P R O L O G

75 7 0
                                    

Welcome..

Ini cerita aku yang kesekian kalinya hahaha.

Semoga semesta merestui kali ini yaaa!!

Siap untuk membaca kisah indah bara sama kala? Ku rasa sudah siap, haha.

Happy reading?



*******

"Tuhan, dia indah sekali. Apakah saya bisa memilikinya?"

*******

Suasana kantin kini tengah ramai, banyak murid yang menghabiskan waktu bersama teman teman nya untuk mengisi perut masing masing.

Begitupun dengan dua laki laki yang tengah duduk di pojok kanan kantin. Mereka tengah duduk dengan tenang dan menikmati makanannya

Ah ralat, hanya satu orang yang menikmati, satunya lagi tengah sibuk memandangi seseorang.

"Jangan di pandang terus bar, nanti lo makin suka," peringat laki laki yang bernama tag Haidar Askara Algerio.

Seketika laki laki yang bernama lengkap El Bara Satya Malik itu berhenti menatap perempuan itu dan beralih menatap sahabatnya,

"Dia Indah banget dar, apa gue bisa memilikinya?" Tanya bara pada Haidar selaku sahabat nya.

Haidar menggeleng," bar, dengerin gue. Lo sama dia itu gak akan pernah bersatu, karena lo sama dia berbeda" jelas Haidar.

Bara terdiam, lagi dan lagi ia di tampar kenyataan bahwa dirinya tidak akan pernah bisa bersatu dengan perempuan itu.

Haidar tahu bahwa bara menyukai perempuan itu, Haidar akui bahwa perempuan itu memang cantik dan indah, tetapi bagaimanapun juga bara tidak akan pernah bersatu dengan perempuan itu.

Karena mereka berdua berbeda keyakinan. Ya, bara dan perempuan itu memang berbeda agama. Itulah mengapa Haidar selalu menasehati bara agar tidak terlalu berharap banyak.

"Tapi gue mau dia dar, dia bener bener bikin gue jatuh cinta." ucap bara penuh penekanan.

Haidar menghela nafas berat, kenapa sahabatnya menjadi keras kepala seperti ini?

"Terus, lo mau ngambil dia dari tuhannya, gitu?" Tanya Haidar serius.

"Se brengsek apa pun lo bar, jangan pernah rebut dia dari tuhannya." sambung Haidar.

Bara diam, ia tak mampu berkutik bahkan menjawab. Mood nya seketika memburuk, ia bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Haidar yang tengah terdiam menatapnya.

"Gue harap suatu hari nanti, lo gak sakit sama harapan lo sendiri bar." batin Haidar didalam hatinya. 

Sebelum menyusul bara yang entah pergi kemana, Haidar bangkit dari duduknya dan tak lupa pula untuk membayar pesanan yang dipesan tadi, persetanan dengan makanan yang tidak habis itu.

Intinya sekarang ia harus pergi dan menjelaskan pada bara bahwa dirinya tak bermaksud apa apa. Ia hanya tak ingin bara sakit dikemudian hari.

Disisi lain, perempuan itu juga bangkit dari duduknya dan hendak pergi menuju ke kelasnya karena ada tugas yang harus ia selesaikan.

"Hari yang membosankan."lirihnya sebentar, lalu tiba tiba saja ia di kagetkan dengan kedatangan laki laki yang tengah tersenyum menatapnya.

"Astaga bian, Lo ngagetin gue aja" kesal perempuan itu.

Cafe Bintang Dan BaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang