu dah jawabannya" jawab Travis enteng.

"Cok! Ini beneran lampu ijo buat lu! Gue doain Hersa punya cewe baru deh" Juan terlihat sekarang mendukung Travis untuk mendekati Anas.

"Kemaren perasaan lu ama Justin ngelarang gue deh?" Sindir nya.

"Hehehe tapi kalau diliat-liat lo berdua cocok si. Udah gitu gue muak banget sama Hersa dia sering banget ngerangkul anak-anak cewe" Juan menceritakan kejadian yang ia baru saja liat.

"Siapa?" Tanya nya dengan wajah amarah.

"Rei" jawab Juan ragu-ragu.

"Dia nolak?" rahang Travis mulai mengeras

"Pastilah? Lo tau kan Rei anti banget sama cowo-cowo famous modelan lu dan Hersa" jawabnya.

Tanpa menjawab ucapan Juan, ia langsung bangkit berdiri untuk mencari Hersa. Travis menelfon Satriya dan Justin untuk menanyakan posisi Hersa. Bingo! Hersa sedang berada di warung teh Lilis yang dimana tempat itu sudah diluar kampus. Ia bisa sepuasnya menghajar Hersa.

Travis lari sekencang yang ia bisa, setelah ia sampai diwarkop tersebut ia langsung menarik Hersa ke luar warung dan mendirongnya ke pinggir lapangan.

"Wtf bro? Lo siapa?" Hersa terlihat sangat kaget bukan main, namun Satriya lebih terkejut lagi melihat Travis kesetanan dari arah warung.

"Gue peringatin lo ya! Jangan pernah lo modus ke Rei" Travis menunjuk ke arah muka Hersa, tentu saja Hersa tidak suka.

"Lo maba ya? Gausa songgong sama gue! Gue ketua BE-" Hersa tak sempat menyelesaikan ucapannya karna Travis langsung memukul wajahnya.

"Fuck! Lo beneran songgong dan brengsek!" Hersa membalas pukulannya tepat di pipi kanan Travis.

Satriya yang panik langsung saja memisahkan mereka, "woi woi udah woi!! Kalian bisa mati cuk! Ga ada orang disini yang bantu misahin kalian! Kasian teh Lilis nanti pingsan liat kalian tonjok-tonjokan" Satriya tetaplah Satriya, apapun keadaannya lawak menjadi identitas nya.

"Lo diem ya! Atau mau gue pukul juga kaya temen lo yang songgong itu?" Hersa terlihat tidak senang dengan kehadiran Satriya.

"Lo berani pukul dia? Lo gue abisin" Travis tak main-main dengan kata nya ia langsung maku untuk memukul Hersa,beruntung Satriya juga berbadan tinggi besar sehingga mudah baginya untuk memisahakan kedua tiang tersebut.

"Stop anying! Kalo ketauan dosen lo pada di skors tolol!!!" Satriya memisahkan sekuat tenaga nya.

Beruntungnya Aji melihat pertengkaran mereka dan langsung menghampiri dan memisahkannya, Hersa yang melihat Aji langsung bersikap lebih tenang.

"Sa udah ya lo stop mendingan, loketua BEM kan? Ga seharusnya lo ribut-ribut gini" Aji mulai menenangkan mereka.

"Bang dia duluan tiba-tiba narik gue dan mukul muka gua" Hersa terlihat meminta pembelaan dari Aji.

"Gausa sok polos lo! Gue peringatin lo ya anj*** sekali lagi lo deketin Rei dan sentuh dia lo bakalan abis sama gua!" Travis masih belum reda ia sekali lagi memperingati Hersa.

"Udah Vis gue tau lo marah tapi kontrol emosi lu dulu, gue gamau liat kalian kaya gini lagi. Selesaiin masalah ga akan kelar kalau pake emosi gini" Aji sekali lagi menenangkan mereka berdua.

"Sa!" dari jauh terdengar suara teriakan seorang cewe yang dipastikan itu adalah Anas.

Ia berlari ke arah Hersa, segera ia memeriksa keadaan Hersa, "Lo gapapa Sa? Lo ngapain sih?" Anas terlihat khawatir.

Travis yang melihat adegan tersebut sangat jijik karna menurutnya Hersa sangat tidak pantas mendapatkan perhatian dari Anas.

"Aku dipukul sama ni maba" dia menunjuk ke arah Travis yang masih penuh dengan amarah.

"Jauh-jauh lo dari Rei" Travis malas melihat kemesraan mereka, ia memutuskan kenbali ke kelas walaupun keadaannya berantakan. Aji dan Satriya kembali ke warung teh Lilis.

Travis segera pergi ke toilet untuk membersihkan dirinya, setelahnya ia mencari Rei ke perpustakaan namun ia tak kunjung menemukan Rei. Justru ia bertemu dengan Anas yang juga sendari tadi mencarinya, "boleh kita ngobrol bentar?" Anas mengajak Travis ke rooftop.

Sesampainya di rooftop Travis dengan wajah datarnya mengatakan "kenapa?" tanya nya.

"Sorry buat kejadian tadi, gue gatau apa yang yerjadi tapi plis Vis lo gausa berurusan sama Hersa ya" Anas terlihat memohon pada Travis.

Travis semakin kelas, "Gue gaperduli asal dia stop sok ganteng dan deketin Rei" ucap Travis.

"Dia cewe lo? Atau saudara lo?" Anas sejujurnya sangat penasaran apa yang terjadi pada mereka, karna Hersa tidak memberitahu nya meskipun ia memohon.

"Rei temen gue dari semester 1, dia introvert dan ga gampang bergaul sama orang terlebih cowo apalagi modelan Hersa" ucap Travis.

Ada rasa lega di hati Anas setelah mendengar bahwa Rei adalah 'teman' nagi Travis.

"Lagipula lo gausa minta maaf, gue duluan yang nyerang dia. Dan mending lo putusin atau jauhin dia, gue sering liat dia pelukan bahkan ciuman sana sini" Travis sudah muak dengan tingkah Hersa kepada cewe-cewe.

"Gabisa Vis" Anas menjawabnya dengan tak semangat dan lemas karna faktnya ia tidak bisa menjauhi Hersa.

Mendengar jawaban Anas, Travis semakin kesal "Kenapa sih? Gua udah bilang kalau lo butuh bantuan mending bilang gue" ucapnya.

"Ga semudah itu buat lepas dari dia" tetap tidak memberi alasan kepada Travis ia teguh pada pendiriannya.

"Karna jabatan lo? Kalau lo ga jadi wakil ketua BEM ga akan bikin lo mati kok, jalanin hidup lu kaya mahasiswa biasa aja" ucap Travis asal menebak.

"Enggak, bukan karna itu" lagi-lagi Anas tidak mau memberikan alasan padanya.

Travis semakin penasaran dengan perempuan itu "Terus?" tanya nya.

"Sorry gue gabisa jelasin, tapi please ya Vis sebisa mungkin lo gausa bikin masalah sama dia" baru kali ini Travis melihat perempuan memohon untuk laku-laki brengsek seperti Hersa.

"Gue ga janji, kalau dia ganggu Rei gue bakal abisin dia" ia menjawabnya tak acuh.

"Terserah lo tapi please dengan lo ga buat masalah sama dia lo udah ngebantu gue banget Vis" lagi-lagi Anas memohon pada Travis.

Travis semakin bingung dengan ucapan Anas, ia sangat ingin bertanya namun ia tau itu akan sia-sia.

"Terserah, kalau udah selesai gue mau balik nyari Rei" setelah berucap demikian Travis memutuskan untuk meninggalkan Anas.



TBC

NAHLOH? Ada yang goyah gak kapalnya? Wkwkwk

Berondong || Haruto Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang