Hai, ketemu lagi kita, wkwk
Selamat membaca part pertama dari kisah bara-kala.Doain ya, semoga kali ini aku gak berhenti di tengah jalan lagi.
Semoga bisa lanjutin cerita ini sampai end, semoga cita cita aku tercapai. Jika sekiranya aku gak bisa jadi psikolog, setidaknya aku harus jadi penulis yang karya nya bisa di baca banyak orang.
Maapkan, malah jadi curhat aku:), whehehehe
Selamat membaca, semoga suka yaa:))
****
Seusai turun hujan yang begitu deras semalaman, kini saatnya matahari mulai menampakkan dirinya, banyak sekali manusia yang sekarang tengah sibuk bersiap untuk pergi bekerja, sekolah, atau bahkan melakukan berbagai aktivitas lainnya.
Begitu juga dengan perempuan berseragam sekolah lengkap dengan nama tag Niskala Nisha Anasera, yang kini perempuan itu tengah terdiam menatap dirinya ke cermin yang ada di kamarnya.
"Semoga hari ini tidak begitu melelahkan." lirihnya dengan tersenyum tipis.
Setelah itu, ia langsung bergegas turun untuk berangkat ke sekolah karena dirinya sengaja pergi lebih awal dari biasanya.
Saat tengah berjalan, langkah nya terhenti ketika melihat seseorang wanita cantik yang tengah tersenyum kearahnya.
Wanita itu, Alesha Maheswari. Ibu terhebat yang pernah Niskala punya.
"Nisha pergi kesekolah dulu ya, bunda." Pamit Niskala pada alesha yang tengah sibuk mempersiapkan sarapan pagi.
"Gak sarapan dulu?" tanya alesha dengan nada khawatir. Karena dirinya tahu bahwa putrinya selalu melupakan sarapan pagi.
Niskala menggeleng." Enggak bunda, Nisha mau langsung berangkat aja." jawabnya yang membuat alesha menghela nafas berat.
"Ya sudah kalo begitu, nanti jangan lupa sarapan ya? Nanti takutnya asam lambung kamu kambuh." Peringat alesha, khawatir.
"iyaa, bunda." Jawab nya, setelah itu ia menyalimi tangan sang bunda dan perlahan mulai beranjak dari sana.
Tetapi langkahnya tiba tiba terhenti ketika ia mendengar seseorang memanggil namanya.
"Nisha!" panggil seorang laki laki dengan setelan jas berwarna hitam.
Mahesa Birawana, seorang pemilik perusahaan yang terkenal di jakarta. Birawana group, nama perusahaan itu jelas sudah tak asing lagi, siapa yang tidak mengenal perusahaan itu?
Niskala menoleh, ia menatap ke sumber suara itu, dan mendapati ayahnya yang baru saja turun dari tangga seperti hendak pergi bekerja.
"Hari ini ada ulangan kan? Kamu harus mendapatkan nilai yang tinggi seperti biasa, paham?" ucap Mahesa dengan nada tegas yang membuat Niskala mengiris pelan.
"Nisha usahain ya, ayah." jawab Niskala dengan gugup.
Mahesa mengangguk singkat, ia memang selalu menegaskan kepada Niskala agar selalu mendapat nilai yang sempurna.
"Kamu mau kesekolah?" Tanya Mahesa, singkat.
"Iyaa, ayah. Ini lagi nunggu pak gio dateng." Jawab Niskala.
"Mau ayah anterin?" Tawar Mahesa.
Dengan perasaan senang Niskala mengangguk, kapan lagi kan bisa berangkat sekolah tapi di antar sama ayahnya? Biasanya ayah nya selalu sibuk, jadinya ia jarang sekali di antar ayahnya ke sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cafe Bintang Dan Bara
Teen Fiction"Cinta, tapi saingan tuhan" Tentang dua insan yang dipertemukan oleh semesta, dan tentang El Bara Satya Malik, sosok laki laki sederhana yang jatuh cinta pada seorang perempuan dengan segala keindahannya. Kira kira bagaimana ya awal dari pertemuan...