"Sebenarnya apa yang salah dari takdirku. Mengapa semuanya serba sulit?"
_Aira Fhalisya_
Aira melemparkan tasnya asal. Gadis itu kesal setengah mati dengan sikap Arya yang terkesan sangat seenaknya sendiri. Mungkin bagi sebagian orang sekedar menyanyi adalah hal yang mudah. Terlebih bagi mereka yang tergabung dalam ekskul musik.
Namun persepsi itu sama sekali tak berlaku untuk Aira. Karena selama ia bergabung dengan ekskul tersebut, ia memilih konsentrasi musiknya bukan vocal.
"Aira, tumben nggak salim dulu sama Bunda?"
Aira menoleh ke sumber suara. Kila tersenyum menghampiri sang putri disambut dengan uluran tangan Aira lalu mengecupnya.
"Maaf ya Bunda, tadi Aira langsung ke kamar."
"Nggak papa sayang, Bunda Cuma mau mastiin aja kog tadi." Kata Kila penuh pengertian.
"Capek ya?" Tanya Kila ketika Aira merebahkan tubuhnya dengan berbantalkan paha sang bunda sebagai tumpuan.
Aira hanya menganggukkan kepalanya, gadis itu mulai terbuai dengan sapuan lembut yang bundanya berikan. Kila hanya tersenyum maklum, berusaha mengerti bagaimana kondisi sang putri.
Di belahan bumi yang lain, seorang pemuda nampak sangat konsentrasi dengan aktivitasnya menyalin beberapa kalimat kedalam buku. Yap. Orang itu adalah Bintang. Ia tengah disibukkan dengan tugas yang diberikan pembina untuk membuat beberapa lagu yang akan dibawakan untuk pagelaran seni sebentar lagi.
"Sudah selesai semua?"
"Tinggal satu lagi Pak, ini udah dua yang jadi."
"Oke lanjutkan. Kalau sudah jadi taruh di meja saya ya."
"Baik Pak." Bintang menjawabnya disertai anggukan. Beliau adalah Pak Satrio, satu-satunya pembina ekskul musik yang paling kompeten dibandingkan yang lainnya.
Beliau ini adalah tipe yang sangat totalitas dalam mempersembahkan sesuatu. Oleh karena itu, untuk pagelaran seni itu beliau mau murid-muridnya membawakan karya mereka sendiri. Karena itu akan menambah nilai plus pada nama sekolah yang mereka bawa.
Selepas Pak Satrio pergi, suasana ruang musik yang tadinya hening mendadak ramai karena kehadiran dua sahabat dan beberapa temannya yang berasal dari ekskul yang sama.
"Sibuk bener atuh si akang teh?" tanya Syafiq dengan logat khasnya. Cowok itu memang asli sunda, sehingga tak heran jika Syafiq sering sekali mencampurkan dialek khas orang Bandung itu kedalam kalimatnya.
"Daripada Lo pada ngerusuh mending nih cobain dulu enak nggak laguya." Lemparan kertas yang Bintang lakukan berhasil ditangkap dengans sempurna oleh Ardelio.
"Wih, Hujan Cinta. Keren nih judulnya."
"Jangan komen judulnya doang liriknya juga." Tegur Bintang pada teman-temannya. Selebihnya ia tidak tau lagi, karena ia memutuskan beranjak dari ruangan tersebut menuju kantin berniat membeli minuman.
Pembukaan acara pagelaran seni yang diselenggarakan di pusat Kota. Diawali dengan penampilan Band dari masing-masing sekolah yang ikut berpartisipasi dalam acara tersebut. Pagelaran seni memang rutin diselenggarakan dua tahun sekali. Tuan rumahnya pun berbeda-beda tergantung pada kota mana yang akan mendapatkan giliran.
Untuk tahun ini pusat kota lah yang menjadi lokasi penyelenggaraan pagelaran seni, dan SMA SWARADHANA adalah tuan rumahnya. Event pagelaran seni ini memang selalu menarik banyak perhatian anak muda. Karena event ini tidak hanya berisi beragam kompetisi dan pertunjukkan. Tapi juga terdapat beragam pameran karya seni mulai dari tradisional hingga yang modern, juga terdapat rentetan beragam tenda yang menyediakan beragam jajanan tradisional hingga modern.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Untuk Aira
General Fiction- E N D - Tantang aku dan kamu yang dipertemukan oleh takdir, lalu dipaksa berpisah karena keadaan. Entah siapa yang bersalah, aku atau kamu? atau mungkin takdir yang terlalu kejam untuk tak membiarkan kita bersama.