Bara dan jakarta malam itu

16 2 0
                                    

Welcome, ehekkk ehekkk

KeTuAa up lagi niehhh, pada kangen gak?

Maaf banget ya lamaa up nya, ketua lagi sibuk bgtt, ditambah lagi ada sedikit masalah, whehe

Selamat membaca part ini:((

****

Cafe bintang, tempat dimana Niskala berada sekarang. Tempat yang selalu menjadi favorit baginya. Ia duduk disana menikmati suasana didalam cafe tersebut, suasana yang begitu nyaman dan ramai karena cafe tersebut tengah begitu dihuni oleh manusia manusia yang tengah menghabiskan waktunya disana.

Niskala duduk di dekat jendela cafe tersebut, karena dari sana ia bisa melihat pemandangan dari luar. Ia duduk dengan santai seraya menyeruput segelas minuman yang ia pesan tadi.

Tepat disaat itu, pintu cafe itu terbuka yang memperlihatkan seseorang laki laki yang datang dengan senyuman begitu manis, membuat dirinya menjadi sorotan semua orang yang ada di dalam cafe bintang tersebut.

Bara, ia melihat sekeliling seperti tengah mencari seseorang. Dan sedetik kemudian, ia tersenyum lebar ketika ia menemukan niskala yang berada di dekat jendela cafe itu.

Ia berjalan dengan senyum lebar. Sedangkan Niskala, ia terdiam sejenak melihatnya. "Tau darimana dia kalo gue ada disini?" Batin Niskala heran.

Kini, bara duduk tepat dihadapan dengan senyum yang masih terlihat begitu manis. Niskala mendatar kan wajahnya, meski sejatinya ia ingin berteriak karena tak sanggup melihat bara yang menatapnya dengan tersenyum seperti itu.

"Gue boleh duduk disini?" Tanya bara seraya menatapnya.

Niskala meletakkan gelas minuman ke meja, lalu matanya menatap bara dengan datar." Telat, udah duduk baru lo nanya" jawabnya ketus.

Bara terkekeh kecil mendengar nya, lalu ia tak berhenti menatap perempuan dihadapannya itu. Ia terkadang heran, mengapa ada manusia se perfect ini?

Merasa bara terus menerus menatapnya, membuat jantung Niskala berdetak begitu kencang. Pipinya memerah, lalu dengan penuh keberanian, ia menatap bara balik.

"Bisa gak? Gak usah natap gue terus?" Ujarnya seraya menatap bara datar, meski pipi nya memerah.

"Kenapa?" Tanya bara tersenyum simpul.

"Gue risih tau gak?" Jawabnya mengelak, dan bara tahu itu.

Bukannya sakit hati, bara malahan tertawa kecil mendengar nya. Ia tahu Niskala berbohong, itu hanya akal akalan, mana ada orang risih tapi pipinya merah.

"Yakin risih? Kalo emang lo risih, terus kenapa pipi lo merah gitu hm?" Tanya bara tersenyum jail.

PLISSS, SIAPAPUN BAWA NISKALA PERGI DARI SANA SEKARANG!!!

Niskala memalingkan wajahnya, ia malu, sungguh. Ia tak henti menggerutu dalam hati meratapi kebodohannya. Rasanya ia ingin menghilangkan detik itu juga. Apalagi ketika melihat wajah jail bara yang menertawai nya membuat dirinya bertambah kesal.

"Gak usah ketawa, gak lucu." Kesalnya seraya menyeruput kembali minumannya tadi.

"Lo lucu kala, gue suka." Ucap bara lembut seraya tangannya terangkat menghapus sisa minuman yang ada di sudut bibir Niskala.

"Terimakasih" ujar Niskala dengan sedikit gugup.

Jangan ditanya bagaimana kondisi detak jantung Niskala sekarang, rasanya ia meleleh ketika di perlakukan seperti itu. Namun seketika ia teringat bahwa ia lagi kesal dengan laki laki dihadapan itu.

Cafe Bintang Dan BaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang