десять(sepuluh)

6.6K 296 2
                                    

-votmen syang
Hyuzan - hyunjin


••
Nazel sedang dinner dengan jean di sebuah restoran terkenal di kota, suasana restoran sangat ramai.

"Zel?" Hyuzan tersenyum ke arah nazel yang menatap hyuzan kaget.

"Udah lama ga ketemu, makin cantik haha" Jean sudah mendatarkan wajahnya dan menatap hyuzan tajam dan terlihat sangat jelas raut wajahnya yang sangat marah.

"Gimana kabar bunda?" Nazel menatap gelisah jean yang sudah terlihat sangat marah tangannya mengepal dengan erat sampai urat-urat lengan nya terlihat.

"Baik." Itu bukan nazel yang menjawab tapi jean sembari menatap tajam hyuzan.

"Oh? anda siapanya?" Hyuzan sangat terlihat bingung menatap jean.

"Suaminya." Hyuzan sangat kaget tapi ia setelah nya tertawa.

Hyuzan itu mantan pacar nazel yang pertama kali having sex dengan nazel, makannya nazel sedikit was-was takut jean tau orang pertama yang sudah memperawaninya laki-laki yang ada di hadapannya.

"Ow selamat ya." Hyuzan tertawa tapi menatap jean dengan remeh.

"Kalau begitu selamat menikmati hidangan kalian, see you zel." Hyuzan akan pergi tapi ia sedikit merendah mendekati telinga jean.

"Selamat menikmati barang bekas saya tuan."

"Bajingan!" Jean langsung bangkit dan menahan kerah hyuzan dengan kencang dna meninju wajah hyuzan dengan keras sampai hidung hyuzan mengeluarkan darah.

"Ow calm down bro." hyuzan tersenyum miring sembari mengelap darah yang keluar dari hidungnya.

"Jean sudah jean!" Nazel menahan lengan jean yang akan memukul hyuzan lagi dengan sekali tarikan marka jean pun sudah terpisah dengan hyuzan, hyuzan mundur  sembari terus menahan darah yang keluar dari hidungnya.

"Kak marka? heza?" Nazel menatap kaget heza dan marka yang ada di sana.

"Zel, hyuzan kan..." Heza mendekati nazel sembari memeegang tangan nazel.

"Ya, aku tidak tau apa yang terjadi tiba-tiba jean mukul hyuzan." Nazel menatap khawatir jean yang terlihat sangat marah, orang-orang berkerumun melihat kejadian yang sedang di alami sekarang.

"Jangan pernah merendahkan kekasihku dengan mulut sampah mu bajingan!!" Jean hendak memukul hyuzan lagi yang hanya menatapnya dengan remeh.

"Itu fakta." Hyuzan hanya tersenyum miring membuat jean semakin marah tapi marka terus menahannya.

"Stop right now jean!" Marka langsung membawa jean pergi dari sana, nazel dan heza pun mengikutinya di belakang.
"Berhenti sekarang juga jean!"

"Kendalikan emosi mu, itu tempat umum orang-orang pasti tau kau sialan." Marka menatap jean dengan alis yang mengerut.

"Sudah-sudah ayo pulang." Nazel mendekat ke arah jean dan menggiring jean ke arah mobilnya.

"Kak marka, heza aku pulang duluan ya, makasih maaf merepotkan." Nazel sedikit berteriak sembari mendorong jean yang terlihat masih marah, marka dan heza pun hanya mengiyakan saja.


°°
Jean sedari tadi di dalam mobil hanya diam tidak berbicara sedikit pun raut wajah nya masih terlihat kesal dan marah.

"Jean?" Jean hanya diam tidak menjawab apapun hanya fokus ke jalanan saja.

"Dia yang pertama?" Jean sangat marah, jean pikir jika orang yang pertama untuk nazel itu jean tidak tau jean tidak akan marah seperti ini dia bakalan baik-baik aja, ternyata orang yang pertama dengan nazel orang yang dekat dan jean kenal.

"Jean itu udah lama." Nazel memegang bisep jean tapi jean menghempaskannya.

"Seterah mau lama atau ga! tetep aja kenapa harus sama hyuzan?" Jean menghentikan mobilnya menatap nazel dengan tajam.

"Maksud kamu?" Nazel menatap bingung jean.

"Bajingan itu musuh bebuyutan aku sedari sekolah menengah nazel! dia yang selalu mengambil semua yang aku miliki! kekasih, nilai, teman, dan bahkan kepercayaan." Jean sedikit berteriak ke arah nazel, dengan wajah yang memerah marah, urat di kening nya sampai terlihat.

"YA AKU GAK TAU ITU URUSAN KAMU SIALAN!!" Nazel meneteskan air mata nazel tidak suka di bentak seperti semuanya salah dirinya sekarang.

"Tapi kamu bekas dia!" Jean menunjuk nazel dengan marah.

Plak

"Bajingan!!" Nazel menampar jean lalu keluar dari mobil, hatinya sakit saat jean bicara soal bekas, harga dirinya hilang seketika ia seperti sampah sekarang nazel merasakan sangat murahan dan tidak ada harga diri lagi.

Jean tidak tau awal nazel melakukan itu pun itu sangat menyiksanya ia seperti pelacur, ia seperti tidak ada harga dirinya demi laki-laki yang bahkan nazel yang mengira awal nya sopan dan baik ternyata brengsek.

Nazel berjalan cepat entah tak tentu arah ia hanya mengikuti jalan aspal saja, dengan hati yang sangat sakit dan air mata yang terus keluar tanpa bisa nazel hentikan.

"Bajingan sialan!" Nazel menangis semakin kencang.

"FUCK!!" Jean meninju stir mobil lalu menyalakan mobilnya lagi dan berbalik mengejar nazel yang semakin menjauh.





see you the next chapter.
nyateee g nihhh???
pengen daging titan gue nyate nya🤣

LOVE MY BOSS•NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang