04

129 24 1
                                    

Kontradiksi selalu terjadi dalam setiap peristiwa hidup. Terkadang hidup memiliki banyak hal yang berada di luar prediksi dan jauh dari jangkauan kita. Ketika dihadapkan pada sebuah pilihan, dan kita telah memilih satu di antara pilihan-pilihan tersebut, bisa jadi muncul satu hal di luar prediksi yang telah kita pikirkan.

Misalnya apa yang menimpa Serena.

Mungkin sosok Serena dulu saat mengenang masa lalunya, perasaan yang akan pertama kali muncul adalah ironi dan penyesalan. Penyesalan bahwa mengapa ia terlalu pengecut untuk mengungkapkan bagaimana perasaannya, dan penyesalan akibat konsekuensi dari tindakan tersebut membuatnya harus mengubur perasaan sukanya dan menghilangkannya.

Serena yang sekarang telah menyadari bahwa perilakunya pada saat itu merupakan refleksi dari kenangan yang telah dilaluinya tersebut. Mengapa ia merasa sulit jatuh cinta, mengapa hidupnya sebagai orang dewasa sangatlah monoton, dan lain-lain. Hal itulah wujud dari refleksi yang lambat laun membentuk kepribadian tersebut.

Jika dapat di visualisasikan, mungkin Serena yang sekarang akan menatap masa lalunya saat ini sebagai orang konyol. Lebih tepatnya konyol akan segala tindakan dan kepribadinya di masa lalu. Serena adalah seorang pengecut.

Dulunya.

Dan ketika pada akhirnya Serena sadar akan sifat buruknya itu, Serena yang sekarang berjuang mati-matian membuang sifat tersebut. Tentunya dibantu dengan support system yang dimilikinya saat ini.

Inilah yang dimaksud Serena sebagai hidup terkadang diluar prediksi.

Sudah berjalan enam tahun semenjak ajakan kencan Gerald yang sukses menggegerkan hati Serena, dan sudah berjalan lima tahun semenjak hari pernikahan mereka telah terlewat.

Siapa yang menyangka bukan. Serena bahkan tak akan mengira bahwa ending yang didapatkannya seperti ini. Seperti siapa yang menyangka bahwa Gerald, yang sangat disukainya semenjak masa-masa remaja labilnya, kini tengah tidur dipangkuannya sambil bermanja-manja meminta untuk mengelus ubun-ubun kepalanya.

Bahkan pemikiran seperti itu sama sekali tak pernah terlintas dibenak Serena yang dulu. Maksudnya, dia tak akan sekurang ajar itu hingga memikirkan hal-hal seperti ini, kan.

Tapi siapa sangka, hal ini benar-benar menimpa Serena.

Ketika ajakan kencan Gerald berubah menjadi ajakan untuk menjalin sebuah hubungan kekasih, lalu setahun setelahnya berubah menjadi ajakan untuk berkomitmen seumur hidup, dan bahkan kini telah berjalan selama lima tahun semenjak lamaran pernikahan tersebut, siapa tahu jika takdir akan menuntun Serena seperti ini.

Gerald sendiri selalu menjadi pribadi yang lebih dewasa daripada Serena. Anehnya saat Serena berterus terang bahwa ia telah naksir Gerald semenjak SMA, pria itu malah terlihat kegirangan seakan-akan mendapat satu fakta yang sangat amat penting. Mungkin dari sorot matanya yang nampak seperti anak kecil itulah yang membuat Serena sulit melupakan kejadian tersebut.

Perubahan sifat Gerald kemudian berubah secara perlahan. Serena tarik ucapannya yang mengatakan bahwa Gerald selalu menjadi pribadi yang lebih dewasa dari dirinya.

Intinya, sosok Gerald dalam kehidupan pernikahan mereka sangat amat berbeda dengan sosok Gerald yang dikenalnya dulu. Bukan perbedaan yang spesifik, lebih ke arah perbedaan perilakunya saja.

Siapa yang menyangka ternyata Gerald merupakan tipe yang clingy kepada pasangannya.

Padahal jika dipikir-pikir saat mereka pacaran sikap Gerald tetap sama selayaknya Gerald yang dikenalnya.

"Kepala kamu berat. Kebas nih kakiku."

Serena menghela nafas pasrah ketika Gerald sama sekali tak mengindahkan kalimatnya, dan kini justru membenamkan wajahnya ke perut Serena. "Kok berhenti?"

"Baik, baginda."

Serena bisa merasakan getaran bibir Gerald di perutnya yang tengah terkekeh kecil setelah mendengar ucapannya itu. Kembali dia mengelus pucuk kepala suaminya.

"Apa nggak malu kalau dilihat anakmu nanti."

"Ya justru karena itu, mumpung Shera belum pulang."

Siapa yang tahu bahwa rencana Tuhan akan seindah ini?


FIN

[A/N]
Oke sebelum ada yang merasa nggak puas dengan klimaksnya aku spoilerin kalau masih ada 1 chapter lagi sebagai tambahan. Kan di chapter lalu aku udah sempet menyinggung kalau rencana cerita ini cuma ada 5 chapter. Nah untuk plot utamanya udah selesai sampai di sini😽😽

Aku memang sengaja bikin banyak time skip. Mungkin kalian juga sadar kalau dialog antara kedua tokoh ini juga minim, bahkan interaksi mereka. Justru karena itulah, aku bikin seperti ini supaya readers bisa berimajinasi seperti apa hubungan mereka.

Sebenarnya bagaimana hubungan mereka udah tersampaikan melalui narasi yang dilakukan Serena.

Sorry for typo/'s
Jangan lupa berikan vomment!

See u, next


Paekukiess

[17-06-2024]

BLOOM AGAIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang