Kasih Sayang untuk Adikku

18 3 0
                                    


⋆˚࿔ Tinta Pertama Untuknya 𝜗𝜚˚⋆

Assalamu'alaikum! Hallo guys, selamat datang di cerita pertama Bblueuphoria. Saya selaku author sangat berterimakasih kalian ingin membaca cerita ini! Harap-harap para pembaca bisa menikmati dan menyukainya!

Jangan lupa bantu vote dan comments sebagai penyemangat author 💌
Selamat membaca!

Jangan lupa bantu vote dan comments sebagai penyemangat author 💌Selamat membaca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🪐🪐🪐🪐🪐

"Maaf, ya, Ra."

"Nggak apa-apa, bukan salah kamu."

Niat ingin pamer pada Yogyakarta karena sekali lagi Aira menaiki jok belakang motornya, tetapi harus tertunda diakibatkan ban motor nya tak mau di ajak kerjasama. Bocor di tengah jalan. Adipa mendengus kesal.

Beruntung mereka berhenti di dekat bengkel kalau tidak, Adipa akan merasa sangat bersalah karena membuat gadis itu terlibat nasib sialnya.

"Lo buru-buru, ya?" Tanya Adipa menyadari gerak-gerik Aira selalu melirik jam di benda pipih.

"Iya, Ayyi di rumah. Nggak tega ninggalin sendirian lama-lama."

"Ayyi?"

"Oh dia adik perempuan ku, Jayyidah."

Selama melewati rumah Aira, Adipa belum sekalipun melihat perawakan Ayyi dan baru sekarang ia tahu Aira memiliki adik. Adipa kira Aira anak terakhir.

"Ternyata lo punya adik, seru pasti."

Aira menatap bingung, "seru bagaimana maksud kamu?"

"Dari dulu gue pengin punya adik, supaya nantinya bisa ngasih contoh yang baik buat dia. Gue pengin ngerasain gimana rasanya ngerawat dia sampai besar "

Semua keinginan Adipa telah Aira lakoni hingga Ayyi tumbuh menjadi remaja, hanya saja apa yang Aira beri tak membawa kebaikan apapun pada hubungan mereka. Terkadang memang semua tak sejalan seperti yang diinginkan meski sudah memberikan segalanya.

"Iya, seru." Aira tersenyum tipis.

Memiliki mata setajam elang membuat Adipa dapat memahami keadaan sekitar dengan sangat teliti pula. Maka sekarang laki-laki itu bisa melihat, apa yang barusan ia ucapkan rupanya tak berjalan baik pada Aira.

"Mas, masih lama?" Tanya Adipa.

"Tasih, Mas."

Adipa menggaruk kening, tak paham artinya.

"Artinya masih," jawab Aira.

"Ah... Mas saya tinggal sebentar nggak apa-apa?"

"Oh iya nggak apa-apa," jawab tukang bengkel itu dengan Bahasa Indonesia setelah mengetahui pelanggan nya tak bisa Bahasa Jawa.

Tinta Pertama Untuknya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang