Terimakasih Daffa

35 4 0
                                    


⋆˚࿔ Tinta Pertama Untuknya 𝜗𝜚˚⋆

Assalamu'alaikum! Hallo guys, selamat datang di cerita pertama Bblueuphoria. Saya selaku author sangat berterimakasih kalian ingin membaca cerita ini! Harap-harap para pembaca bisa menikmati dan menyukainya!

Jangan lupa bantu vote dan comments sebagai penyemangat author 💌
Selamat membaca!

🪐🪐🪐🪐🪐

Bu Retno selaku Guru Bahasa Indonesia merampungkan kegiatan ajar-mengajar nya kala bel istirahat sudah berbunyi nyaring dan menjadi nikmat terbaik untuk siswa seperti Lulana yang kelaparan.

"Alhamdulilah hatur nuhun Ya Gusti, Lulan sudah dibolehkan makan hehehe," ucap Lulana penuh syukur.

"Dasar." Aira gelengkan kepala sembari tertawa.

"Kamu mau beli apa, Ra? Aku bilangin sekalian ke Mas Liam," tanya Lulana.

Kelas Liam tepat bersebelahan dengan kantin ketimbang kelas mereka yang ada di lantai dua jadi Lulana ataupun Aira sering meminta tolong Liam untuk memesan kan mereka dahulu sebelum kehabisan.

"Aku bawa bekal, kamu aja."

"Kamu lagi irit, ya?" Lulana sangat mengenal sahabatnya. Aira bukan tipe orang yang sering membawa bekal setiap hari, gadis itu hanya membawa ketika ingin menyisakan uang sakunya.

"Hehehe iya."

"Mau aku traktir in?"

"Ndak perlu, Lan. Aku sudah bawa makanan sendiri."

"Yakin? Atau mau minum aja?"

"Aku ada bawa dari rumah."

"Gorengan-gorengan?"

Aira tersenyum tipis. Ia beruntung memiliki sahabat yang sangat dermawan padanya, namun bukan berarti Aira bisa menerima kebaikan Lulana dengan seenaknya.

"Enggaaakk. Sudah cepet pesen ke Mas Liam, nanti selak habis."

(Nanti keburu habis)

"Ya udah deh." Lulana mencari kontak Liam di deretan nama-nama orang lain. Ia pun memencet tombol panggilan ketika menemukan nomor laki-laki itu.

"Assalamu'alaikum." Suara Liam berbicara.

"Wa'alaikumsalam. Mas Liam seperti biasa ya."

"Ck. Memang aku ini kurir delivery?"

"Ya ampun Mas 'kan Lulan minta tolong."

"Kamu minta tolong setiap hari, Lan."

"Eh iya ya." Lulana mentertawai diri sendiri. Alih-alih merasa tak enak pada Liam, ia malah tetap ingin meminta tolong pada laki-laki itu, "nggak apa-apa lah, sesama manusia 'kan harus saling membantu."

"Sekarep mu lah. Matiin sek, aku mau ke kantin sekarang."

"Siap! Terimakasih Mas Liam! Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Lulana memasukkan ponselnya ke dalam saku. Kemudian ia dan Aira beranjak ke kantin namun di pertengahan jalan seorang laki-laki menghadang jalan mereka. Laki-laki sama yang menegur suara tawa mereka waktu itu.

"Kenapa ya?" Celetuk Lulana seraya menatap curiga.

"Aira?" Daffa menunjuk pemilik nama.

"Kamu tahu nama ku?" Bahkan Aira tidak mengenal Daffa. Ia memang sering berpas-pasan tapi tidak saling kenal.

Tinta Pertama Untuknya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang