Story cover for Tinta Pertama Untuknya  by bblueuphoria
Tinta Pertama Untuknya
  • WpView
    Reads 1,314
  • WpVote
    Votes 110
  • WpPart
    Parts 18
  • WpView
    Reads 1,314
  • WpVote
    Votes 110
  • WpPart
    Parts 18
Ongoing, First published Jun 17, 2024
"Jangan beri hati kamu sama seseorang yang hati nya sudah lelah."

Secarik kisah tentang Nona manis Yogyakarta dan Pemuda Tampan Jakarta. Ibarat kata, bertemu orang tepat namun di waktu yang salah. 

Sejuta terimakasih teruntuk Adipa. Serta sejuta terimakasih pula teruntuk Yogyakarta, telah mempersilahkan dirinya menjadi asmaraloka mereka meski hanya menjadi harsa nandikara sementara.

Hadirnya Adipa di buana merupakan sempena bagi mereka, terutama teruntuk Aira yang kehilangan malaikat tak bersayap nya. Sosoknya akan terus terkenang baik di dalam kalbu. 

Aksara ini Aira persembahkan sebagai bentuk terimakasihnya. Agar nantinya
pemilik nama Naufal Pradipa Arshakalif akan menjadi amerta melalui pena tinta hitam Aira.
All Rights Reserved
Sign up to add Tinta Pertama Untuknya to your library and receive updates
or
#23motivasi
Content Guidelines
You may also like
Dusk in the city memories by cinxziaa
7 parts Complete
Alyra Viona Celeste 18y.o, Ke Jogja adalah chapter baru dalam hidupnya.Tinggal di apartemen kecil di Baciro, lantai 4, dengan view kota Jogja yang bikin dia sering bengong sambil sketsa di golden hour, ngeliatin lampu-lampu kota yang mulai nyala satu-satu, sambil kangen masakan emak, Alyra yang perlahan mulai jatuh cinta dengan kota yang sedang ia tempati. Apalagi sejak bertemu Kael, seorang pria misterius yang selalu ada di setiap momen-momen penting first year Alyra di Jogja. ia menulis ceritanya sendiri tentang adaptasi, mimpi, dan mungkin tentang seseorang yang membuat jantungnya selalu berdebar setiap kali harus mendongak 38 cm ke atas Raden Kaelvaltor Cardenal 'Kael' tipe cowok yang kehadirannya langsung kerasa begitu dia hadir.Tinggi 188 cm dengan postur atletis lean, kulitnya tan perpaduan sempurna antara darah indo dan entah dari mana yang membuat Alyra sering menebak-nebak dia campuran negara mana Eropa? Timur Tengah? Dengan rambutnya yang hitam legam, dipotong undercut modern tapi sering berantakan dengan cara yang somehow, Matanya yang paling striking hitam pekat, deep-set dengan tatapan intense rasanya seperti membaca seluruh isi kepala lawan bicaranya. Rahang tegas, dan ada tato kecil geometris di pergelangan tangan kiri yang Alyra belum pernah berani tanya artinya. Kael bukan tipe yang ramah dengan semua orang. ia selective , man of few words, tapi kalau udh ngbrl kata'ny selalu berbbt.di balik dinginya,dia actually really observant dan protective dengan cara yang subtle tiba" 18vs24 Kael clearly lebih mature dan kayaknya ngeliat Alyra cuma sebagai adik kecil. Tapi ada momen-momen yang membuat Alyra mikir jangan-jangan waktu itu dia bilang You are stronger than you think, Alyra whyy Siapa sebnrny Kael? Kenapa dia di Jogja? yang punya lineage bangsawan Jawa tapi clearly ada bloodline lain? Dan apkh Kael jg ngerasain something more, atau Alyra cma overthinking karena efek height difference yng bikin every interaction feels more intimate?
You may also like
Slide 1 of 8
KARAFERNELIA  cover
Lima Pandhawa [END] cover
Empty | 00L NCT Dream cover
AILAH(END)✅ cover
Our greatest world Papa chap.2 cover
Delapan Warna Gyaneshwara cover
RAVENELEA (ON-GOING) cover
Dusk in the city memories cover

KARAFERNELIA

47 parts Ongoing

Cerita ini menggambarkan perjalanan emosional Bryan dan Alesha serta dampaknya pada anak-anak mereka, menggambarkan kebahagiaan di tengah kesedihan dan harapan untuk masa depan. .... Raka berdiri di tengah kamar, wajahnya merah dan napasnya memburu. "Lu mending keluar dari kamar gue sekarang juga! Lu cuma ganggu gue, tau nggak? Bicara yang penting-penting aja, jangan cuman bikin ribut!" ujarnya dengan emosi memuncak. Bian, yang sudah lelah dengan suasana tegang, menjawab dengan nada kesal, "Biasa aja napa sih? Iya, iya, gue keluar. Gue nggak akan ganggu lo lagi." Dengan geram, Bian membuka pintu dengan keras dan menutupnya sampai bergetar. Kamar itu kini hening. Raka berdiri diam, meresapi kesunyian yang menggigit. Di sudut kamar, dia membiarkan air mata menetes perlahan, wajahnya tersembunyi di balik tangan. Dalam isak tangisnya, dia berbisik, "Gue nggak benci, gue cuma kangen. Gue pengen banget ngerasain pelukan dari sosok ayah, tapi dia udah punya keluarga sendiri, jadi gue nggak bisa ganggu dia." Raka merasa frustasi dan terpuruk, merasakan setiap detik beratnya kepergian dan kekosongan yang ditinggalkan. Seperti jejak langkah yang meninggalkan bekas, kenangan itu terus menghantui dan menyisakan luka dalam hati.