Part 3

538 74 11
                                    

Satu hari bagi Garin untuk tertidur.

Keesokkan harinya pasca operasi akhirnya Garin membuka matanya, dan yang pertama dia lihat adalah senyuman hangat sang wakil ketua, mami nya.

"Garin, are you okay?" Tanya nya.

Dan Garin hanya mengangguk, "I'm okay Mami, don't worry about me".

Mendengar jawaban Garin, Caine mengerenyitkan dahinya, jawaban itu lagi.

Ketika Caine ingin berbicara, seketika pintu ruangan Garin terbuka lebar "GAWRIN MARTHINI! LU UDAH BANGUN AJA JING!"

Menghela nafas, Caine menatap si perusuh tersebut, "Echi, tolong pelan-pelan di sini yang sakit bukan cuman Garin aja, Garin juga baru bangun jadi dia nya juga masih pusing"

Mendengar sang mami menegurnya, Echi hanya tertawa kaku sambil menggaruk belakang kepalanya, "Hehe, maaf mami"

Memasuki ruangan, ternyata bukan hanya Echi saja yang datang, tapi seluruh keluarga TNF datang menjenguk Garin.

"Akhirnya sang pangeran kodok bangun juga" ujar Krow

"Of course bro, i'm not that weak" jawab Garin dengan aksennya.

"Siapa yang lu cium sampe lu bangun?" Tanya Jaki

"The most beloved, the one and only, MAMI!"

"Eh, enak aja lu gila kali, elu yang gua kasih cium ke tembok mau lu?!" Rion yang mendengar jawaban Garin seketika terpancing, enak aja bininya di embat sama kodok.

"Nooo mami help me~" kata Garin sambil memeluk Caine. Caine yang menjadi bahan rebutan hanya terkekeh sambil mengelus kepala Garin.

Sedangkan yang lain hanya tertawa dengan interaksi tersebut, mereka bersyukur semua baik-baik saja, tidak ada yang berubah, Garin tidak berubah.
.
.
.
.
.
Ruangan tersebut akhirnya tenang kembali, hanya kesunyian yang kembali terasa, saat ini Caine dan Rion sedang mengantar para anomali nya keluar rumah sakit karena jam besuk sudah berakhir.

Lebih tepatnya Rion mengusir mereka semua di karenakan hari sudah malam, ia tidak ingin hal-hal yang tidak diinginkan terjadi ketika mereka pulang ke rumah jika terlalu malam.

Dan yang di ruangan tersebut hanya ada Garin seorang, berbaring sambil menatap langit-langit dengan pandangan yang kosong, ia hanya ingin pulang.

Tidak lama pintu kembali terbuka dan terlihat Caine masuk ke dalam kamar Garin, "Garin, are you okay?" Ucap nya sambil berjalan mendekati Garin.

Garin mencoba duduk kembali, ia tidak ada niat untuk tidur sama sekali. Mendengar pertanyaan tersebut Garin hanya menjawab, "I'm okay Mami, don't worry about me"

Ini yang ketiga kalinya Garin menjawab seperti itu, dan ini semakin membuatnya khawatir.

"Garin, aku tanya sekali lagi, are you okay?"

Mendengar pertanyaan yang menurutnya aneh, Garin memiringkan kepalanya sambil mengerenyitkan dahinya, dia tidak apa-apa dia tidak merasa sakit atau apapun, tapi mengapa mami nya terus menanyakan itu?

"I'm okay Mami, i don't feel pain animore, malahan aku bisa lari-larian sekarang hehe" Ucap Garin mencoba mempertegas bahwa dia baik-baik saja.

Namun jawaban itu belum membuat Caine puas, justru membuat ia semakin khawatir.

"No, bukan itu maksudku Garin. Maksud mami how do you feel Garin? Not about your wound or anything just about your feeling Garin just tell me"

Mendengar itu Garin diam terpaku, tidak biasanya ada seseorang yang bertanya mengenai perasaannya, atau mungkin tidak pernah.

Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang