Pukul 01.15
Hari sudah sangat larut, tapi jalanan Jakarta masih saja sibuk dengan keramaiannya. Kota besar ini sepeti tidak pernah memiliki waktu beristirahat. Tidak peduli siang ataupun malam, kota ini seolah dipaksa untuk terus mewadahi berbagai ambisi manusia. Bahkan pada dini hari sekalipun, suara deru kendaraan bermotor masih saja mendominasi tiap sudut2 kota.
Brrakk!
Ditengah keramaian itu, tiba2 saja terdengar suara benturan yang sangat keras. Tak lama dari itu, terlihat banyak orang mulai mengerumuni asal suara. Suasana mendadak kacau. Ada banyak wajah panik dan penasaran terpampang, memenuhi sebuah jalan raya, di tengah kota Jakarta. Sebuah kecelakaan dua motor besar, kini menjadi fokus orang2 disana. Memang tidak begitu parah. Tapi yang terjadi setelahnya lah, yang paling mengundang banyak perhatian.
"Bangsat! Lu kalau ga bisa bawa motor, jalan kaki aja." Ucap seorang pemuda dengan penuh amarah. Sekilas, pemuda itu melihat motor hitam besarnya yang ambruk secara mengenaskan di jalanan.
"Lu mabok, ya? Jelas2 lu yang ambil jalur gua." Balas pemuda lainnya
"Ahh! Bacot!"
Bugh.
Bughh.Aksi saling pukul antar dua pemuda yang baru saja bertabrakan itu akhirnya terjadi. Mereka berkelahi dengan sangat liar, membuat warga sulit untuk memisahkan keduanya. Tak lama dari itu, sebuah mobil polisi yang sedang berpatroli berhenti di bahu jalan. Tak butuh waktu lama, kedua pemuda itu akhirnya diringkus dan dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.
°°
Kantor polisi.
"Saya ga salah, Pak! Bapak jangan macem2 ya, sama saya. Bapak ga tau, siapa saya? Hah??" Bentak pemuda pemilik motor besar bewarna hitam
"Apa kamu sedang mengancam?" Tanya salah seorang polisi, menatap pemuda itu dengan tajam
"Pak, kami mengaku bersalah. Kami kurang berhati2 dalam berkendara dan kami juga telah membuat gaduh dijalanan. Kami mohon maaf." Ucap pemuda yang lainnya
"Lu apa2an sih? Lembek banget jadi cowok." Sahut pemuda yang sedari tadi berushaa mengeluarkan amarahnya
"Lu bisa diem, ga?" Balas pemuda, yang terlihat lebih bisa mengontrol emosinya
"Baik. Kami hanya akan memberi kalian peringatan. Jangan sampai hal2 seperti ini terulang kembali. Sekarang, kalian bisa pulang." Ucap salah seorang polisi yang sedari tadi menangani dua pemuda tersebut.
"Baik, Pak. Terimakasih. Sekali lagi kami mohon maaf."
Setelah dipersilahkan untuk keluar, dua pemuda itu kini berada di depan gerbang kantor polisi. Mereka masih sama2 berusaha mengatur napas. Se jagoan apapun mereka, kantor polisi tetap bukan menjadi pilihan yang baik. Maka kejadian malam ini tentu saja membuat mereka sedikit senam jantung.
"Gua Rasya. Dan gue harap kita ga akan pernah ketemu lagi." Ucap salah seorang pemuda yang bernama Rasya
"Kocak, lu." Balas pemuda lainnya, yang langsung menyalakan motor hitamnya dan berlalu
°°
Pukul 02.35
Kediaman Keluarga SanjayaSebentar lagi pagi, tapi di ruang keluarga rumah mewah itu masih terlihat seorang gadis cantik yang duduk dengan gelisah. Rasa kantuknya tak kunjung datang. Ditambah lagi, fakta bahwa Kakak laki2nya belum ada dirumah. Sedari tadi, gadis itu terus saja menatap ponsel. Berharap Kakaknya memberi kabar. Tapi nihil. Belum ada kabar apapun yang ia terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDIRA
Teen FictionMungkin ini klasik. Tidak juga begitu menarik. Tapi aku sedang berusaha membuatnya istimewa, pun membuat kalian akhirnya mau menetap. Aku juga selalu berharap, kalian bisa suka pada peran yang telah aku beri nyawa. Selamat membaca:)