13

229 14 6
                                    

Dika baru saja hendak masuk ke dalam mobilnya yang masih terparkir di pelaratan milik keluarga Sanjaya, ketika laki2 itu mendengar deru motor milik Rasya melewati gerbang. Seketika itu, Dika membatalkan niatnya untuk masuk mobil. Dengan sabar, Dika menunggu Rasya turun dari motor besarnya, dan berjalan mendekat. Diam2 Dika tengah menyiapkan jawaban. Jaga2 jika Rasya menanyakan maksud kedatangannya.

"Lu ke rumah, bro?" Tanya Rasya sambil mengajak Dika untuk melakukan tos ala2

"Haha.. iyaa. Gua tadi habis dari rumah temen, terus sekalian mampir." Jawab Dika.

Dika berbohong. Jelas2 laki2 itu sangat niat untuk datang ke rumah Sanjaya. Tujuannya hanya satu. Tak lain dan tak bukan adalah untuk bertemu dengan Adara. Gadis cantik yang kini menjadi pusat untuk segala rindunya.

"Oke. Lu, udah mau balik?" Balas Rasya, sambil menatap curiga pada Dika

"Iya. Gua udah mau balik. Tadi gua ngembaliin baju, lu. Terus sempet ketemu Adara juga." Jawab Dika

"Kenapa pakek dikembaliin segala, bro? Mau sekalian cari kesempatan lu, ya??" Tanya Rasya membuat Dika terdiam.

"Hahaha. Gua bercanda, Dik. Santai aja. Ngobrol apa aja, sama Adara?" Imbuh Rasya

"Hahah. Ga ada, Sya. Adara juga lagi sakit, kan?" Blas Dika yang kini mulai salah tingkah sendiri

"Iya. Habis jatoh, dia. Yaudah lu balik, sono. Ati2." Sahut Rasya.

"Oke. Gua balik, ya." Pamit Dika

°°

Kamar Adara.

"Itu tadi namanya siapa, non? Teman Mas Rasya, kan?" Tanya Mbok Tun sambil tangannya sibuk mengompres lebam baru di kaki Adara, akibat jatuh dari tangga tadi.

"Namanya Dika, Mbok. Iyaa. Dia temen Mas Rasya. Ganteng ya, Mbok?" Balss Adara yang sedari tadi tidak bisa menyembunyikan senyumannya.

Bagaimana tidak? Malam ini Adara mendapat perlakuan super manis dari laki2 selain Papa, Mas Rasya dan saudara2 nya yang lain. Dan, benar. Tiba2 saja semua terasa berbeda. Apalagi jika Adara mengingat moment disaat Dika menggendongnya tadi. Demii!! Adara berani bertaruh bahwa gadis itu merasakan ribuan kupu2 beterbangan di perutnya. Menciptakan sensasi geli, tapi menyenangkan. Adara suka. Ah, teman Mas Rasya yang satu ini benar2 tidak boleh dilewatkan.

"Ganteng, non. Apalagi tadi pas gendong non Adara ke kamar. Kelihatan macho." Jawab Mbok Tun

"Ihh, Mbok. Kayak ngerti macho aja." Sahut Adara

"Kalau macho, Mbok juga ngerti atuh, non." Balas Mbok Tun

"Siapa yang macho?" Tiba2 saja suara berat milik Mas Rasya terdengar, membuat Adara dan Mbok Tun dengan kompak menoleh ke arah pintu. Benar saja. Mas Rasya berdiri disana dengan ekspresi wajahnya yang sudah tidak bisa dikontrol. Entah apa yang membuat Kakak laki2 Adara itu memperlihatkan ekspresi seperti itu.

"Kepo." Sahut Adara. Ingat. Adara masih berada dalam mode kesal pada Mas Rasya.

"Eh, non. Kalau di tanya.. jawabnya yang baik. Jangan sewot2 gitu." Ucap Mbok Tun

"Biarin, Mbok. Lagian, udah tau adeknya sakit. Malah asik kencan." Sungut Adara

Jika kalian bertanya dari mana Adara bisa tau.. gadis itu baru saja membuka sosial media miliknya dan mendapati postingan instastory milik Naura. Postingan itu memperlihatkan foto candid Mas Rasya yang diambil dari arah samping, ditambah sekotak popcorn yang berada ditangan kakaknya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALDIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang