⋆˚࿔ Tinta Pertama Untuknya 𝜗𝜚˚⋆Assalamu'alaikum! Hallo guys, selamat datang di cerita pertama Bblueuphoria. Saya selaku author sangat berterimakasih kalian ingin membaca cerita ini! Harap-harap para pembaca bisa menikmati dan menyukainya!
Jangan lupa bantu vote dan comments sebagai penyemangat author 💌
Selamat membaca!🪐🪐🪐🪐🪐
Memperkenalkan
"Aku tidak memiliki apapun selain luka ku." - Aira.
"Lagipula gue udah cukup bahagia." - Adipa.
"Aku persembahkan buku ini sebagai keikhlasan." - Lulana.
"Aku menanti yang terbaik dan menyiakan yang lebih baik." - Liam.
🪐🪐🪐🪐🪐
Sepertinya senja bisa iri melihat dua insan tengah menikmati keindahannya dengan duduk tenang dan jarak yang tak terpaut jauh.
"Dibanding mendengar, menulis lebih baik."
Dua sudut bibir manisnya tertarik membentuk lengkungan indah di wajah cantiknya. Surai lembut pemudi itu bergoyang kala pemilik nya menoleh pada lawan bicara yang sudah menatapnya lama.
"Kenapa?" Tanya pemuda berahang tegas.
"Dengan menulis, kita bisa lihat jejak tertinggal. Kita masih bisa membaca walaupun tulisan itu sudah tertulis puluhan tahun lalu," ucapnya begitu pelan dan mendalam.
"Bukannya mendengar lebih baik? Kita bisa merekam suara yang kedepannya nggak bisa lagi kita dengar selamanya."
"Bagi aku, bisa ingat suara seseorang yang kita sayang sudah tiada itu sakit. Karena ternyata sebatas rekaman lama yang cuma bisa kita dengar ulang. Dan takutnya, rekaman itu bisa rusak kapan aja."
Angin berhembus damai. Menerbangkan helai perhelai rambut gadis itu yang masih sibuk dengan sesi mengagumi lembayung.
Pemuda berahang tegas tersebut menyelipkan beberapa helai ke telinga pujaan hatinya agar ia dapat melihat kecantikan si nona manis dari satu sisi. Ia berucap syukur karena diberi kesempatan melihat dua ciptaan Tuhan yang indah dalam satu waktu.
Senja dan gadis pujaannya.
"Seandainya di dunia ini waktu aku hampir habis, aku mau ada seseorang menulis sesuatu buat aku besok."
"Jangan ngomong begitu, Aira."
Gadis bernama Aira yang awalnya mendongak kini menoleh pada titik dimana pemuda tampan menatapnya khawatir.
"Ada yang salah dari ucapan aku?"
Sang Tuan menghela nafas, "bukan karena salah, tapi jangan berbicara asal. Apalagi mengungkit kata andai. Jangan buat gue sakit karena suara lo tadi."
Iris hitam mereka saling bertemu sapa, seketika perasaan hangat menyelimuti tubuh kala pandang bertemu. Semesta berbaik hati memutar waktu dengan lambat agar dua anak bumi nya dapat menghabiskan waktu saling mengagumi meski di waktu yang sama, semesta juga memberi luka sekali lagi.
"Adipa." Suara Aira mengalun merdu di indra pendengar pemuda itu.
"Iya?"
"Kalaupun kamu nggak bisa mengabulkan keinginan ku tadi nggak apa-apa, lagipula aku juga nggak bisa mengabulkan keinginan kamu."
Adipa menggeleng lalu meraih kedua tangan Aira untuk terkunci dalam genggamannya, "masih banyak keinginan lain yang bisa kita dapat dan sampai waktu itu tiba, tolong tetap bertahan di sini. Sama gue, Aira. Gue akan selalu ada buat lo."
Kenapa dunia selalu jahat pada orang baik. Aira nyaris menangis mendapat kebaikan Adipa, ia merasa bersalah telah menyakiti pemuda itu. Jika saja bisa, Aira tidak akan memilih menoreh luka.
Saat ini, Aira memitip salam pada senja.
"Semoga pertemuan kita, akan di tutup dengan perpisahan yang nggak menyakiti kamu. Walaupun sejatinya nggak ada perpisahan yang baik-baik aja."
⋆˚࿔ Tinta Pertama Untuknya 𝜗𝜚˚⋆
•••••Cerita ini pure atas karangan dan imajinasi Bblueuphoria. Mohon untuk tidak menjiplaknya. Terimakasih!
KAMU SEDANG MEMBACA
Tinta Pertama Untuknya
Teen Fiction"Jangan beri hati kamu sama seseorang yang hati nya sudah lelah." Secarik kisah tentang Nona manis Yogyakarta dan Pemuda Tampan Jakarta. Ibarat kata, bertemu orang tepat namun di waktu yang salah. Sejuta terimakasih teruntuk Adipa. Serta sejuta ter...