Kalimat Sederhananya

19 4 0
                                    

⋆˚࿔ Tinta Pertama Untuknya 𝜗𝜚˚⋆

Assalamu'alaikum! Hallo guys, selamat datang di cerita pertama Bblueuphoria. Saya selaku author sangat berterimakasih kalian ingin membaca cerita ini! Harap-harap para pembaca bisa menikmati dan menyukainya!

Jangan lupa bantu vote dan comments sebagai penyemangat author 💌
Selamat membaca!

Jangan lupa bantu vote dan comments sebagai penyemangat author 💌Selamat membaca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🪐🪐🪐🪐🪐


Baru saja mereka menapakkan kaki di sana, keduanya sontak menjadi bahan obrolan gosip. Meskipun suasana sekitar toko banyak pengunjung, namun suara-suara tersebut masih sampai di telinga mereka berdua.

"Pakdhe kentangipun setengah kilo," ucap Aira seraya melihat-lihat sayuran lain.

(Paman kentang nya setengah kilo)

"Siap nduk Aira! Tunggu sebentar yo." Pakdhe Basuki pergi ke belakang untuk mengambil persediaan plastik yang habis.

"Bapak ini kenal lo, Ra?"

Adipa sedari tadi mengekori kemanapun Aira jalan. Pemuda itu bertanya-tanya dalam kepala mengapa semua orang menatapnya serta Aira dengan tersenyum aneh. Seperti orangtua yang kesenangan mendapat cucu pertama.

Andai saja Adipa sudah fasih bahasa Jawa, ia akan paham jika saat ini dirinya dan Aira dibincangkan dengan tajuk, pacar Aira ganteng.

"Iyo, aku sering kesini," jawab Aira, sambil mengalihkan wajah agar tak menatap Adipa. Aira malu memberitahu laki-laki itu jika mereka di anggap sepasang kekasih.

"Mereka ngomongin apaan sih? Gue berasa lagi di obrolin dari tadi." Adipa menggaruk rambutnya yang tak gatal.

"Mas nya pacar'e nduk Anin?" Sahutan Pakdhe Basuki membuat dua sejoli itu berdiri kaku.

"Sanes Pakdhe, puniki kanca kula, tangga enggal," papar Aira seraya menyilangkan lengan.

(Bukan Pakdhe, ini teman saya, tetangga baru)

Walaupun ia tak sepenuhnya paham namun Adipa tahu Aira tengah menyangkal dugaan Pakdhe Basuki.

"Saya temannya, Pak." Ucap Adipa tersenyum ramah.

"Walah mung temen to. Habis Aira kalau kesini selalu sendiri atau nggak sama temen perempuannya, baru kali ini Anin bawa laki-laki."

"Artinya Liam-Liam itu nggak pernah kesini sama Aira?" Senyum miring terlukis di air wajah Adipa, penuh kemenangan.

"Karo opo meneh nduk Aira?" Tanya Pakde Basuki seraya menyerahkan satu plastik kentang ke Aira.

(Sama apalagi nak Aira?"

Tinta Pertama Untuknya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang